Raisya sedang mengutak-atik handphone-nya di ruangan tempat dia di rawat. Sebenarnya dia malas, tapi mamanya memaksa karena banyaknya orang yang mengirim pesan, tiba-tiba Raisya mengernyit bingung. Keno, Lana, Kailo, dan Aditia di Surabaya? ngapain?
Nirlana Azi Y: Raisya lo udah sembuh apa belom? ini aku sama tiga kucrut di Surabaya mau jenguk
Keno Foix A: Hah lu sama siapa Lan? Sya, gua ada di Surabaya mau nengok lo yang terkapar, tungguin gua nyampe ya *hug*
Nirlana Azi Y: Najong lu Ken
Aditia: Najong lu Ken (2)
Aditia: Kailo juga pengen liat keadaan lo tuh, katanya kalo lo udah sembuh dia bakal bikin lo babak belur lagi
Nirlana Azi Y: Apaan sih lo Dit, bikin drop orang aja
Dan masih banyak lagi chat yang ngga penting lainnya, Raisya sampai malas membaca sampai habis.
"Mama! mama ada ngasih tau ke orang lain kalo aku di rawat disini?" Kaile nampak sedang berpikir, dan beberapa detik setelahnya menganggukkan kepala.
"Iya, mama ngasih tau ke temen dekat kamu sama wali kelas kamu. Itu aja, beneran!" Kaile masih mengangguk-anggukan kepalanya seperti anak kecil yang ditanyai ayahnya. Raisya tersenyum tulus melihat kelakuan mamanya.
"Iya ma nggak apa kok. Kemungkinan temen aku bakal ada yang dateng. Mama nggak usah repot-repot nyediain makanan minuman segala macem, nggak perlu. Minum pake air galon sama makan biskuit itu udah cukup." Raisya terkekeh dengan kata-katanya sendiri. Dia tau teman-temannya itu suka makanan apa lagi yang gratis, dan akhirnya jadi lupa diri ngabisin makanan orang.
"Raisya ih jahat banget, temen kamu tuh udah jauh-jauh ke sini mau jengukin kamu. Jangan gitu!" sergah Kaile sedikit memekik tidak suka. Raisya menelengkan kepalanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya tanda dia tidak setuju.
"Mereka ngga serajin itu dateng jauh-jauh cuman jengukin Rai? nggak ma, mereka itu mau jalan-jalan di sini dengan tameng mau jengukin Rai. Udah mama percaya aja sama Rai." Raisya menjawab dengan cengiran tak berdosanya, sementara Kaile hanya geleng-geleng kepala.
"Oh iya ma, kapan Rai bisa jengukin temen Rai lagi?" Kaile mengerutkan keningnya bingung teman siapa yang dimaksud anaknya dan akhirnya dia berhasil mengingat.
"Tetangga kita? Anora ya? boleh dong sayang, tapi nanti kalo kamu udah lebih sehat." ucap Kaile dengan tersenyum mengejek ke arah Raisya, Raisya mendengus sebal melihat kelakuan mamanya. Kebersamaan anak dan isterinya itupun tak luput dari penglihatan Milon yang baru sampai dari berbelanja kebutuhan mereka selama di rumah sakit.
"Please, shut up! wa are?" tanya Milon sengaja menggantung kata-katanya, dan dengan serempak Raisya dan Kaile menjawab dengan tidak berminat.
"Familyyy!!" seru Kaile dan Raisya dengan wajah malasnya masing-masing sambil mengangkat tangan sebelah ke atas seperti meninju udara kosong. Milon terkekeh sendiri melihat kelakuan anak dan isterinya.
Tok tok tok..
Mendengar ketukan pintu membuat Kaile langsung beranjak dari posisi duduknya dan bergegas membuka pintu. Setelah melihat siapa yang bertamu Kaile mengerutkan keningnya bingung karena belum pernah melihat dua orang yang sepertinya suami isteri.
"Perkenalkan saya Syena dan ini suami saya Candra. Maaf mengganggu sebelumnya, kami orangtua dari temannya Raisya yang sedang di rawat di kamar sebelah, kami disini hanya ingin melihat Raisya sekaligus bersilaturahmi." Syena berucap sopan sambil menggandeng lengan suaminya. Setelah mendengar penjelasan dari Syena, Kaile tersenyum lembut dan membiarkan Syena dan Candra masuk. Di dalam Milon menyambut mereka dengan ramah dan membiarkan mereka bercakap-cakap dengan Raisya.
"Bagaimana keadaanmu, nak?" tanya Syena sambil mengusap rambut Raisya pelan.
Raisya tersenyum, "Makin membaik tante, Anora?"
Syena memaksakan senyumnya untuk meyakinkan Raisya, "Anora baik-baik saja walaupun belum sadarkan diri. Tapi sepertinya sebentar lagi dia akan bangun karena kunjunganmu kemarin." Syena terkekeh di akhir perkataannya melihat Raisya yang salah tingkah karena godaannya, semua orang yang ada di ruangan itu pun juga ikut tersenyum.
Tok tok tok..
"Layanan service kamaar!!" teriak seseorang di luar sambil sesekali mengetuk pintu. Semua orang di dalam ruangan itu langsung bertatapan satu sama lain.
"Siapa yang memanggil tukang service?" kebingungan Kaile menjadi-jadi ketika semuanya menggeleng tidak tau. Dengan berat hati dia membuka pintu sedikit dan mengintip siapa yang ada di luar.
"Ah kalian! dasar anak nakal, siapa tadi yang ngetok sambil teriak tukang service?" Kaile berkacak pinggang pura-pura marah karena kejailan teman-teman Raisya ini, siapa lagi kalau bukan Keno, Aditia, dan dia lupa siapa nama temannya yang lain.
"Eh? saya tante hehe." Keno nyengir lebar sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Ya sudah, ayo masuk. Kalian pasti kangen sama Raisya ya, Raisya juga lagi kedatangan tamu tuh." ucap Kaile sambil membalikkan badannya. Kailo, Keno, Lana, dan Aditia mengikuti di belakang Kaile sambil mencuri-curi pandang ke depan dengan membawa bingkisan buah-buahan dan minuman soda.
Tiba-tiba saja Lana berlari melewati Kaile sambil berteriak histeris, "Aaaaaaaa! tante Syenaaaa!!" pekik Lana keras memantul di setiap sudut ruangan. Lana langsung memeluk Syena sambil terisak, Syena langsung balas memeluk Lana erat. Semuanya bingung kenapa Lana jadi gampang menangis.
"Ssshh Nirlana, sudah kamu jangan menangis, tante jadi ikut sedih juga." Lana mengangkat wajahnya sambil sesenggukan langsung menatap mata Syena yang sama sekali tidak ada rona kebahagiaan disana.
"Anora tante! dimana Anora? Lana kesepian belajar sendiri, duduk di kelas sendiri, main juga sendiri. Anora jahat biarin Lana ngelakuin semuanya sendiri tante. Sini biar aku yang bangunin diaa." ucap Lana hiseris, dia semakin menangis sejadi-jadinya di pelukan Syena, dia meluapkan semua perasaannya yang selama ini sudah dia pendam.
Semuanya diam, Aditia memutuskan untuk menghampiri Lana dan membawa gadis itu ke pelukannya, berusaha menenagkannya. Sementara Kailo yang sedari tadi diam langsung tersadar dan menghampiri Raisya.
"Nih buat lo! dari anak-anak." Kailo menyerahkan buah-buahan yang di bawanya ke pangkuan Raisya dan menarik paksa soda yang di pegang Keno membuatnya terperanjat karena gerakan Kailo yang tiba-tiba.
Raisya mengerutkan keningnya, "Apa ini, soda? kalian mau piknik atau pesta?" Raisya meletakkan minuman dan buah-buahan itu ke meja di samping ranjang dengan jengkel, "Lain kali di pikir dulu deh tujuan kalian mau ke mana jadi harus bawa apa. Jangan-jangan kalian ke sini bawa mantel ya?"
"Ya lu pikir hari panas gini gua bawa mantel? jadi kepiting panggang saos asam manis dong gue!" Kailo jengkel bukan main. Tiba-tiba Keno mengambil kursi dan meletakkannya di tengah-tengah Kailo dan Raisya, dia duduk di kursi itu dan memasang kacamata yang di bawanya dari hotel.
"Ngapain lu?" ucap Raisya dan Kailo hampir bersamaan.
"Nonton bioskop 5D!! Lanjooott!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Dla nastolatkówPersahabatan yang dijalin dari pertama mereka bertemu dan saling bertukar nama. Cinta datang tanpa adanya si pemanggil pun sempat menggoyahkan rasa. Akankah persahabatan dan cinta mampu bersatu tanpa menghilangkan salah satu dari kata?