🎵BTS Jungkook - Euphoria🎵
---------
Take my hands now
You are the cause of my euphoria---
Arjuna melangkahkan kakinya menuju lapangan basket sambil bersiul dan memasukan tangannya di saku celana abu itu. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika seorang laki-laki menghadangnya sambil tersenyum miring di depannya.
"Ngapain lo? Minggir."
"Jaminannya apaan?" Arival terkekeh sambil bersandar di dinding, lalu kakinya ia jadikan sebagai penghalang agar Arjuna tidak melewatinya.
"Mau lo apa, sih?" Arjuna menghela napas sambil menatap Arival dengan tajam. Laki-laki bernama Arival itu selalu saja mengajaknya baku hantam. Iri karena dia kapten basket? Cih, Arjuna rasa seharusnya Arival memaklumi dan sadar diri, bahwa dirinya bermain lebih baik dan bagus daripada Arival.
Arival menaikan sebelah alisnya sambil menatap Arjuna, "Gue peringatin, jangan main-main sama Aurelle."
Arjuna tidak dapat menahan tawanya saat ini ketika mendengar ucapan Arival barusan. Main-main? Menggelikan sekali.
"Kagak usah ikut campur lo, urus diri lo sendiri tuh!" Arjuna terkekeh dengan senyuman mengejek, ia senang ketika melihat laki-laki yang mengajaknya baku hantam itu menatapnya marah dan bersiap melayangkan pukulan kalau tidak ia tahan.
"Mati lo, kalau gue tau lo sakitin Aurelle," tunjuk Arival pada wajah Arjuna. "Main-main dulu sebelum gue kubur mayat lo idup-idup," Arival mendekat, lalu membisikan sesuatu ke telinga Arjuna sebelum melenggang pergi.
Arjuna bersiap melayangkan tinjuan pada dinding yang ada di sebelahnya, namun ia mengurungkan ketika beberapa murid lewat sambil tersenyum.
"Shit!"
"Oi, Jun!" Arjuna berbalik ketika mendapati beberapa teman yang satu basket dengannya itu memanggilnya.
"Mau kemana lo?"
"Lapang," jawab Arjuna dengan santai.
"Yok, bareng." Laki-laki dengan rambut berwarna agak kecoklatan itu menepuk bahu Arjuna, berjalan ke arah lapang bersama-sama.
Arjuna dan Kevin ber-high five dengan teman satu tim-nya yang lain. Arjuna dan teman-temannya memang lebih sering bermain basket ketika jam istirahat, padahal murid-murid lain menantikan jam istirahat untuk pergi ke kantin. Ia melirik sekilas ketika Arival duduk di pinggir lapangan bersama yang lain, sementara laki-laki itu hanya tersenyum miring ke arahnya. Sial, maksudnya apa?
"Lempar sini, Jun!" Kevin berteriak ketika Arjuna yang berkuasa memegang bola. Tapi ucapan laki-laki itu tidak didengar, Arjuna malah berlari dan memantulkan bola itu, lalu memasukannya pada ring.
"Ah, kagak asik lo!" dengus Kevin.
Arjuna terkekeh, "Nih, dasar baperan," Arjuna mengambil bola tersebut lalu melemparkannya pada Kevin.
"Aa' Jujun, mau aku elapin nggak keringetnya?" Arjuna menatap tajam pada laki-laki yang memanggilnya 'Jujun' itu, salah satu teman basketnya yang dekat dengan Arival juga. Ia kadang geli dengan panggilan dengan wink yang diberikan Rian, tapi ia anggap sebagai candaan biasa saja. Toh, itu sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna's Mine
Teen FictionTahap Revisi dan akan di repost kembali^^ "Aku tau bahwa mencintai seseorang juga perlu perjuangan. Lalu aku tau bahwa mencintai seseorang juga tidak perlu untuk memilikinya,"