Part 4

15 0 0
                                    

"Ana pulang nanti kita mejeng di Mall yuk" Ajakku pada Ana. Aku dan Arni berencana untuk jalan-jalan di Mall yang letaknya tidak jauh dari kampus.

"Maaf aku tidak bisa ikut, aku sudah terlanjur ada janji dengan seseorang" Tolak Ana.

"Baiklah tidak apa" ucapku tulus walau sebenarnya sedikit kecewa.

"Kalian mau kemana? Ikut dong!" tiba-tiba Arman berada di sampingku dan meminta untuk ikut bersamaku dan Arni. Arman merupakan salah satu moodmaker di kelasku selain Alfaris dan Fauzi.

Berkat adanya mereka kami jadi betah berada di kelas, mungkin dengan ikutnya Arman bersama kami akan membuat kekecewaanku karena Ana tidak ikut bisa berkurang, mendengar kami akan jalan-jalan bersama beberapa teman lainnya juga ingin ikut seperti Lina, Asrianti, Diah, dan Alfaris.

Saat sedang menunggu taksi, aku melihat David sedang berada di mobilnya. Aku mendekatinya dan meminta dia untuk ikut bersama kami sekalian bisa nebeng dengan mobilnya. David bersedia mengantar kami tapi hanya mengantar karena dia sedang ada urusan, dan akupun tidak bisa menghalanginya.

Aku dan teman-temanku yang lain menghabiskan waktu bersama di Mall dengan happy, kami berceloteh apa saja tentang apapun yang kami lihat. Seperti saat kami melihat sepasang kekasih yang begitu mesra dan tidak tahu tempat. Tapi setelah kami melihatnya dengan jelas ternyata mereka adalah orang yang kami kenal. Mereka adalah Dayat (ketua tingkat kami) dan Liana (Bendahara kelas kami). Kami kemudian diam dan tidak dapat berkomentar apapun lagi saat mengetahui siapa mereka.

Akhirnya kami memutuskan untuk menyapa sepasang kekasih itu dan mengganggu kencan mereka yang menurut kami cukup tak beradap. Aku tahu Dayat dan Liana begitu kesal pada kami tapi mereka juga tidak berkata apapun, mereka pasrah saja jika kencannya diganggu oleh kami.
--

"Aku pulang!" Sapaku saat sampai di rumah. Aku langsung menjatuhkan tubuhku ke sofa yang ada di ruang tamu, aku begitu lelah berjalan mengelilingi mall yang begitu besar.

"Dari mana saja kamu?" Tanya Mama.

"Habis jalan-jalan bareng temen Ma" Jawabku malas.

"Tadi ada teman kamu yang telpon ke rumah nyariin kamu, katanya handphone kamu nggak aktif" Ucap Mama.

"Teman? Siapa Ma?"

"Kalau tidak salah namanya Da..David. Iya David!" Mama berusaha mengingat nama orang itu.

"David? Ada apa dia mencariku?" tanyaku antusias.

"Entahlah, dia tidak bilang apapun pada Mama. Tadi dia hanya nyariin kamu dan nanya apa kamu sudah pulang atau belum dan Mama bilang kamu belum pulang" jawab Mama.

"Ada apa ya?" pikirku.

"Lebih baik kamu telpon saja orangnya biar tahu dia ada perlu apa denganmu" ah Mama benar, sebaiknya aku menelpon David sekarang. Aku kemudian merogoh ponselku yang berada di dalam tasku, tapi sial ternyata ponselku lowbat. Aku kemudian beranjak menuju kamar dan langsung meng-charger ponselku. Aku harus menunggu sampai ponselku memiliki daya yang cukup untuk menelpon baru aku menelpon David.

"Sebaiknya aku mandi dulu" Ucapku pada diriku sendiri.

Setelah mandi dan berpakaian, aku mendengar Mama memanggilku untuk makan malam bersama, aku kemudian turun dan makan bersama keluargaku. Setelah selesai makan malam bersama keluargaku, aku kembali ke kamar dan berniat untuk segera menelpon David. Saat aku sedang mengambil ponselku dan mengaktifkannya tiba-tiba ponselku berdering dan ternyata itu dari Alfaris.

"Halo Al" Aku menjawab telponku.

"Yui, apa aku mengganggu?" tanyanya.

"Sama sekali tidak" Jawabku tulus.

Can I believe with you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang