Hari baru

6.3K 404 8
                                    

Humaira telah menceritakan semuanya kepada keluarga Zahra, dia merasa sedikit tenang.
'Ya Allah, terima kasih engkau telah mempertemukan aku dengan keluarga ini. Mereka sangat baik, mau menolong dan menerima aku apa adanya.'batinnya

Humaira pov

Besok adalah hari baru untukku memulai kehidupan yang baru, menjadi lebih baik.
Hijrah itu memang mudah, tapi untuk istiqomahnya lah yang susah.
Bagaimanapun juga aku akan berusaha menjadi lebih baik, Innallaha Ma'ana. Tapi aku lupa dengan beberapa surat yang kuhafal waktu kecil, aku juga sudah sangat lama tidak membaca Al quran. Apa aku minta di ajari Zahra saja? kalau tata cara sholat dan bacaanya aku masih hafal
Ya, aku harus banyak belajar darinya.

Cklek..
Pintu kamar ini terbuka, siapa lagi yang membukanya kalau bukan pemilik kamar ini- Zahra. Dia selalu tersenyum, di sampingnya ada Zalfaa yang tengah menguap, dia pasti mengantuk.
"anak bunda sudah ngantuk ya?"tanyaku, Zalfaa mengangguk. Aku sudah menjelaskan pada balita kecil ini bahwa sekarang akulah ibu dan ayahnya, entah dia mengerti atau tidak.

"Zahra, mau ajari aku membaca Al- Quran?"
"tentu aja, aku mau mba. Oh iya, besok kita cari kontrakan buat mba. "
"Tapi aku gak punya uang ra"ujarku, memang aku tak mempunyai uang lagi.

"tenang aja mba, kita ikhlas bantu mba. Nanti aku bantu bayar, bulan berikutnya mba bisa pakai uang mba sendiri"ujarnya, aku menggenggam tangan Zahra

"terima kasih, Zahra. Oh iya, boleh aku pinjam buku- buku kamu yang ada di rak buku? "tanyaku, aku sangat tertarik dengan buku- bukunya. Tadi aku sempat sedikit membaca buku tentang putri Rasulullah SAW, yaitu Fatimah Az- Zahra. Seorang wanita yang di sebut bunga yang mekar semerbak, dan sayyidatunnisa-i ahlil jannah (penghulu para wanita di surga).

We learn patience from Asiyah
We learn loyalty from Khadijah
We learn sincerity from Aisyah
We learn purity from Maryam
We learn steadfastness from Fatimah Az Zahra
Itu yang ku baca dari sebuah buku.

***

Raihan pov

Hari ini aku, Zahra, dan Humaira akan mencari kontrakan untuk Humaira dan Zalfaa tinggali. Saat melewati sebuah gang, aku melihat ada papan bertuliskan 'Ada kontrakan kosong, masuk ke dalam' dan ada tanda panah yang mengarah ke dalam gang.
"Mas, ra, ada kontrakan kosong" ucap Humaira, sambil menunjuk papan. Baru saja aku mau membuka suara, ternyata, dia sudah lebih dulu dariku. Aku menghentikan mobil, dan memarkirnya di depan pos ronda di depan gang itu.

"Iya mba, kita lihat yuk! Ayo bang" ajak Zahra,
Di depan kami terdapat kontrakan yang masih kosong. Sekarang aku tengah berunding dengan pemilik kontrakan, dan memeriksa kontrakan ini.

"Oh iya mas, atapnya ada yg bocor di bagian kamar."ujar ibu pemilik kontrakan
"Nanti biar saya, yg membenarkanya. Ibu ada tangga?"tanyaku, ibu itu mengangguk
"Ini bu, saya membayar uang sewanya untuk 6 bulan ke depan" ujarku, sambil memberikan amplop coklat berisi uang

"Baik mas, terima kasih. Nanti tangganya, dia antar anak saya"

"Baik, terima kasih bu" ujarku lagi, Humaira dan Zahra mengangguk dan tersenyum pada pemilik kontrakan itu.
"Humaira.."panggilku
"Iya mas?"
"Biaya kontrakan perbulannya 700rb, ada 1 kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tamu, di sini juga sudah di sediakan beberapa alat rumah tangga. Seperti tikar, kompor, lemari, meja. Ada atap yang bocor, saya akan membenarkannya. Oh iya, sebentar lagi ada orang yang akan mengirimkan barang- barang buat anti dan Zalfaa.."

"Syukran mas, barang- barang apa?"tanyanya bingung
"Tempat tidur, dispenser, penanak nasi, piring, dan gelas"jawabku
"Masya Allah.. Tapi itu tidak perlu mas, saya tidak ada uang untuk membayarnya"

"Dengar Humaira, ini hadiah dari saya untuk kamu dan Zalfaa. Saya tidak menerima penolakan!"tegasku, di sisi lain Zahra tengah tersenyum menyaksikan kami berdua berdebat.

Di atas Sajadah- MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang