🎵 Brisia Jodie - Rekah 🎵
————————————
Perempuan itu berdiri di sebuah ruangan. Ruangan dengan beberapa alat musik di dalamnya. Ia melihat sebuah jendela yang tembus menghadap ke sebuah lapangan. Beberapa teriakan heboh dan suara dribble-an bola basket juga terdengar.Matanya menangkap satu objek yang menjadi pusat perhatiannya akhir-akhir ini. Laki-laki berbalut baju tim basket itu menguasai bola lalu men-dribble nya, membuat rambutnya yang cokelat bergerak.
Suara pintu terbuka membuat dirinya mengalihkan pandangan dari objek yang ia perhatikan tadi. Seorang laki-laki dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana itu berseru ke arahnya.
"Hei," sapanya, lalu ia berjalan menghampirinya. Otomatis perempuan itu mundur sampai ia menabrak dinding yang ada di belakangnya. "Lo--ngapain di sini?"
"Aku?" tunjuk perempuan itu kepada dirinya sendiri.
Laki-laki tersebut mengangguk, "Iya lah lo. Emang ada orang lagi, selain lo?"
"Nggak ada," cengirnya.
"Kok gue nggak pernah lihat lo, ya? Murid baru?" tebaknya. Laki-laki duduk di sebuah meja dengan posisi bersila dan menghadapnya.
"Nggak, cuma jarang keluar kelas aja," jawabnya pelan sambil tersenyum tipis.
Laki-laki itu mengangguk mengerti sambil ber-oh ria. "Kenalin, gue Arival. Lo?" Dia mengulurkan tangannya.
"Aurelle,"
"Aurelle," gumam Arival, "kenapa nggak ke lapangan? Nggak tertarik lihat kapten basket itu?" Ia menunjuk laki-laki yang sedang mengelap keringatnya menggunakan sebuah lap.
Aurelle menggeleng, "Nggak ah, panas," sangkalnya. Padahal alasannya jelas-jelas bukan itu.
Arival tersenyum singkat, "Biasanya cewek pada sering teriak-teriak karena dia,"
Aurelle menangkap ada nada tidak suka dalam bicara laki-laki itu. Ia ingin tahu, tapi ia bukan perempuan yang langsung akrab jika diajak berkenalan.
"Kenapa? Keliatan ya, gue nggak suka sama dia?" Arival terkekeh lalu turun dari meja dan mendekatinya.
Aurelle mengerutkan dahinya, "Apa?"
Laki-laki itu kembali terkekeh, "Keliatan dari ekspresi lo bingung waktu gue jelasin dia," lagi-lagi Arival menunjuk laki-laki yang berada di lapang basket itu.
"Oh, iya," Aurelle hanya manggut-manggut. Tidak ingin lagi berlama-lama berbicang dengan Arival.
"Gue satu tim basket sama dia, tapi ya gitu lah. Nggak pernah akur," katanya.
"Kenapa?"
Arival tertawa, matanya menyipit, "Tertarik juga kan lo?"
"Eh? Enggak-enggak!" Aurelle menyangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna's Mine
Teen FictionTahap Revisi dan akan di repost kembali^^ "Aku tau bahwa mencintai seseorang juga perlu perjuangan. Lalu aku tau bahwa mencintai seseorang juga tidak perlu untuk memilikinya,"