Bab 7 "Bad Day Ever"

58 8 2
                                        

Hari-hari yang kulalui semakin berbeda. Datar. Membosankan. Sejak kak Gilang dan Papa kembali ke tempat masing-masing, semuanya menjadi berbeda. Tak ada lagi yang membuatku berbahagia. Tak juga Dirga.

Astaga! Dirga..

Sudah lima hari ini kami lostcontact. Entah kenapa. Padahal, aku selalu online setiap malam. Dan kuyakin dia juga. Tapi, sama sekali tidak ada yang memulai chat. Bahkan sekedar mengucapkan 'selamat malam','selamat pagi' atau 'semangat sekolah' pun tidak. Aku sendiri. Dirga sendiri. Menjalani rutinitas kami sendiri-sendiri. Mungkin dia sibuk, atau mungkin dia yang takut menggangguku karena aku masih banyak tugas-maklum anggota osis- karena sebentar lagi acara ulang tahun sekolah diadakan.

Hari ini aku berangkat sekolah dengan senang, ya meskipun kesenanganku ini tidak lengkap. Acara-acara menuju puncak HUT mulai diadakan. Hari ini akan ada bazaar beserta penampilan sepuluh band sekolah yang telah lolos audisi. Sebagai panitia, aku diwajibkan datang lebih awal. Aku mengurus bagian penataan panggung bersama dengan Lina.

"Hai,Lin!" Sapaku riang saat aku melihat Lina sedang mengamati dekor panggung yang sudah berdiri kokoh itu. Dia menoleh.

"Hei,Key. Em... Key, gak bareng Dirga?" Tanya Lina sambil mendekat.

Aku diam, menunggu Lina sampai tepat di hadapanku. "Nggak,Lin. Kenapa? Biasanya juga gue gak bareng sama dia." Jawabku mantap. Tiba-tiba aku menangkap keresahan di mata Lina.

"Key, Dirga nampil?" Tanya Lina lagi.

Aku mengerutkan dahi. Tunggu. Sepertinya Dirga gak pernah ikut audisi band,deh. Aku menggeleng sambil mengangkat bahu. "Dia kayanya gak bakat di band,deh!" Jawabku ngasal.

Lina bergumam, kemudian ia membulatkan bibir, "Key, lo.. apa,lo masih lostcontact sama Dirga?" Tanyanya.

Aku mengangguk pasrah. Malas sekali rasanya membahas masalah itu. "Kenapa,Lin? Lo kok nanya-nanya tentang Dirga. Gue ngerasa ada yang lo sembunyiin?" Aku memegang pundak Lina. "Dirga ada apa? Apa,lo yang lagi masalah sama Raka?"

Lina cepat-cepat menggeleng, "Gue baik-baik aja sama Raka. Baik banget malah. Cuman.. Dirga.. lo yakin?"

Aku mengerutkan dahi,bingung. "Yakin apaan?"

"Ya..gimana,ya? Emmm..Lo yakin Dirga gak nyembunyiin sesuatu dari lo?"

Aku bergeming di tempatku. Masih dengan menatap Lina yang menggigit bibir bawahnya dengan perasaan yang menurutku resah. Dirga? Menyembunyikan apa? Kenapa Lina curiga sama Dirga? Ada apa ini?

"Key, gue ke belakang dulu. Mau ngontrol pengisi acara." Lina cepat-cepat pergi dari hadapanku setelah aku tidak menjawab pertanyaannya yang baru saja. Aku masih bingung. Dan masih berusaha untuk mencerna perkataan Lina. Sebenarnya ada apa? Apa Lina tahu sesuatu tentang Dirga? Kenapa dia gak ngomong langsung kalau itu penting? Kenapa dia malah bersikap aneh dan membuatku bingung? Kenapa? Kenapa? Aku pusing sendiri memikirkannya!

*

Acara bazaar yang sangat meriah berlangsung tepat pukul sembilan pagi. Band pertama yang tampil adalah band Raka. Band Raka (The Nastar) tampil memukau sebagai band pembuka dengan menyanyikan tiga buah lagu. Semuanya berbahasa inggris. Yaitu, A little peace of heaven (Avenged Seven fold), Dead (My Chemical Romance), dan Warmness On The Soul (Avenged Seven fold). Dan Lina terbengong-bengong saat menyaksikannya. Aku berdiri di samping Lina yang menatap pacarnya dengan tatapan mesra, sementara aku cekikikan melihat tingkah Lina yang lucu itu.

"Selamat menikmati hari ini,Guys!" Kata penutup dari Raka. Setelah itu band Raka turun panggung dan Raka langsung menghambur ke arah Lina.

"Gimana,Lin? Bagus,gak?" Tanya Raka dengan mata berbinar-binar. Lina mengangguk dengan semangat.

Dear DegaWhere stories live. Discover now