Part 5

13 0 0
                                    

"Yui, bisa kita bicara?" David menarik tanganku tanpa menunggu persetujuanku, dan akupun mengikutinya tanpa penolakan.

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Al?" Pertanyaan yang paling tidak ingin aku dengar keluar dari mulut David.

"Apa maksudmu?" tanyaku tidak mengerti.

"Jangan pura-pura bodoh, katakan padaku hubungan apa yang sedang kau jalin dengannya?" tanya David dengan nada yang aku sama sekali tidak mengerti. Sekilas aku melihat matanya seperti ada kepedihan, tapi kenapa?

"Aku dan Al hanya berteman, sama seperti denganmu" jawabku mantap, aku dan Al memang hanya berteman.

"Jangan bohong, aku tahu kau dan dia lebih dari itu!" tuduh David, aku merasa perlakuan David sekarang ini persis ketika seorang Ayah mendapati putrinya sedang berpacaran sementara dia belum mengijinkan putrinya untuk pacaran. Sebernarnya ada apa dengannya? Aku benar-benar bingung dengan sikap David sekarang.

"Kami memang lebih dari itu! kami sahabat!" emosiku mulai naik, aku tidak terima jika David seenaknya mencampuri urusanku. Selama ini selain dengan Al, aku juga cukup dekat dengan David dan David selalu memberikan rasa nyaman dan aman saat berada disisinya, tapi aku tidak pernah mencampuri urusannya lalu kenapa sekarang dia mencampuri urusanku.

"Kau lebih dari itu, aku tahu kau mencintainya!" Degg tuduhan David kali ini sudah sangat berlebihan.

"Lalu kenapa kalau iya? Apa maumu sebenarnya?" teriakku, kali ini kesabaranku sudah habis, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Aku bahkan tidak tahu apakah benar aku mencintai Al atau tidak, yang aku tahu aku hidupku semakin berwarna dengan berada disisinya.

"Baiklah, aku puas mendengar langsung darimu. Semoga kau bahagia!" ucap David kemudian meninggalkanku, saat itu emosiku masih belum stabil jadi aku membiarkannya pergi begitu saja tanpa bertanya kenapa dia bersikap seperti ini padaku.
--

"Yui!" aku mendengar seseorang memanggilku saat aku berjalan menyusuri lorong kelas tempat David meninggalkanku. Aku menoleh dan ternyata itu adalah Al, seketika senyum diwajahku mengembang.

"Kau kemana saja? Kau membuatku khawatir mencarimu!" ucap Al setelah aku berada di dekatnya, dan tanpa meminta persetuanku Al membawaku ke pelukannya.

Mungkin jika ada yang melihat kami mereka akan mengira bahwa kami adalah sepasang kekasih, tapi sebenarnya tidak. Sama seperti yang aku katakan pada David bahwa aku dan Al hanya teman. Sama juga seperti yang aku katakan pada David bahwa aku mungkin mencintai Al, hanya mungkin karena aku sendiri belum yakin akan itu.

"Lain kali kalau mau kemana-mana ajak aku, aku takut kau hilang" ucapnya setengah bercanda sambil mengacak rambutku.

"Hei aku bukan anak kecil lagi yang bisa hilang, dan ini kampus, oh astaga..!" aku benar-benar frustasi dengan sikap Al yang terkadang begitu perhatian dan romantis tapi sesaat kemudian dia menjengkelkan.

Begitulah kedekatanku dengan Al, terkadang kami mesra dan terkadang kami bertengkar untuk hal yang kecil. Tapi justru itu yang membuatku selalu bersamanya. Berbeda dengan David, dia selalu membuatku merasa nyaman. David selalu melindungiku seperti kakak yang melindungi adiknya, tapi semenjak kejadian tadi aku berniat untuk sedikit menjaga jarak dengan David, aku tidak ingin David terus masuk dalam kehidupanku dan mencampurinya. Mungkin aku akan sedikit merasa kehilangan tapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menjaga jarak dengannya.

Setelah kejadian waktu itu David tidak pernah lagi menyapaku, saat berada di depanku dia seperti tidak mengenaliku dan menganggapku tidak ada. Aku bingung sebenarnya apa yang terjadi pada David, mengapa dia berubah padaku.

"Ada apa sih rame-rame?" tanyaku menghampiri beberapa temanku yang sepertinya sedang asik bergosip.

"Ada gosip baru loh!" ucap Lina.

"Apa?" tanyaku penasaran.

"Dayat putus dengan Liana" jawab Diah. Mulutku sukses menganga tak percaya.

"Kok bisa? Mereka adalah pasangan yang paling romantis dan selama ini mereka terlihat baik-baik saja" tanyaku tak percaya. Sejauh ini Liana selalu bilang kalau Dayat adalah sosok kekasih yang sempurna.

"Dengar-dengar Dayat selingkuh dan mempunyai pacar di fakultas lain" timpal Yani menyalahkan Dayat.

"Mereka sama saja! Liana juga sama saja dengan Dayat" Lina menimpali.

"Apa maksudnya?" tanyaku masih tidak mengerti.

"Liana sekarang sudah resmi berpacaran dengan David" jawab Lina. Glek, seketika dadaku sesak mendengar penuturan Lina. Ada sedikit rasa tidak rela menghampiri hatiku.

"David? David Iskandar teman kita?" tanyaku memastikan.

"Siapa lagi kalau bukan dia" jawab Lina. Seketika kakiku terasa lemas.

"Secepat itu?" hanya itu yang bisa keluar dari mulutku untuk menanggapinya, aku berusaha menguasai diriku. Aku meninggalkan teman-temanku dengan alasan ke toilet. Saat aku berjalan menuju toilet aku melihat David datang bersama Liana, aku melihat Liana sedang bergelayutan manja di lengan David. Liana tersenyum padaku sedangkan David mengacuhkanku seakan tidak ada orang di depannya. Entah mengapa hatiku merasa tidak rela melihatnya.

Ada apa denganku? Bukankah aku mencintai Al? Lalu kenapa aku merasa tidak rela mengetahui bahwa David bersama Liana. Mungkin karena selama ini David cukup dekat denganku kemudian menghindariku dan tiba-tiba berpacaran dengan Liana. Mungkin aku hanya tidak terima karena dia menjauhiku dan pacaran dengan Liana tanpa memberitahuku, padahal selama ini dia selalu bercerita apasaja padaku. pikirku saat berada dalam toilet dan menenangkan pikiranku.

Saat aku keluar dari toilet aku mendapati Al sedang berdiri menungguku. Apa benar menungguku?

"Kenapa begitu lama didalam sana? Aku begitu khawatir padamu?" tanya Al saat aku menghampirinya, jadi benar dia menungguku?

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku.
"Aku tadi melihatmu tergesa-gesa berlari ke toilet dengan wajah pucat. Aku takut kau kenapa-napa" ungkap Al, seketika hatiku merasa tenang dengan perlakuan Al padaku.

"Aku baik-baik saja sekarang" jawabku tersenyum. Al merangkulku menuju kelas seakan membimbingku dan takut aku terjatuh, hahaha Al ada-ada aja, aku bisa berjalan sendiri tanpa dibimbing seperti ini.

Can I believe with you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang