Part 1: begin

390 99 13
                                    

"Gue suka sama lo Jann, would you be mine?" seketika suara riuh orang yang melihat adegan itu langsung menggema diseluruh ruangan. Sekarang Kailo sedang berlutut dihadapan Jannet dengan membawa sebuket bunga dan coklat ditangannya.

"Maaf Kai tapi gue ngga bisa sama lo." mendengar jawaban Jannet semua orang yang ada diruangan itu langsung menyoraki Jannet karna jawaban yang dilontarkannya.

"Kenapa Jann, ada apa?"

"Gue suka sama orang lain!" jawab Jannet cepat.

"Siapa Jann, kasih tau sama gue! orang itu pasti ga pantes buat lo dari pada gue."

Jannet menitikan air matanya. Situasi semakin menegang, beberapa menit sudah mereka semua terdiam tidak ada yang berani berbicara. Sampai satu kalimat terucap yang akan merubah jalan cerita hidup mereka, persahabatan mereka.

"Raisya, ya gue suka sama Raisya!"

Kailo langsung menegang saat Jannet mengatakan nama orang yang sangat dikenalnya. Perasaannya hancur tak tergambarkan lagi. Harapan yang tadi di damba-dambakannya sudah hilang dengan sekejap.

"Maafin gue." Jannet langsung berlari meninggalkan ruangan itu. Entahlah, semuanya berjalan dengan cepat.

...

KA Candratama: Ngumpul yok lagi gondok nih.

Aditia: Ayo, rumah Lana.

Nirlana Azi Y: Eh enak aja nggak! kasian emak gue bersiin bekas lo semua terus.

KA Candratama: Please Lan. gue suruh Adit beli pizza deh buat lo.

Nirlana Azi Y: Deal!

Aditia has left the group

Nirlana Azi Y: Apaan nih.

KA Candratama has left the group

Nirlana Azi Y: JANGAN ADA YANG BERANI INVITE MEREKA LAGI!!!

Aku langsung bergidik ngeri memikirkan Lana yang akan marah-marah setelah Adit dan aku keluar dari grup. Untung aku lagi di perpus beda giliran sama Lana huft.

Aku sedang berjalan sendiri ke kelas karna giliranku sudah habis. Dalam perjalanan aku melihat Jannet berlari kecil ke arah toilet sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. Aku langsung mengikutinya. Sampai di toilet aku langsung melihat Jannet sedang menangis dimuka kaca.

"Jann kamu kenapa. Loh kok nangis sih?" aku langsung menarik wajahnya agar bertemu denganku. Matanya sembab karna menangis.

"Gu-gue t-tadi ditembak Kailo!" tangis Jannet semakin pecah setelah mengatakannya. Aku langsung memeluknya sambil mengelus pelan bahunya. Mencoba menenangkannya.

"Ssttt tenangin diri lo dulu Jann. Lo berantakan banget." aku masih terus mengelus bahunya sampai tangisannya agak berkurang.

"Ngomong-ngomong Kailo yang mana ya Jann?"

Jannet seolah tersedak karna tangisnya mendengar ucapanku tadi. Apa yang salah? aku hanya bertanya lagi pula disekolah yang namanya Kailo nggak cuman satu.

"Njirrrr Anora bego! gue kira lo tau dari tadi." Jannet langsung meninju kecil bahuku sambil tersenyum. Wehhh paling ngga dia senyum bentaran.

"Huft.. Kailo Ranung."

"Shittt!" saking kagetnya aku langsung reflek mundur kebelakang dan pinggangku terbentur westafel.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang