Sang mentari bersinar terang, menyusup masuk ke dalam celah jedela, kamar itu. Humaira, wanita itu tengah duduk di tepi rajang Zahra, dia tengah bergulat dengan fikirannya.
Ada yang tak ku mengerti , harusku gambarkan seperti apa perasaanku saat ini. Aku bingung, apakah aku mengenal dia yang akan menjadi imamku? Akankah dia menjadi ayah yang baik dan mau menerima Zalfaa. Aku sungguh tak mengerti bagaimana perasaan ku sekarang, semua bercampur aduk. Di satu sisi aku harus berbakti kepada papa, tapi aku bahkan tak tau siapa yang akan menjadi Qawwanku nanti.
Ya Allah... Ya rabbku.. Semoga engkau meridhoi jalanku.
Tokk.. tokk...
"Mba, periasnya sudah datang"
Wanita yang tengah mengandung 3 bulan itu muncul dari balik pintu. Walaupun dia tengah mengandung, sifat tak bisa diamnya masih melekat. Humaira tidak habis pikir melihat, tingkah laku sahabatnya itu.
"iya ra, silakan masuk bu"ujar Humaira, mempersilakan bu Ajeng menduduki kursi yang sudah di siapkan.
"iya neng, asli Indonesia atau campuran neng? Wajahnya neng terlihat khas"Tanyanya sembari membuka tas make up miliknya.
"Campuran bu, papa saya orang Turki, dan mama asli Aceh "
"Oh... Pantas saja.. Cantik!"Puji bu Ajeng
Humaira tersenyum, "Alhamdulillah"
Wajahnya yang biasa di sanjung orang, tak lain adalah karya dari Sang Maha Karya. Allah SWT. Kalimat Alhamdulillah selalu jadi jawaban yang ia lontarkan kepada orang- orang. Baginya semua yang ada pada dirinya harus di syukuri. Sungguh, Allah maha pemurah dengan segala keagunganya.
***
Kini Humaira sudah memakai gaun pengantin miliknya. Gaun itu, di antar oleh seorang perempuan, kemarin malam.
"Assalamualaikum.. Permisi, saya ingin mengantarkan gaun pengantin untuk Humaira "
Arum yang membukakan pintu rumah, langsung menerimanya dengan senyuman dan ucapan terima kasih.
Arum, Zahra, Humaira, dan si kecil Zalfaa duduk menatap gaun pengantin khas Turki di ruang tamu.
"Bagus"gumam Arum
"Elegan"tambah Zahra
"Afa ga ngerti. " Zalfaa ikut menimpali, mendengar komentar kedua Aunty-nya.
"..."
Humaira tak berkomentar apapun, dia hanya menatap gaun itu. Tak mengerti harus berkomentar seperti apa.
Wajah putih bersihnya di make up dengan natural. Pipinya di beri sedikit perona merah, bibirnya di beri lipstik berwarna cerry. Sangat cantik. Dia terihat anggun. Gaun berpadu warna merah, dan gold itu terlihat elegan. Tak lupa bordiran emas yang menghiasi baju dengan perpaduan kain sutra itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di atas Sajadah- Mu
Spiritual"Ketika aku di liputi kegelapan, kau datang menerangi jalanku dengan mengirimnya, Ya Allah. Buruknya masa laluku mengajarkan bertaubat kepadamu adalah keharusan bagiku." Humaira Afsheen "Dia seperti bintang, bintang yang paling terang di langit. Sia...