Malam terus beranjak, langit bertabur bintang- bintang, berpendar cahaya bulan. sangat indah! Semilir angin malam membelai wajah seorang gadis, yang tengah duduk menatap indahnya langit di pinggir atap sebuah gedung. Kakinya di biarkan menjuntai ke bawah, dari tadi dia hanya menghitung dan menghitung
"223, 224, 225, ah tadi sampai yang mana ya? Aku ulang saja! 1.. 2.. 3.."ulangnya sambil menunjuk bintang- bintang yang ada di langit.
Jam menunjukan pukul 1 pagi, seorang wanita berumur 50 tahunan masih berjalan mondar-mandir di dalam rumahnya. Khawatir, itu yang di rasakanya. Berkali- kali juga tatapanya di lempar ke luar jendela, berharap orang yang d tunggunya menampakan batang hidungnya. Jam terus berputar, detik terus berganti menit, menit pun berganti jam.
Cklek..
Pintu itu terbuka, menampilkan sesosok gadis cantik dengan penampilan tomboynya.
"Dari mana saja kamu!!! Kamu tau sudah jam berapa sekarang!!?"ujar wanita berumur 50 tahunan itu itu sambil berteriak, sedangakan yang diteriaki hanya diam dan memutar bola matanya malas.
Plakkk
sebuah tamparan dilayangakan pada pipi kanan gadis itu, dia tersenyum sinis.
" makasih ma, mama udah puaskan?"tanya gadis itu, mamanya hanya memandang tak percaya anaknya.
"Aku udah biasa ma, di tampar mama, di pukul papa, di olok- olok teman- teman waktu kecil, Aku udah kebal ma, mama gak ada cara yang lain buat nyiksa aku!? Contohnya, mama bisa pukul aku kayak papa? oh atau mama bisa bunuh aku sekalian."ujarnya lirih, nadanya tetap tenang tidak naik sama sekali. Dia tau benar bagaimana adab bicara pada orang tua. Dia berjalan meninggalkan mamanya
" maaf kan mama hum.."lirih mama, kristal bening meluncur dari matanya. Sakit!! Itu yang dirasakanya, menyesal itu juga yang di rasakanya, marah, pedih, sesak itu juga yang d rasakannya, semuanya jadi satu. Hatinya hancur, mengingat perilakunya selama 24 tahun ini kepada humaira anak keduanya yang tak pernah ia anggap. Humaira yang banyak mengambil kemiripan ayahnya, itu yang membuatnya marah pada anak itu.
Sejak lahir humaira tidak mendapat kasih sayang, ayahnya selingkuh dan mulai bertindak kasar pada mama, kakak, dan dirinya. Trauma, sedih, kecewa, marah, kesal, benci, itu yang d rasakan humaira.
Humaira afsheen, gadis keturunan indonesia- turki. Hidung mancung, bibir kecil merah merekah.
Humaira bersandar pada pintu kamarnya, terputar kembali di otaknya kejadian saat ia kecil hingga sekarang. Saat ayahnya memukulnya dengan sapu, mama yang suka menamparnya hanya karna humaira cemburu dengan perlakuan yang berbeda antara dia dan hanifa- kakaknya, apa yang salah? Apa? Seorang anak kecil yang membutuhkan kasih sayang orang tuanya, seorang anak yang ingin diberi perhatian, diberi pelukan hangat, jawabanya adalah humaira tidak pernah mendapatkan itu dari orang tuanya.
Hanya satu orang yang humaira ingat, orang yang selalu menyayanginya, melindunginya, merangakulnya, memeluknya, membantu ia bangun saat terjatuh, dialah hanifa- kakak tersayangnya.
Humaira bukan anak bodoh! Dia anak yang cerdas, walau dia anak broken home dia tidak pernah mengikuti pergaulan yang tidak baik. Hanya saja dia tidak lagi percaya pada Rabb-Nya.
'Kenapa aku ada di dunia ini ma? Kenapa? Mama dan papa tidak menginginkanku bkan? Hiks... Hiks... Apa yang salah denganku? 'batinnya
Drrttt.. Drrrttt...
Humaira terbangun mendengar hpnya bergetar, masih terkantuk. Dia mengapai hpnya di atas nakas, "halo?"
"Assalamualaikum de.."
"Iya ka?"
"Kakak salam loh, kok gak di jawab?"
"Ahhh.. Gak penting kak!! Kenapa nelpon aku pagi- pagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di atas Sajadah- Mu
Spiritual"Ketika aku di liputi kegelapan, kau datang menerangi jalanku dengan mengirimnya, Ya Allah. Buruknya masa laluku mengajarkan bertaubat kepadamu adalah keharusan bagiku." Humaira Afsheen "Dia seperti bintang, bintang yang paling terang di langit. Sia...