Author pov.
Rambutnya terurai bebas.Tersapu angin yang bergerak liar.Mata birunya menyapu lembut pemandangan Coffs Harbour senja ini.Tangan kirinya tampak memegang sebuah koper hitam berukuran besar.
Matahari tenggelam.
Itulah yang ia tunggu sejak 1 jam yang lalu.Hanya dalam menghitung menit,ia akan melihatnya.
Suasana begitu sepi dan tenang,hanya terdengar suara ombak yang menderu di telinga.Perlahan,langit mulai menampakkan indahnya gradasi warna yang tercipta.Gadis itu tersenyum lebar menyambut gelapnya malam di pelabuhan ini.Australia yang mungkin tidak akan pernah dilihatnya dalam kurun waktu yang lama.
Drrt..drrtt..
Ponselnya bergetar dalam saku jaketnya.Menandakan suatu panggilan.
"Ya?"
"...."
"Berdiri di jembatan Coffs Harbour."
"...."
"Tenanglah,Ash.Penerbanganku masih 1 jam lagi."
"...."
"Cerewet kau! Aku hanya membawa satu koper Ya Tuhan."
"...."
Entah apa yang dikatakan lelaki itu diseberang sana,namun perkataannya membuat Katheryn terdiam untuk beberapa detik.Menghembuskan nafas beratnya.
"Kau benar,dia masih belum mengingatku haha.." Kath tertawa renyah yang sebenarnya ia paksakan.
Matanya menatap senja dengan sendu.Ia semakin mengeratkan genggamannya pada gagang koper yang menandakan ia sangat mantap dengan kepergiannya.
"...."
"Tujuanku ke Sydney dulu untuk berpamitan pada keluargaku.Mungkin hanya 4 hari,setelah itu aku menyiapkan keberangkatan ke Jepang."
"...."
"You too.Okay,bye Ash! I will missed you so much..."
Tutt...tutt..tutt...
Ia memutus sambungan telefon itu.Kembali menikmati sunset ini dengan hati kelam.
Satu bulan lalu,Kath mendapat tawaran beasiswa ke Jepang.Ia sempat menolak walaupun itu impiannya dengan alasan karena seseorang.Namun apa yang ia dapatkan? Hatinya terus tersakiti akhir-akhir ini dengan menjauhnya Calum dan datangnya terror yang bertubi-tubi.
Kath pun menyerah dan memantapkan hati untuk menerima beasiswa itu.
'Memang ini yang direncanakan Tuhan untuk kita.Mungkin berpisah adalah jalan terbaik baginya.' batin Katheryn
Drrtt...
Ponselnya bergetar kembali.Satu pesan telah diterimanya.
B*tch : Tetap jaga jarak dari Calum jika kau tidak ingin teror selanjutnya datang.
Membaca pesan tersebut,Kath hanya mendengus kesal.Sudah 5 bulan ini ia terus diterror.Tak jarang,sang penerror mengirimnya beberapa foto yang bisa membuat hati Katheryn memanas.
Foto Calum dengan wanita lain.
Kath : Ambillah dia sesukamu.I dont care,bitch!
Jemarinya mengetik kalimat itu dengan bergetar.Ia telah membohongi dirinya sendiri.Mana mungkin secepat itu ia merelakannya?
Ia mengusap kasar wajahnya.Tak ingin tetesan air jatuh dari pelupuk matanya.
Namun,ia gagal.
Tangan kirinya menjatuhkan kopernya.Isakannya terdengar semakin keras.Kepalanya tertunduk dan bertumpu pada kedua tangannya.Malam ini,menjadi saksi bisu atas keputusasaan seorang Katheryn.***
"Kau mau kemana,Cal?" ucap Mali dengan penuh selidik.
Sang adik tak mempedulikan pertanyaan kakaknya.Ia hanya terus menarik kopernya keluar rumah.
"Cal! Kau akan meninggalkan mum?" kini ibunya yang bertanya.
Calum menghentikan langkahnya.Berhenti menyeret kopernya,lalu memandang dua wanita itu dengan kesal.
"Sudah kubilang,bukan? Aku akan ke Sydney malam ini." ucapnya datar namun penuh penekanan.
"Tidak! Dad tidak akan mengijinkanmu pergi walaupun selangkah!" bentak ayahnya.
Calum meninggalkan asrama dan kembali ke Brisbane hanya untuk mendapatkan izin ke Sydney.Namun sayang,keluarganya tak mengizinkannya.
Namun,Calum hanya tersenyum miring dengan tatapan yang mencibir.
Tatapannya yang tajam mampu membuat siapapun bungkam."Keluarga macam apa yang menutupi masa laluku? Kalian tidak menyembuhkanku.Namun memperparah diriku!" ucap Calum
"SEKALI TIDAK TETAP TIDAK!" ucap ayahnya dengan nada meninggi.
"Maaf,keberangkatanku 40 menit lagi.Aku harus bergegas.Malam ini aku akan tetap ke Sydney!" ucapnya lantang.
Tiga pasang mata itu menatap Calum tak percaya.Ini kali pertamanya menentang ucapan ayahnya yang sedang naik darah.Calum benar-benar berubah.
Pria berjaket hitam itu langsung melenggang pergi meninggalkan keluarganya.Taksinya pun sudah menunggunya sejak 10 menit yang lalu.Dengan berbekal satu koper pakaian,ia berharap dapat tinggal di Sydney untuk beberapa hari dan mendapatkan secercah harapan.
Menemukan kembali ingatannya yang hilang.
————
Astoge :v
Udah berapa lama gak apdet oy?
yang penting udah apdet kan?walaupun absurdnya naudzubillah..hahaha
ane udah ujian,jadi bakal rajin update
#insyaallah:Dvmmnts guys!