🎵Petra Sihombing ft Ben Sihombing - Mine🎵
"KAMU?!"
Aurelle tidak bisa menahan keterkejutannya ketika ia membalikkan badan, lalu menemukan laki-laki jangkung yang sedang tersenyum tipis sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Laki-laki itu terkekeh, lalu ia bergerak maju hingga berhadapan dengan Aurelle. "Kenapa? Kaget?"
Aurelle diam, ia menepuk-nepuk kedua pipinya setelah itu menggelengkan kepalanyanya dengan cepat.
Nggak ini nggak mungkin! Salah kan ini? Tolong, siapa aja bangunin aku sekarang juga! Batinnya langsung berteriak.
"Nggak-nggak! Nggak mungkin. Kamu bukan Arjuna, kan? Kamu orang lain, kan?"
Arjuna, laki-laki itu tergelak kala Aurelle mencubit kedua pipinya hingga meringis. Benar dugaannya, Aurelle tidak akan percaya bahwa dia akan membuat beberapa surat dan pernyataan itu secara tidak langsung.
"Ini gue," kata Arjuna sambil tersenyum.
Aurelle masih dengan tampang cengonya menatap Arjuna tidak percaya, "Kok bisa?" tanyanya dengan polos.
Arjuna tidak menjawab, ia menuntun Aurelle untuk duduk di bawah pohon besar. Arjuna menoleh dan menarik pelan tangan Aurelle lalu ia menuntun tangan itu agar menangkup pipinya.
"Masih nggak percaya?" tanya Arjuna, lalu dengan polosnya Aurelle menggeleng.
Pipi Aurelle memanas ketika merasakan tangannya menyentuh pipi Arjuna, dengan cepat ia menariknya, namun Arjuna malah menahannya. Dengan sekuat tenaga ia menahan untuk tidak melompat, saking senangnya. Tapi tidak lucu juga, bila ia melompat-lompat lalu Arjuna akan menertawainya.
"Kenapa nggak percaya?" Kali ini Arjuna menatap perempuan yang ada di sebelahnya dengan serius. Dengan keadaan tangan Aurelle yang masih pegang di pipinya.
"Aku kan belum nemu buktinya," jawab Aurelle santai.
Arjuna tersenyum, "Mau nanya apa?"
Aurelle menarik napasnya pelan, "Bentar. Tapi, sebelum aku nanya boleh tanganku dilepas dulu?"
Arjuna mengerutkan dahinya, "Kenapa harus dilepas? Emangnya nggak bisa ngomong sambil gini aja?"
Aurelle terlihat salah tingkah, jantungnya seperti diajak berlari lalu pipi semerah tomat apalagi sekarang tangannya terasa berkeringat dan---gawat! Itu artinya Arjuna bisa merasakannya juga.
"Bukan gitu, tapi aku deg-deg an," Aurelle menunduk, menunggu reaksi Arjuna selanjutnya. Namun yang ia dengar hanya suara tawa laki-laki itu yang semakin membuat Aurelle gugup.
"Dasar, bikin gemas tau nggak?" Dilepaskannya tangan Aurelle, lalu mengacak-acak rambut Aurelle dengan gemas.
Aurelle terpaku, ketika tangan Arjuna sudah tidak berada di kepalanya lagi. Ia malah mengikuti gerakan Arjuna seperti tadi, mengacak-acak rambutnya sendiri sampai Arjuna tidak tahan, dan tertawa lagi.
Ketawa terus. Kan aku jadi malu tau. Batinnya.
"Kenapa? Mau diacak-acak lagi?" kekeh Arjuna.
Aurelle menggeleng, "Nggak-nggak. Sekarang serius, ya? Aku mau tanya, dari awal yang kasih surat itu kamu?"
Arjuna mengangguk serius.
"Permen? Sama chat WA dari nomer nggak dikenal itu juga kamu?"
Lagi-lagi Arjuna mengangguk.
"Kok bisa?" tanya Aurelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna's Mine
Teen FictionTahap Revisi dan akan di repost kembali^^ "Aku tau bahwa mencintai seseorang juga perlu perjuangan. Lalu aku tau bahwa mencintai seseorang juga tidak perlu untuk memilikinya,"