part 2: know

197 82 4
                                    

Hari ini kami melancarkan aksi yang sudah direncanakan kemarin dirumah Lana. Para cewek mengintrogasi Jannet dan para cowok mengintrogasi Kailo tak terkecuali yang tertuduh Raisya, dia juga ikut tapi dia belum tau apa-apa masalah Jannet yang bawa-bawa nama dia dimasalah ini. Apa yang dipikirin Jann sih waktu nyebut Raisya? payah.

"Woyy.. ngelamunin yang jorok terus sih lo Ra. kenal tempat dulu kek."

"Apaan sih kamu siapa ya?" aku langsung meninggalkan Lana sambil mencak-mencak, punya temen yang suka nuduh terus itu bikin sakit hati ade bang.

Setelah menunggu Jannet beberapa menit akhirnya dia datang juga. Saat Jannet melihat aku dan Lana yang berdiri dimuka kelas dengan tatapan tajam, Jannet langsung memasang muka memelasnya.

"Jannet! don't like that, that's can't change everything what you did."

"Astaga jangan pake bahasa Inggris kenapa sih, gagal paham." aku dan Lana langsung berdecak kesal. Memang Jannet yang paling susah diajakin ngomong pake bahasa Inggris.

"Lana, translate!"

"Ehm. Jannet, jangan kaya gitu. Itu ngga akan bisa ngubah semua yang udah lo lakuin."

"Astaga cuman ngomong gitu.."

"Stop!  kita langsung intinya aja tapi kita ngga ngomong disini." aku langsung menarik tangan Jannet dan Lana ke kantin mumpung sepi kalo pagi. Jannet dan Lana duduk didepanku sementara aku sendiri.

"Aku langsung to the point. Kenapa lo nggak nerima Kai?"

Jannet tergagap dia gelagapan karena pertanyaanku, "Aku ngga tau ngga suka kali." jawabnya cepat.

Kalo lagi serius gitu kita bisa pake kata aku kamu tanpa sadar kadang juga bisa campur-campur gitu, refleks.

"Masa sih. Terus kenapa kamu nyebut Raisya? dari sekian banyak pilihan aneh aja gituh Raisya yang ke pilih."

"Ngga tau gue beneran deh. Langsung nyebut gitu aja." aku menatapnya penuh curiga sedangkan Jannet tidak berani memandangku yang membuatku membatin sendiri. Bagaimana ini? huaaa kalo mereka berantem siapa yang ngerayain ulangtahun gue nantiii.

"Terus gimana sama nasib pertemanan kita? lo ngga mikir dampaknya?"

"Maafin aku." Jannet menundukan kepalanya dengan tatapan kosong. Aku tau ini bukan yang dia mau, but this is happen.

"Yaudah kita balik ke kelas aja." kami berjalan ke kelas tanpa ada yang memulai berbicara. Seolah keheninganlah yang kami butuhkan sekarang.

...

"Kai jangan lari-lari mulu ih cape gue. Kailooo!"

"Asem lo. Keringet berlebih inih. Huaahhhhh dapet lo anjir." Keno mempercepat larinya yang hampir memegang baju yang dipakai Kailo diikuti Raisya dibelakangnya sedangkan Aditia sudah terduduk diatas rumput taman dengan nafas ngos-ngosan.

"Ampun ampun ampun. Cape gua hahh." melihat Kailo yang sudah berhenti berlari Keno langsung memegang tangan Kailo yang sedang lengah. Raisya yang berlari dibelakang tidak sadar kalau Keno sudah berhenti didepan.

Bughhh..

Suara orang beradu ringisan pun terdengar, "Kamfret berhenti bilang dong."

"Yee lu kali yang salah makanya kalo lari mata jangan merem bego." Keno langsung menoyor kepala Raisya yang diikuti Kailo disampingnya.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang