" Sebelah kirimu, bocah hutan!! awas sebelah kirimu!!!"
Reid menengok dan dengan cepat menghindari tebasan pedang yang datang dari arah kirinya lalu dengan cepat melancarkan pukulan keras hingga membuat penyerangnya itu terjungkal.
" Yak bagus begitu!!" Zeth berteriak lagi.
" Berhenti mengoceh dan cepat bantu habisi kawanan perampok ini!!" seru Reid.
Zeth hanya tersenyum masih sambil duduk santai dari kejauhan. " Tidak.. tidak.. bocah hutan, aku sama sekali tidak tertarik untuk buang-buang tenaga melawan kawanan orang barbar itu." jawabnya santai.
"Dasar pesolek manja!!!" Seru Reid sambil melepaskan tendangan ke arah perampok di belakangnya.
" Hahaha... Sudahlah Reid, kau tumpahkan saja kekesalanmu pada perampok-perampok itu..!!" teriak Arcas sambil terus menghujani para perampok itu dengan anak panahnya.
Sementara Zeth duduk santai di belakangnya samabil sesekali berteriak-teriak pada Reid atau sekedar mengejeknya. Hal yang paling membuat Reid kesal.
" Ayo rambut cabai, jangan lengah...!!" teriak Zeth lagi.
Reid tampaknya mengikuti saran yang Arcas berikan tadi, ia menyerang para perampok itu dengan membabi buta.
Tak sampai sepuluh menit kemudian pertempuran itupun usai.
" Itu adalah serangan perampok ke tiga dalam lima hari ini... Benar-benar perjalanan yang berbahaya." Zeth menghela nafas.
" Dan lebih dari separuhnya aku yang habisi!!" Jawab Reid sambil menyarungkan pedangnya. "Sementara kerjamu hanya teriak-teriak seperti perempuan !!" ejeknya.
"Yah, bukankah bocah hutan sepertimu memang senang berkelahi...???!!" balas Zeth acuh tak acuh.
"Kau...!!"
"Hey hey kalian sudahlah hentikan... paling tidak kita masih bisa menghadapinya sampai saat ini." Arcas berusaha melerai.
"Mari kita berharap tak ada kawanan perampok yang lebih kuat yang menanti di depan."
"Tidak Arc, tak akan ada kawanan perampok di sana." Zeth menunjuk hutan lebat yang di kaki bukit di depan mereka.
" Tak ada manusia yang tinggal di sana.. namun sebagai gantinya akan banyak binatang liar dan makhluk sihir." lanjut Zeth.
Arcas dan Reid menoleh berbarengan dan tertegun.
"Hutan itu lebat sekali ya...??!" Arcas menatap hutan itu dengan cermat.
" Amat sangat lebat, bahkan sinar matahari pun tak sampai menembus ke dasar hutan. Didalam sana suasana nya sangat gelap seperti malam yang tak pernah berakhir.." Zeth menjelaskan. " Orang-orang biasa menyebutnya The Night Forest..!"
Arcas sedikit ketakutan membayangkan isi hutan Night Forest.
" Pastinya juga banyak hewan buruan yang lezat-lezat bukan..??!! Hahahaha..!!" tiba-tiba Reid berseru sambil mengusap-usap perutnya.
" Yang ada di pikiranmu cuma makanan ya rambut cabai??" Zeth mencibir.
Arcas tersenyum. Seperti biasa Reid memang tak kenal takut. Ini membuat hati Arcas agak tenang.
" Baiklah, malam ini kita bermalam di dekat sini saja, besok baru kita masuki hutan itu!" kata Zeth lagi.
Esoknya ketiga sahabat seperjalanan itu sudah berada dalam hutan tersebut.
" Sini kau, Rusa sialan..!!" Teriak Reid sambil dengan tiba-tiba melompat menyeruak dari semak-semak tempat nya bersembunyi.
Reid melompat berusaha menangkap rusa gemuk yang sedang makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnathia
FantastikArcas adalah seorang Archer yang bercita-cita menjadi seorang Archer Kerajaan Magnathia, ikuti petualangannya untuk mewujudkan cita-citanya bersama teman-teman baru yang ia temui selama perjalanan.