part 6: fun

109 34 3
                                    

Hari ini tepat hari ke sepuluh Anora berada di luar kota, tapi mereka masih belum tau Anora di rawat dimana. Hari ini Lana, Aditia, Keno, dan Kailo akan pergi ke Surabaya untuk menjenguk Raisya setelah mendapatkan konfirmasi dari kedua orangtua Raisya.

"Lo bawa underwear berapa?"

"Anjirr. Ngga ada pertanyaan yang lebih bagus apa."

"Yaelah nanti kalo kurang lo mau pakai apa? penting tau."

"Yaudahlah itu urusan gue." Aditia sudah super duper dongkol karena pertanyaan Keno. Pertanyaan macam apa itu?

"Kalian masah kaya anak kecil aja ya." sahut Kailo santai sambil merebahkan tubuhnya ke kasur Aditia.

"Apaan sih lo tuan sok cool. Siapa tadi ya yang minta di beliin makanan buat ngemil di pesawat pake acara ngambek segala kalo ngga di beliin? ck, bocah ingusan." sungut Keno sebal. Memang sebelum ke rumah Aditia, Keno menjemput Kailo dulu di rumahnya, di tengah perjalanan ke rumah Aditia, Kailo menyuruh Keno membelikan makanan untuknya nanti di pesawat tetapi ditolak Keno. Pada akhirnya mau tidak mau Keno harus membelikan makanan karena Kailo tidak mau berbicara dengannya kalau tidak di belikan.

"Apaan sih lu ngarang aja, ngga mungkin gue yang macho gini begitu." ucap Kailo cepat merubah posisinya jadi duduk. Gawat, ancur reputasi gue.

"Halah ngeles, lo kalo lagi ngeles mulut lo bau naga. Cek aja tuh tasnya." ucap Keno ketus. Aditia hanya tertawa sambil membereskan bawaannya.

"Udah selesai nih yaudah langsung berangkat aja, biar cepet jemput Lana." Aditia berdiri sambil menggerek kopernya. Keno yang melihat kejanggalan langsung tertawa terbahak.

"Anjirr! koper lo unyu banget kamfret, pinky pinky gitu ada bunga sama beruangnya." Keno semakin tertawa histeris, di belakang Kailo hanya menahan tawanya sambil menekan-nekan hidungnya.

Aditia menahan amarah sekaligus perasaan malunya, "Ini koper emak gue. Gue ga dapet nyari koper gue eh taunya di kasih ginian. Apes."

"Yaudahlah ya cepetan turun nanti ketinggalan pesawat." teriak Aditia sebal, mereka pun bergegas turun dan menuju mobil Aditia setelah berpamitan dengan orangtua Aditia.

15 menit kemudian..

Tin tin tin..

Tak berapa lama Lana keluar dengan memakai ransel di bahunya. Setelah Lana sudah duduk manis di samping kemudi Lana langsung menjambak satu per satu rambut lelaki yang ada di dalam mobil.

"Aw Lan sakit." pekik Kailo dan yang lain hanya meringis.

"Ngga ada sopan-sopannya ya. Main klakson aja, di samperin kek ikut pamitan sama orangtua." marah Lana sambil memukul-mukulkan tangan ke pahanya.

"Sorry! next times we will do it, right?" ucap Keno sambil menaik turunkan alisnya ke Aditia dan Kailo yang diangguki mereka berdua.

"Okay. So why we are still stay here? c'mon." ucap Lana semangat. Aditia, Keno, dan Kailo melongos melihat perubahan mood Lana yang begitu drastis, tapi Keno tetap melajukan mobil menuju bandara.

...

"Bagaimana keadaannya dok." ucap seorang wanita lirih pada dokter.

"Keadaannya sudah berangsur-angsur membaik, bu. Kami akan rutin melihat kondisi anak ibu dan membersihkan luka luarnya. Saya permisi dulu." dokter tersenyum ramah sebelum meninggalkan ruangan.

"Tenang ma, dia sebentar lagi pasti bangun." ucap lelaki paruh baya itu sambil menenangkan istrinya.

"Oh iya, dari perawat tadi katanya di sebelah ruangan kita pasiennya juga berasal dari Jakarta pa, masih sekolah. Tapi dia koma sudah seminggu lebih."

"Kasihan, semoga cepat sadar dan sehat ya ma." belum sempat Kaile, ibunya Raisya menjawab kata-kata suaminya tiba-tiba dia di kejutkan dengan pergerakan mata anaknya.

"Pa anak kita bangun, tolong panggilkan dokter pa." Milon, papa Raisya langsung memencet tombol agar perawat dan dokter segera datang. Tak berapa lama datanglah dokter dan dua perawat, mereka memeriksa Raisya untuk beberapa saat.

"Selamat bapak dan ibu anak kalian sudah sadar, tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Tapi jangan membuat dia berfikir keras, dia masih dalam pemulihan." ucap dokter dan selebihnya bercakap-cakap biasa.

Kaile berjalan pelan menghampiri anaknya yang tengah terbaring lemah, "Raisya haus?" ucap Kaile sambil tersenyum. Raisya hanya mengangguk sebagai jawaban, Kaile langsung mengambilkan minum dan membantu Raisya minum.

"Kamu jangan banyak mikir dulu ya sayang, kamu harus banyak istirahat biar bisa sembuh total." jelas Kaile lembut. Raisya seperti ingin bicara sesuatu dengan susah payah ingin mengatakannya.

"Ssttt, ngga usah ngomong dulu. Jangan di paksa sayang." tapi Raisya tetap berusaha bicara.

"Anora." ucap Raisya pelan. Kaile mengernyit bingung dia sama sekali tidak tau apa yang di bicarakan anaknya. Anora? manusiakah atau benda?

"Udah sayang kamu ngga usah mikirin yang lain, kamu istirahat aja yah sambil nunggu makanan kamu dateng. Mama mau cari papa dulu." diusapnya rambut Raisya pelan sebelum pergi.

...

"Yeay akhirnyaa." ucap Lana girang sambil memutari Keno.

"Apaan sih lo Lan berlebihan banget, pusing gue lo putarin gini terus." sungut Keno.

"Assalamualaikum mah. Aditia udah nyampe bandara Surabaya nih. Iya mah, nanti Aditia makan banyak kok." Lana, Keno, dan Kailo langsung melongo di tempat melihat Aditia mengabarkan orangtuanya bahwa mereka sudah sampai tujuan dengan suara toa-nya. Lalu mereka sadar akan sesuatu.

"Hallo papah." ucap Lana girang.

"Hallo! Keno udah nyampe nih." ucap Keno santai.

"Astaga gue ga dapet sinyal. Mana sinyal? wi-fi mana wi-fi? " ucap Kailo panik sambil mondar-mandir.

Setelah Aditia selesai menelpon orangtuanya dia berniat untuk menghampiri teman-temannya, saat Aditia menengok ke samping dia di kagetkan dengan kelakuan teman-temannya. Lana menelpon sambil mencak-mencak, Keno menelpon sambil menghalangi jalan orang lain sampai beberapa kali dia bertabrakan dengan orang yang lewat, dan Kailo yang mondar-mandir dengan muka panik. Aditia mengernyit bingung.

"Kenapa lo Kai." ucap Aditia saat menghampiri Kailo yang masih mondar-mandir dengan handphone di acungkannya tinggi-tinggi.

"Handphone gua ga dapet signal." seru Kailo masih panik. Aditia langsung merampas handphone dari genggaman Kailo dan mengeceknya.

"Halah otak lo kecemplung di air belum lo pungut, kekurangan kadar oksigen. Lo liat dah tuh kartu lo mati! mana bisa di pake elahh." sungut Aditia sebal sambil menggoyang-goyangkan handphone Kailo di tangannya.

"Hah beneran? astaga emak gue pasti beriber dah nyariin gue, gimana nih. Lo punya hp?" tanya Kailo dengan muka sok serius yang dibuat-buatnya. Tanpa menunggu lama Kailo sudah mendapatkan handphone Aditia.

Kailo langsung memencet beberapa digit nomer acak lalu membenamkan handphone itu ke telinganya, "Lo jangan bersuara, okay?" Aditia hanya mengangguk malas tidak berminat.

"Mama! ini Kailo ma, pangeran mama. Aku udah nyampe ban.."

"Kailo lo jangan telanjang di kamar gue. Gue masih waras!" teriak Aditia membahana di belakang Kailo. Kailo memekik heboh gelagapan sambil menutup speaker dengan tangannya.

"Kamfret lo nyet. Mampus gua di gorok."

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang