Bab 14

141 16 1
                                    

Aku terbangun disebuah kasur kecil didalam suatu rumah.

"Aww,dimana ini?" Tanyaku lalu memegangi kepalaku yang masih sedikit pusing. Aku bangun lalu turun dari kasur yang entahlah sepertinya tidak asing. Aku buka pintu kamar itu lalu keluar dari sana. Aku turun dan berkeliling melihat sekeliling rumah ini. Tampaknya rumah ini tak asing bagiku. Tapi dimana? Saat aku memasuki dapur aku melihat seorang anak kecil yang sedang bermain boneka. Sebentar,aku mengenal anak itu.

Aku keluar dari rumah itu dan melihat seorang anak laki laki dan seorang anak perempuan yang sedang bermain bola basket. Apakah itu,ka anan? Dan aku? Aku lalu berlari masuk kedalam rumah dan langsung menuju dapur. Aku melihat laki laki yang sedang memegang pisau bersimbah darah dan seorang anak kecil tergeletak tak bernyawa masih memegang bonekanya. Ayah langsung melepaskan pisaunya dan duduk terjatuh disamping arnita. Tiba tiba seorang wanita cantik berumur 30'an datang. Dia melihat kearah ayah dan arnita. Bunda berlari dan duduk terjatuh juga disamping arnita.

"Ayah,siapa yang,melakukan ini?" Tanya bunda yang sudah menangis memeluk arnita.

"A-aku gatau. Arnita sudah terbujur kaku disini saat aku masuk kesini." Ucap ayah. Aku tak mau mendengarnya,aku berlari keluar rumah dalam keadaan menangis. Aku berlari berlari dan berlari sambil menutup kedua telingaku.

"Neta...!!! Netaa...!!! Neta...!!!" Teriak seseorang

Tiba tiba aku terbangun didalam suatu ruangan serba putih dengan bau obat yang menyengat.

"Neta?neta lo gapapa?" Tanya arya disampingku. Dan tak peduli apa yang aku fikirkan aku langsung memeluk arya dengan erat.

"Gue takut sumpah gue takut arya. Please,siapapun selamatkan gue." ucapku yang masih berada didalam pelukannya.

"Hey hey,ada gue lo tenang aja oke?" Ucapnya sambil mengelus ngelus rambutku. Rasanya tenang dan nyaman.tapi tunggu sebentar. Menurutku ada yang salah disini. Aku melihat jam dalam keadaan posisi yang tidak berubah dan aku terbelalak kaget mengingat aku ada kompetisi jam dua siang ini. Dan ini jam 13.40 kawan kawan!! Aku langsung melompat dari kasur dan pergi keluar mencari rio. Aku benar benar harus mencari manusia itu. Aku tak peduli dengan teriakan arya. Yang aku tau aku harus cepat menemukan manusia itu.

***

setelah sepuluh menit mungkin aku berlari lari mencari rio aku masih tidak menemukan batang hidungnya.

Dia tidak ada. Apakah dia,menghilang? No no and no gamungkin manusia itu diculik. Gaada harganya. Akupun mulai merasakan panas ditelapak kakiku karna yang aku ingat aku loncat lalu berlari keluar sekolah dan berkeliling lapangan dan tempat bazzar tanpa memakai alas kaki. Saat aku ingin berlari lagi ada sebuah tangan besar yang hangat menggenggam pergelangan tanganku. Saat aku membalikkan tubuhku dan sudah menyiapkan sumpah serapah untuk orang yang berani beraninya menghentikan langkahku dan aku langsung terdiam.

Dia,arya yang menahan tanganku. Dengan sebelah tangannya membawa sendal.

"Inget pake sendal ga?" Tanya dia datar.

"Engga.lupa" jawabku polos.

"Pake." Ucapnya datar lalu melempar sendal itu kebawah. Namun saat aku mengangkat kakiku rasa perih menjalar ketubuhku. Arya yang sadar dengan perubahan mukaku langsung melihat kebawah.

"Kaki lo kenapa?" Tanyanya,datar (lagi)

Aku hanya menggeleng lalu berusaha menggunakan sendal. Tanpa persetujuanku arya langsung mengangkat kakiku dan menaruh tangannya dibawah leherku. Dia,menggendongku tanpa persetujuan dari yang punya badan. Tak lama banyak orang yang melihat kearah kami dan mulai berbisik bisim bahkan malah ada yang kegirangan. Arya membopongku hingga keruangan UKS dan mendudukanku dikasur yang tadi aku tempati. Dia pergi lalu mencari sesuatu.

Dia datang membawa salep,alkohol, dan sebuah baskom kecil. Dari mana dia mendapat baskom itu? Dia duduk didepanku lalu mengangkat kakiku. Aku meringis kesakitan dan dia menurunkan kakiku lagi.

"Jangan diulangin" ucapnya datar.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Jangan bikin diri lo sakit. Gue gasuka." Ucapnya datar,lagi. Aku hanya ber 'oh' ria lalu diam.

Dia mulai mengambil kain yang ada di baskom itu. Dia mengangkat kakiku lalu mulai mengompres kakiku. Aku meringis kesakitan,diapun melihatku lalu melakukannya lagi dengan sangat pelan pelan. Tak lama diapun membuka botol alkohol dan menuangkannya ke kapas dan mulai mengoleskan kekakiku yang terluka. Dia melakukannya sangat lembut,seperti jika tidak secara pelan pelan aku akan pecah. Tak lama dia membuka salepnya dan mengoleskan kedaerah telapak kakiku yang melepuh.lalu dia membalut lukaku hingga kaki ku tertutup rapi dan terhindar dari debu debu dan kuman nan jahat yang berani menggangu kakiku. Aku melihat kearah jam dan waktu menunjukkan 13.55 dan aku langsung meloncat lagi namun arya yang posisinya masih didepanku menahanku untuk lompat dikarenakan kakiku yang sedang cedera ini.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Nyari rio,lagi" ucapku polos,lagi.

"Rio gaada. Dia pulang" jawabnya enteng.

"Lohee?! Ko pulang sih?!" Tanyaku sedikit berteriak.

"Gatau." Ucapnya datar sambil berjalan kedepan sambil membawa baskom.

"Terus gue gimana?!" Tanyaku sedikit kesal.

"Gimana apanya?" Tanya nya sambil menaruh baskom tadi.

"Gue ada lomba nyanyi dan kalo gue gadateng gue kalah sama nenek lampir nan makeup tebel ituu!!" Ucapku jengkel.

"Lo gabisa jalan." Ucapnya yang masih sibuk dengan baskomnya.

"Gananya. Pokoknya gua harus kesana dan nyari rio!!" Ucapku kesal. Dia langsung berbalik dan datang kearahku dengan tatapan tajamnya. Aku sedikit mundur karena matanya yang setajam cutter menatapku intens. Tanpa persetujuanku untuk yang kedua kalinya dia menggendongku lagi dengan gaya ala ala pangeran dan membawa ku ketempat yang dari tadi aku ucapkan. Dan ngomong ngomong kompetisi menyanyi solo kemarin dibatalkan karna banyak yang tak berminat dan akhirnya diperbolehkan dua sampai empat orang. Semua orang menatapku,termasuk britney yang barusan turun dari panggung dan tersenyum puas pun memudar saat melihat kearahku yang sedang dibopong layaknya karung beras dan mengapa arya tidak bawel dengan berat badanku?

Dia mendudukanku disebuah kursi dekat panggung lalu dia pergi ke atas panggung lalu berbicara kepada mc. Lalu dia pergi entah kemana aku tak tahu.

"Oke,kita lanjutkan perlombaan ini. Kita akan menampilkan penampilan pasangan yang katanya lagi panas ini dan inilah kita tampilkan arneta dan arya!" Ucap mc yang berada diatas panggung. Sebentar,maksutnya? Apa?! aku harus kedepan keatas panggung bersama alien itu?!

"Untuk arneta dan arya dipersilahkan keatas panggung" ucap mcnya lagi. Dan aku benar benar terkena panic attack.

Dan tiba tiba ada yang menepuk bahuku.

"Ayok,keatas." Ucapnya datar sambil memegang sebuah gitar ditangan kirinya. Aku menepuk nepuk kedua pipiku. Dan aku rasa ini bukanlah mimpi belaka.

My Cold KaichoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang