part 10: past

69 9 1
                                    

"Saya sudah mendapatkannya." ucap seorang pria berperawakan tinggi dan terlihat sudah cukup berumur.

"Lanjutkan." seru seorang perempuan yang sedang duduk di bangku panjang di depan halaman rumahnya.
"Raisya Mikaila sekarang sedang ada di salah satu rumah sakit di kawasan Surabaya, anda bisa melihat lebih detail lewat berkas yang sudah saya bawa. Dan juga ada informasi tambahan bahwa teman-temannya Kailo Ranung, Nirlana Azi Yosy, Muhammad Aditia, dan juga Keno Foix Adiama sedang menjenguk Raisya Mikaila. Saya juga mendapatkan laporan disana mereka juga menjenguk salah satu teman mereka yang bernama Kalya Anora Candratama." mendengar laporan yang mengejutkan untuknya membuat perempuan itu langsung diam membeku tak bergeming. Untuk sekian waktu dia berhasil mengontrol dirinya kembali dan menghembuskan nafas lelah.

"Terimakasih pak, terus pantau perkembangannya. Silahkan pergi." pria itu membugkuk memberi hormat.

"Terimakasih, saya akan terus melaporkan semuanya kepada anda. Selamat siang Mrs. Jannet Fotti" Jannet mengangguk sekilas dan pria itu langsung mengundurkan diri. Berkumpul tanpa aku lagi? Jannet tersenyum miris dengan bibir pucatnya, sudah beberapa hari ini Jannet mengurung dirinya sendiri dirumah. Seandainya.

...

"Sya, laper!" Aditia memegangi perutnya dan memasang jurus memelasnya untuk mendapatkan yang dia mau. Keno menggelengkan kepala melihat kelakuan Aditia yang seperti kucing minta makan, tapi tak urung Keno juga mengutarakan apa pikirannya.

"Bener juga Sya, laper banget dari pagi ngga makan. Cepet-cepet mau jengukin lo tadi." tambah Keno berlebihan. Sebenarnya pagi tadi mereka makan roti panggang di pinggir jalan sebelum pergi ke rumah sakit tetapi mereka memang lapar lagi, kalau masalah cepat-cepat mereka benar-benar bersemangat menjenguk Raisya sampai Keno lupa mengganti sandal hotel dengan sandal yang sudah sengaja dibawanya.

Raisya mengambil dua toples makanan diatas meja samping ranjangnya dan melempar asal ke tubuh Keno, Keno menyambutnya dengan mata berbinar sambil membuka salah satu tutup toples.

Keno mengerutkan keningnya sambil menatap isi toples, "Ini apa Sya? kok bentuknya bunder gitu?" Keno langsung mengambil toples yang satunya dan membukanya. Keno terbelalak dengan tampang wajah masam, "Kok ini isinya sama yang kaya tadi? lo kira kita bayi!"

"Apaan sih isinya, kepo gue. Siniin toplesnya hadohh" Lana memekik kesal karena kesusahan mengambil toples yang berada di tangan Keno. Setelah mendapatkannya Lana langsung melihat isi toples itu dan langsung mengerucutkan bibirnya.

"Kok biskuit sih Sya? ini yang biasanya di emut-emut dede bayikan?" Raisya, Aditia, Keno, dan Kailo langsung memutar bola matanya dan mencibir.

"Ya namanya juga di rumah sakit makanannya harus yang gampang di cerna dan sehat. Masa iya gue makannya kepiting rebus?" jawab Raisya berkelit, di dalam hati dia tertawa melihat teman-temannya jengkel setengah mati.

"Udah dua kali aja nih orang nyebut kepiting hari ini depan gue. Ada apa dengan kepiting?" timpal Aditia dengan wajah lempengnya sambil mencomot biskuit didalam toples.

Raisya memalingkan muka, teringat dengan kejadian saat dia bertengkar dengan Kailo membuatnya jengkel setengah mati. Anjengggg!!

"Gue mau jenguk Anora." timpal Lana sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan terseok-seok sambil memakai sepatunya.

"Eh Lan gue ikuttt!!"

"Gue juga, tungguin gua bocah!"

Sedangkan Raisya langsung menatap tajam Kailo, Kailo yang di tatap seperti itu hanya bisa membuang nafas jengah, "Lo kalo minta bantuan nggak bisa kaya orang normal apa? nggak usah gitu deh matanya! copot baru tau rasa lu ah." tanpa aba-aba Kailo membantu mendudukkan Raisya di kursi roda dan mendorongnya pelan ke ruangan Anora di rawat.

"Anjerr lu ya! udah sakit masih aja berat."

"Bazeengg lu Kai! nggak ada aturannya ya lu ngomong" Kailo otomatis langsung memutar bola matanya. Kaca mana kaca? pen gua beliin kaca nih orang abis dari sini, buset dahh.

"Nggak usah ngomongin gue dalam hati juga kali Kai."

Kailo menautkan alisnya bingung, "Tau dari mana lu, nyet?" Raisya nyengir, "Lo kan sahabat gue yang paling bangsat Kai!" Raisya makin melebarkan senyumnya sambil menghadap Kailo yang sudah terlihat ingin mencibir.

"Jangan pada berantem." sungut Aditia kesal. Sedari tadi dia berdiri dimuka pintu kamar Anora sambil mengamati Raisya dan Kailo.

"Iya tau gua Dit, gua juga ga mau Anora keganggu."

"Bukan gara-gara itu aja Sya, di dalem si Lana lagi mewek dan gue belum sempet ngefoto, jadi lu pada diem dulu biarin gue konsentrasi ngefoto Lana biar hasilnya ga burem." Raisya shock bukan main mendengar perkataan Aditia, Kailo langsung menggembungkan mulutnya menahan tawa. Raisya menatap Keno meminta penjelasan dan dibalas Keno dengan gelengan kepala.

...

Kring kring kring

"Anora aku takut dengan kelas kita yang baru. Kenapa kita harus pindah kelas sedangkan kita sudah mendapatkan teman dikelas sebelumnya?"  Anora tersenyum maklum, semua orang pasti gugup dengan orang baru, sama seperti dirinya sekarang.

"Mau bagaimana lagi Lana, aku tidak suka IPA dan kamu juga. Kenapa kita harus bertahan dikelas IPA sedangkan disini ada kelas IPS?" Lana tertegun, membenarkan apa yang diucapkan Anora.

"Bukannya kamu lebih banyak kenalan di kelas IPS? kamu juga gampang bergaul bukan seperti aku. Yasudah kita cepet ke kelas, tadi bel sudah berbunyi." Anora menggeret lengan Lana terburu-buru menuju kelasnya yang baru. Di muka kelas ada terpasang tulisan X-IIS 4, hanya tanda itu yang Anora tau menandakan bahwa itu kelasnya.

Setelah Anora dan Lana mendapatkan tempat duduk, mereka tidak melakukan apapun dan hanya sekali dua kali berbicara, mereka hanya mengamati kelas barunya.

Lana terfokus dengan seorang perempuan yang duduk tak jauh darinya, mengamati gerak-geriknya. Mungkin perempuan itu merasa di awasi, dia menoleh ke belakang tepat ke arah Lana dan langsung tersenyum simpul, melembaikan tangan seolah mereka teman akrab. Tanpa di duga perempuan itu berjalan mendekat dan berhenti tepat dihadapan Lana dan Anora sambil menjulurkan tangannya.

"Hi! Namaku Jannet Fotti, panggil aja Jannet atau Jann. Kalian pindahan dari kelas mana? dan siapa nama kalian?" Lana yang tersadar dari lamunannya langsung menyambut uluran tangan dari perempuan itu.

"Aku Nirlana Azi Yosy, you can call me Lana. Pindahan dari kelas X-MIA 4. Kamu bisa langsung kenalan juga sama temen aku."  Jannet langsung menatap Anora dengan senyum manisnya menunggu Anora berbicara kepadanya.

"Aku Kalya Anora Candratama, orang-orang manggil aku Anora. Aku juga dari X-MIA 4. Nice to meet you Jann." Jannet tersenyum senang, selama ini orang selalu memanggilnya Jannet bukan Jann, hanya orang tertentu saja yang memanggilnya dengan nama itu.

"Me too! kita bisa jadi temen baikkan?" tanya Jannet penuh harap dan tersenyum lebar saat Anora dan Lana mengangguk mengiyakan. Didalam hatinya Anora bersyukur, bisa mendapatkan teman secepat ini. Dia sangat senang, dan berharap dia, Lana, dan juga Jannet bisa menjadi teman yang baik sampai waktu yang memisahkan mereka.

...
Hello! part 10🎉🎊
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya
Tetap dukung saya dengan vote dan comment
Enjoy!🙆🙌

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang