Part 6

15 0 0
                                    

"Ciee ada pasangan baru lagi nie!" goda Yani saat aku dan Al masuk, wajar saja mereka mengira seperti itu melihat tangan Al sedang merangkulku. Aku segera menjauh dari Al menyadari tatapan teman-temanku tertuju pada tangan Al yang merangkulku.

"Bukan seperti itu" elakku. Aku tidak ingin membuat kesalahpahaman terjadi pada teman-temanku.

Mungkin memang benar aku mencintai Al tapi aku sama sekali tidak berani mengungkapkannya. Aku yakin Al juga mencintaiku mengingat semua perlakuan manisnya padaku selama ini, aku hanya menunggu waktu untuk dia mengungkapkannya padaku.

"Iya bukan seperti itu, kami hanya berteman. Ah tepatnya bersahabat dan tidak lebih. Lagipula kau tahu Yan aku menyukai seseorang, jadi tidak mungkin aku pacaran dengan sahabatku yang satu ini" Sahut Al menjawab Yani sambil merangkulku hingga membuat tubuhku kembali mendekat padanya.

Jawaban Al barusan seperti petir yang menyambar hatiku, menghancurkannya menjadi keping-keping. Aku tahu Yani juga dekat dengan Al selama ini, tapi aku benar-benar tidak menyangka kalau Al akan bercerita tentang wanita yang disukainya pada Yani, sedang padaku tidak mengatakan apapun. Lalu mengapa selama ini dia bersikap padaku seakan-akan aku ini kekasihnya jika dia menyukai seseorang? Kenyataan ini benar-benar membuatku hancur.

Sebisa mungkin aku membendung airmataku agar tidak jatuh saat itu juga, kenapa semua menjadi seperti ini? Saat aku mulai menyadari perasaanku pada Al, mengapa menjadi seperti ini? Apa aku bisa menghapuskan perasaan ini begitu saja?

"Ada apa denganmu?" Al mengguncang tubuhku yang terdiam kelu.

"Tidak apa-apa" jawabku, sebisa mungkin aku bersikap normal.

"Kau seperti ingin menangis, apa karena ucapanku barusan?" ucap Al, mengapa Al selalu seperti ini. Aku hanya diam berusaha membangun pertahananku agar tidak menangis.

"Apa kau mencintaiku?" ucap Al seperti tidak percaya, Duarr seperti bom yang jatuh tepat pada sasarannya, aku benar-benar tidak bisa berkata apapun. Al menyudutkanku didepan teman-temanku, pertahananku benar-benar akan runtuh. Sepertinya aku akan segera menangis.

"Jadi benar kau mencintaiku?" tanyanya sekali lagi, aku masih terdiam.

"Maafkan aku Yui, tapi aku tidak bisa, ini tidak seharusnya terjadi. Aku hanya menganggapmu sahabat dan tidak lebih. Aku mencintai orang lain dan tidak mungkin mencintaimu" tuturnya penuh penyesalan.

"Apa yang tidak seharusnya terjadi? Aku pikir ini memang sudah seharusnya. Selama ini kau selalu memberiku perhatian dan memperlakukanku seperti seorang kekasih, kau bilang ini tidak seharusnya terjadi? Kenapa kau memperlakukanku seperti itu jika kau sama sekali tidak mencintaiku? Apa aku hanya mainan bagimu?" emosiku tidak terbendung lagi. Aku tidak peduli jika semua teman-temanku termasuk David sedang memperhatikanku. Pertahananku benar-benar habis, airmataku mengalir begitu saja.

"A-aku tidak bermaksud membuatmu berharap padaku. Maafkan aku Yui" ucap Al.

"Kalau begitu menjauhlah dariku dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi!" lontarku.

"Tapi kita sahabat, tidak bisakah kita tetap bersahabat?" tanyanya.

"Sahabat katamu? Sahabat mana yang tidak menceritakan pada sahabatnya jika ada wanita yang dia sukai, dan sahabat mana yang memperlakukan sahabatnya layaknya seorang kekasih?" sindirku. Al hanya terdiam mendengar ucapanku.

"Kau brengsek Al, kau pria paling brengsek yang pernah aku kenal. Aku membencimu!" teriakku.

"Brengsek!" Dika datang entah dari mana bersama Ana kemudian memberi pukulan keras pada Al, Al terbanting ke tembok. Dika kembali dan terus memukul Al dan Al tidak memberikan perlawanan apapun pada Dika.

"Hentikan!" teriakku sambil menangis. Dika menghentikan aktivitasnya memukul Al. Beberapa temanku segera memegang Dika agar Dika tidak memukul Al lagi.

"Aku pikir kau sahabatku yang terbaik, aku tidak menyangka kau bisa mempermainkan hati Yui seperti ini. Aku benar-benar kecewa padamu Al" ucap Dika dengan penuh kemarahan.

"Dika! aku bisa menjelaskan" ucap Al saat berusaha berdiri setelah dipukul oleh Dika.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, persahabatan kita sudah putus sejak kau membuat Yui menangis! Ayo Yui!" ucap Dika kemudian menarik tanganku dan Ana secara bersamaan untuk pergi dari tempat itu.

"Terima kasih sudah membelaku" ucapku pada Dika, airmataku terus saja mengalir tanpa bisa kuhentikan. Ana memelukku berusaha menenangkanku.

"Aku butuh waktu untuk sendiri" aku benar-benar sangat terpukul. Ana berusaha menghalangiku tapi Dika menahan Ana, sepertinya Dika mengerti bahwa aku butuh waktu untuk sendiri. Kemudian berlari meninggalkan Dika dan Ana.

Al seharusnya kau tidak seperti ini padaku, seharusnya kau tidak memberiku harapan dengan memperlakukanku seperti ini, atau setidaknya beritahu aku kalau kau sudah menyukai seseorang, dengan begitu aku tidak akan membiarkan rasa ini tumbuh dihatiku. Aku berlari ke atas loteng dan menangis di pojokan.

Aku menangis selama berjam-jam, aku tidak berani untuk kembali ke kelas lagi. Berpasang-pasang mata dari teman-temanku sudah melihat kejadian memalukan tadi, mereka semua telah mengetahui tentang perasaanku yang tak terbalas. Sebagai wanita aku benar-benar tidak punya muka untuk muncul dihadapan teman-temanku sekarang. Aku terus menangis. Mengapa takdir bisa sekejam ini padaku.

Aku mendengar langkah seseorang mendekat padaku, itu David, iya itu benar David. Tapi apa yang dia lakukan disini disaat aku sedang kacau dan menangis.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku masih dalam keadaan terisak. Tapi David tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya menarik tubuhku kemudian memelukku. Hangat, nyaman.

Aku merasakan kehangatan dan kenyamanan saat David memelukku, aku membutuhkan kehangatan dan kenyamanan ini untuk saat ini. Aku tidak memberikan penolakan atas apa yang dilakukan David sekarang, mungkin berada dalam pelukan hangatnya untuk sesaat bisa membuatku merasa lebih baik.

Aku menikmati pelukan yang diberikan David dengan memejamkan mataku, berusaha untuk menghentikan tangisku. Tapi kemudian sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirku bersamaan dengan regangnya pelukan David, karena mataku terpejam aku mencoba mengecap dan melumatnya untuk mengetahui apa yang menyentuh bibirku itu. Apa ini sebuah bibir? Pikirku. Mataku tiba-tiba terbuka saat menyadarinya, dan benar ini sebuah bibir. Bibir David masih menempel manis pada bibirku dan karena tadi aku mengecup dan melumatnya maka kini David juga melumat bibirku rakus seperti ingin memakannya saja.

Kakiku lemas, tapi kemudian aku menyadari bahwa ini tidak seharusnya terjadi. Aku mendorong David menjauh dan..

Plak! Sebuah tamparan dari tanganku mendarat mulus dipipi David.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku penuh emosi.

"Yang seharusnya aku lakukan" ucap David tenang, dia sama sekali tidak marah karena tamparanku.

"Apa maksudmu? Kau sudah punya Liana. Kenapa kau lakukan ini padaku? Kau sama saja dengan Al, kalian sama-sama brengsek!" jeritku dengan berlinang airmata. Airmata yang tadi sempat reda kini berlinang kembali.

"Tidak seperti ini sayang!.."

Plak! Sebuah tamparan lagi dariku.

"Jangan pernah memanggilku sayang!" ancamku.

"Tidak, bukan seperti ini. Dengarkan aku!" ucap David berusaha menjelaskan, dia menarikku kembali kedalam pelukannya. Aku tidak mengerti dengan diriku, sesaat tadi aku begitu marah pada David tapi berada dalam pelukannya benar-benar membuatku merasa tenang dan nyaman.

"Aku mencintaimu. Tolong dengarkan penjelasanku!" ucap David, dan saat itu aku sadar dan mendorong David agar melepaskan pelukannya.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Kau dan Al sama brengseknya! aku tidak akan menceritakan kejadian ini pada Liana mengingat kalian baru saja jadian, tapi jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" ancamku kemudian pergi meninggalkan David tanpa memberi dia kesempatan untuk bicara lagi. Pergi meninggalkan kampus itu mungkin solusi terbaik untukku.

Mengapa semuanya menjadi seperti ini? Al dan David mengapa menjadi seperti ini? Aku sudah nyaman dengan keadaan sebelumnya tapi mengapa sekarang menjadi seperti ini? Bahkan David? Dia telah mencuri ciuman pertamaku, oh Tuhan mengapa kau mempermainkanku seperti ini?

Can I believe with you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang