(namakamu) dan Iqbaal berjalan bersama menuju kelasnya. Tangan mereka mengait satu sama lain. Senyum mereka tak pernah pudar dari bibir mereka masing-masing. Malah mereka sering tertawa kecil.
"Aaa! Gilaa! Iqbaal jadian sama (namakamu)!!"
"Etdah! Nggak usah teriak-teriak bisa kali. Gue nggak budek!"
"Andaikan yang digandeng itu guee..."
"Ngarep lo!"
Iqbaal dan (namakamu) saling pandang kemudian tertawa secara bersamaan. Betapa tidak, disepanjang perjalanan mereka menuju kelas mereka selalu mendengar siswa-siswi di sekolah ini sedang membicarakan mereka. Ada yang ngedukung, ada yang ngejudge, ada yang iri, dan ada-ada yang lain deh tapi (namakamu) dan Iqbaal tidak mau ambil pusing. Kalo kata (namakamu) sih, 'Biarin mereka ngomong nanti juga capek sendiri'
Sesampainya di kelas, Iqbaal duduk dibangku Khalda yang belum sampai di sekolah. Hmm.. Pacaran dulu leh ugha. Mumpung sepi gaiss.
"Kamu cantik kalo rambut kamu di kuncir satu gini," ujar Iqbaal.
"Ih! Berarti kalo aku geraiin nggak cantik dong," (namakamu) cemberut dan bersidekap dada. Pandangannya tidak lagi mengarah pada Iqbaal.
Iqbaal terkekeh, kemudian ia memegang dagu (namakamu) dan memutarnya agar mengahadap ke arahnya. "Bukan gitu, tapi kamu lebih cantik dan unyu kalo gini. Kelihatan banget kalo masih kecil,"
"Iya deh iya, yang udah gede mah beda. Btw, segede apa? Segede timun?" cibir (namakamu), ia benar-benar marah. Kekesalannya makin bertambah ketika Iqbaal bukannya membujuk dirinya malah tertawa.
(namakamu) menghentakkan kakinya, lalu ia berdiri dan hendak melangkah. Namun, sebuah tangan mencekal pergelangannya. Iqbaal. Ya orang yang mencekal itu Iqbaal. Iqbaal kini sudah berhadapan dengan (namakamu).
(namakamu) membuang mukanya asal. Tak tahu kah Iqbaal bahwa saat ini, (namakamu) sednag menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.
Cup!
Iqbaal mencium kening (namakamu). Itu membuat (namakamu) terkejut namun ia senang. Wajahnya memanas menahan senang.
Cukup lama Iqbaal mengecup kening (namakamu). 'Masih sepi gapapa kali,' pikir Iqbaal.
"Ekhemm.."
Deheman itu mampu membuat Iqbaal mengakhiri kecupannya dan sedikit menjauh dari (namakamu). Wajah mereka memerah.
"Asyik ya pacaran dikelas pagi-pagi," sindir Rio, teman sekelas sekaligus wakil ketua di kelas ini.
"Bilang aja lo iri kan? Haha, makanya jangan jomblo terus," cibir Iqbaal dengan tawa yang membuat sebal Rio.
"Awas aja lo Baal. Sekarang lo bisa pacarin (namakamu). Lo bakalan kaget kalo gue pacaran sama Raisa,"
"Lah? Kenapa pake Raisa segala sihh," protes Iqbaal tak terima jika idolanya di pacari oleh seorang Rio. Lebih baik kan Raisa berpacaran dengannya. Lah? Terus (namakamu) gimana??
(namakamu) cekikikan melihat kekasihnya yang berdebat dengan Rio.
"Suka-suka gue dong,"
"Halah paling Raisa nggak mau sama lo. Lo kan buluk,"
"Yoh! Gue keren kayak Harry Styles gini dibilang buluk. Lo tuh mirip bopak!" kata Rio diakhiri dengan tawanya.
"Kalo gue mirip bopak, mana mungkin bebep gue ini mau sama gue," Iqbaal merangkul pinggang (namakamu) kesampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta Iqbaal [CJR] - Completed
Fiksi PenggemarCerbung ini menceritakan tentang (namakamu), seorang gadis pindahan dari Korea dan ia jatuh cinta pada teman Kakaknya. Kakaknya adalah salah satu pesonel Boyband terkenal di Indonesia. CJR. Ya, Kakaknya salah satu dari ketiga personel CJR. Hmm.. Sia...