Kemarin malam, setelah check out dan mengambil koper serta barang- barang kami. Aku dan mas Raihan memutuskan tinggal di Apartement milik ka Hani.
Hah! Mas Raihan, tetaplah suamiyang suka menggoda istrinya. Bisa- bisanya dia minta jatah, padahal kami belum lama sampai di Apartement ini, dan bisa- bisanya dia merengek seperti anak kecil. Kalau sudah seperti ini ya sudah, kasih sajalah.
Aku sedang berada di dapur, tiba- tiba mas Raihan memelukku dari belakang sambil mencium pipiku.
"Mas"panggilku
"Hemmm?"jawabnya, hanya gumaman.
"Tadi minta aku masakkin Nasgor, tapi kamu malah meluk aku. Kalo begini, aku susah geraknya "Protesku tak terima.
Ya, setelah sholat shubuh tadi, suamiku ini mengeluh lapar. Jadilah pukul 5 lewat aku sudah berada di dapur dengan penggorengan dan spatula.
Dia terkekeh mendengar protesku, di longgarkannya pelukan pada pinggangku.
"Maaf ya, istriku yang cantik. Abis, aku pengenya meluk kamu terus. Kamu tuh kayak bunga yang menarik kupu- kupu agar selalu mendekat"Ujarnya
"Pagi- pagi udah gombal, kamu tau ini apa kan mas?"Tanyaku sambil mengacungkan benda di tangan kananku. Dia langsung menjauh dan duduk di kursi makan.
"Aku tau, itukan spatula. Udah nih, aku duduk manis. Ga godain kamu, ga gombalin kamu. Jadi, turunin spatulanya, terus masak lagi ya, sayang. :D "Ujarnya
"Tapi emang bener loh, kamu tuh kayak magnet berkutub utara. Aku selatan, jadi saling tarik menarik gitu"Lanjutnya lagiHahaha... Selalu ada hal indah terselip di duniaku saat berada di dekatnya. Saat di hadapanku dia bisa jadi seorang suami yang kekanak- kanakan, suami yang siaga, suami yang penuh perhatian. Terkadang aku berfikir, betapa beruntungnya mendapatkan suami sepertinya. Betapa bahagianya aku, ketika berada di sampingnya.
Ya Allah, bantu aku agar aku tetap menjaga perasaanku padamu. Bantu aku agar tak berlebihan mencintai makhluk mu. Tapi, ajarkan aku selalu agar dapat menjadi istri, anak, dan ibu yang baik. Aamiin...
***
Pukul 06.00 am
Sambil menikmati teh Rosebud di pagi hari, sepasang suami- istri itu juga asik saling menatap wajah. Satu sama lain.
"Mata ini tak akan pernah bosan memandangmu. Tak akan pernah bosan melihat senyum di wajahmu. Tak akan pernah bosan melihat wajah lelahmu. Tak akan pernah lelah memujinya, meski wajah itu akan berubah keriput suatu hari nanti. Mau sekarang atau nanti saat kita tua, aku tidak akan bosan memandangnya. Tak bosan berkata bahwa aku mencintaimu sebelum tidur dan saat bangun tidur. "Ujar Raihan, Humaira tersenyum cantik, wajahnya jadi memerah.
"Aamiin..."ujarnya
"Jadi, Ratuku yang cantik, hari ini kita akan kemana?"tanya Raihan, Humaira berfikir sebentar.
Setelahnya dia tersenyum lebar, menyesap sebentar teh miliknya. Bibirnya mengucapkan beberapa patah kata.
"Kota paling romantis di jerman"Setelah menyesap habis tehnya, mereka berdua segera bersiap- siap. Humaira membawa tas ransel backpacker miliknya, isinya tak lain adalah mukena, sajadah lipat tipis, Dompet, Pasmina, sebotol air mineral, dan kaos kaki cadangan. Raihan juga membawa tas ranselnya, kamera miliknya juga dia bawa untuk mengabadikan moment.
Saat ini tujuan mereka adalah stasiun kereta api. Memesan 2 tiket untuk ke Heidelberg, sebuah kota tua sekaligus kota romantis dan indah yang tersemat pada kota ini. Heidelberg terletak di lembah sungai Nectar, juga di bawah bukit Konigstuhl.
Dari Frankfurt Am Main menuju ke Heidelberg membutuhkan waktu 1 jam dengan kereta api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di atas Sajadah- Mu
Espiritual"Ketika aku di liputi kegelapan, kau datang menerangi jalanku dengan mengirimnya, Ya Allah. Buruknya masa laluku mengajarkan bertaubat kepadamu adalah keharusan bagiku." Humaira Afsheen "Dia seperti bintang, bintang yang paling terang di langit. Sia...