🎵 Hivi - Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi ft Andi Rianto 🎵
Arjuna melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Tidak biasanya ia datang sepagi ini, terlalu pagi malah. Ia melirik sebuah jam berwarna hitam yang melingkar di lengannya. Jam 6. Dan ia sudah sampai sekolah? Oh sangat jelas ia rajin sekali.
Arjuna juga tadi tidak melihat satpam, entahlah dia tidak tahu. Koridor sekolah juga masih sepi, tidak ada bunyi apapun kecuali suara sepatunya.
"Astaghfirullah!"
Arjuna berjengit kaget ketika ia memasuki kelas, ia menemukan seorang perempuan dengan kepala menumpu pada tangannya.
"Eh?"
Aurelle tersenyum canggung ketika melihat Arjuna yang masih dekat dengan pintu masuk kelasnya. Lalu memergokinya yang sedang tidur di atas meja. Mau ditaruh dimana mukanya kini?
"Gue kira setan," ujarnya tanpa ekspresi lalu berjalan ke arah bangku yang ia tempati. Ia menaruh tas nya di atas meja.
"Lo ngapain di sini pagi-pagi?" Ya itulah Arjuna, berbicara tanpa pernah basa-basi.
Laki-laki itu duduk di atas meja dengan kaki bertumpu pada kaki satunya—sambil menatapnya.
Aurelle gugup di tatap seperti itu. Pasalnya ia jarang berinteraksi dengan Arjuna jika tidak ada perlu dengannya.
"Aku--emang biasa datang pagi-pagi," jawab Aurelle, berusaha menetralkan suaranya yang gugup.
Arjuna hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kelas mereka hening kembali. Ya, jelas mereka hanya berdua dan malah diam-diam, tidak ada yang mau mengajak mengobrol kembali. Aurelle yang sibuk dengan pemikirannya, sambil melirik-lirik Arjuna yang sedang memasang earphone di telinganya.
"RELLE!"
Kedua orang itu melirik ke asal suara. Walaupun Arjuna menikmati musik yang mengalun di earphone-nya, namun suara itu begitu keras memanggil nama seorang perempuan yang duduk di ujung sana.
Kepala Arival tiba-tiba muncul di daun pintu. Lalu matanya menyipit ke arah dua orang yang berada dalam satu ruangan itu.
"Eh, sorry gue ganggu ya? Oke deh, gue ke kelas, bye!"
"Arival,"
Arival tersenyum ketika namanya dipanggil oleh Aurelle. Lalu ia bersandar pada pintu kelas dan menatap Aurelle dengan tatapan jahilnya.
"Kenapa panggil aku?"
Dahi Arival mengerut namun sedetik kemudian cengiran khasnya mulai muncul, "Gue tadi jemput lo, tapi kata nyokap lo, lo udah pergi,"
Aurelle tersenyum masam, "Maaf ya?" Merasa tidak enak pada laki-laki itu.
"Nggak apa-apa. Ya udah, gue ke kelas," setelah mengucapkan itu Arival bergegas pergi sambil bersiul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna's Mine
Teen FictionTahap Revisi dan akan di repost kembali^^ "Aku tau bahwa mencintai seseorang juga perlu perjuangan. Lalu aku tau bahwa mencintai seseorang juga tidak perlu untuk memilikinya,"