Ketika ada peristiwa seperti ini , klub mata mata sepertinya sangat dipercayai guru , bagaimana tidak? Kami membolos hanya untuk menyari tahu detail insiden kejadian ini.
Kami pergi ke rumah dicka dan dicky untuk menemui ibunya. Sekaligus memberinya kabar
"Kalian pergi duluan ajah , gue kebelet nih"ucap ku berbohong.
"yaudah kita duluan"balas widia lalu meninggalkan ku.
Jika aku muncul dihadapan ibuku sekarang .. tidak asik kan? Aku mengikuti widia beserta yang lain untuk mengetahui rumah ibuku yang baru.
Tok!! Tok!! Tok!! Widia mengetuk pintu rumah seseorang.
Keluarlah wanita paruh baya yang kutahu ia ibuku.
"Kayak ada yang ngawasin?"gumam meyrina lalu melihat disekitarnya dan aku berhasil sembunyi.
"Apa benar disini kediaman dicka & dicky?"tanya widia pada wanita paruh baya itu.
"iya benar , saya sendiri ibunya"balas wanita itu.
"Tadi pagi saya mendapat kabar , dicka & dicky ditemukan tewas mengenaskan .. Dan sekarang mayat anak ibu ada dirumah sakit sekolah kami"jelas putri memberikan informasi
Raut wajah wanita paruh baya itu berubah seketika.
"Gamungkin , Ga!! Saya tau sendiri dicka dan dicky anak yang baik. Jadi saya sangat yakin tidak ada yang berbuat jahat pada mereka."ucap wanita itu seraya tidak percaya dengan apa yang di ucapkan putri.
"Ibu bisa lihat sendiri hasil identifikasi kita"ucap widia lalu menyerahkan selembar kertasnya.
"Ngga , gamungkin .. Nih salah , ini pasti salah"ucap wanita itu setelah melihatnya , sambil memegang kertas wanita itu menangis kencang sedangkan widia dan yang lain mencoba menenangkannya.
"Antarkan saya , saya harus melihatnya"ucap wanita itu dengan tangisannya
Mereka pun mengantarkan wanita itu dimana dicka dan dicky berada.
Sedangkan aku kembali melalui jalur yang berbeda Dan memasuki ruang klub.
"Sebentar lagi aku datang bu , HAHA"gumanku lalu menidurkan tubuhku
Drrrrtt!! Suara pintu menganggu kupingku
"Ah kalian ngagetin gue aja"ucapku lalu mengambil posisi duduk
Mereka tampak kebingungan , jelas terlihat dari raut wajah mereka.
"Jadi bagaimana?"tanya meyrina.
"Mungkin kita harus kembali esok , kita tidak mungkin menanyakannya sedangkan dia dalam kesedihannya"ucap faiz
"yaa gue setuju"ucap maryam dan putri kompak.
"Baiklah , untuk sekarang cukup .. Kalian boleh pergi ke kelas"ucap widia
"Kembali esok? Bagus!! Sebelum mereka mengorek formasi darinya gue harus bermain dengannya lebih awal"pikirku.
"Kenapa masih disini? Kan gue udah nyuruh kembali ke kelas"ucap widia membuyarkan lamunanku.
"Dan elo?"tanyaku.
"Gue masih harus ngurusin masalah ini"ucapnya lalu aku meninggalkan widia seorang diri.
Selama pelajaran berlangsung widia tak kunjung masuk kelas.
"Apa widia selalu kaya ginih ya? Bolos dari beberapa pelajaran"tanyaku pada faiz.
"Selama kami belum tau siapa pembunuhnya , kami semua belum tenang"jelas faiz.
"Udah siang , ayoo bantu widia"ajak meyrina
"Kalian duluan aja deh , gue dipanggil kak relina"ucapku berbohong.
Mereka pun meninggalkanku , kini hanya aku seorang diri berada didalam kelas.
Tap!! Tap!! Tap!!
Langkah kaki seseorang terdengar nyaring dikupingku. Gadis tomboy yang pernah menolongku muncul dihadapanku.
"Hay"ucapnya menyapaku
"Yaa? Lo kesini bukan cuma mau nyapa doangkan?"tanyaku sinis
"Biasa kali , gue cuma mau nanya sesuatu .. Kemarin sore apa yang lo lakuin ke seseorang yg ada dihadapan lo?"tanyanya padaku sambil mengambil posisi duduk.
"Gue ga ngarti apa yang lo omongin"kataku berbohong.
"Gue liat eh , lo ngelempar cutter ke seseorang dan menendang seseorang yang sedang bersamanya .. Lalu sebagai bukti apa yang lo sembunyiin dibalik kaos kaki itu?"tanya gadis tomboy itu seraya menunjuk kearah kaki ku.
Aku pun menundak pasrah , tidak kusangka waktu bersenang senangku tadi malam disaksikan seseorang.
Aku menatap wajah gadis itu dan memiringkan kepalaku .. Tampak raut wajah bingung gadis itu.
"Yaaah , gue bermain dengannya .. Karna kau sudah menyaksikan permainan ku , apa mau bermain denganku?"kataku sambil mengambil cutter kesayanganku.
"Be-bermain?"tanya gadis tomboy itu ketakutan.
"yaa , bermain denganku HAHA"ucapku dan tertawa keras.
Aku perlahan menghampirinya sambil memegang cutterku yang siap menembus mata polos itu.
"Santai santai , kita bisa jelasin ini baikbaik"katanya sambil berjalan mundur
"Bukankah gue udah santai?"ucapku datar
Karena rasa takut yang semakin besar ia membalikan badannya dan mengambil benda disekitar lalu melemparkannya padaku kemudian berlari.
"Mau main kejar kejarankah?"gumamku lalu mengikutinya
Betul saja seperti dugaanku , ia berlari kearah atap sekolah.
Karena pintu atap terkunci ia terjebak. Dengan begini aku dapat bermain dengan mudah
"Lo lihat? Gue punya 2 benda loh , kerenkan .. Lo mau milih yang mana?"ucapku sambil menunjukkan cutter dan pecahan kaca.
"Gi-gilaaaa!! Tau gini gue gabakal nolong lo"ucapnya dengan nada ketakutan.
"Kau cerewet sayang!!"ucapku lalu melemparkan pecahan kaca demi pecahan kaca itu.
"Aaaaaaaargh"teriaknya kesakitan lalu jatuh tersungkur.
Dari 7 pecahan kaca , 2 meleset , 4 menancap bagian perut , 1 menancap bagian kelamin.
Bahaya bukan , jika rahasiaku terbongkar karenanya .. Jadi aku memotong lidah mungilnya
"Lidah lo cakep juga yah"ucapku
Gadis itu meronta kesakitan seperti cacing dibakar.
"Berisik!!!!"kataku lalu menusuk matanya berulang ulang hingga ia tewas.
Sepertinya menyiksa dan melihat orang menderita adalah hobiku , bagaimana tidak? Aku tidak mempunyai empati atau pun kasian.
Aku pun meninggalkan mayat gadis tomboy itu dan berjalan dengan senyum puasku.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psychopath?
HorrorMEMAAFKANNYA itu urusan tuhan , tapi mengirimnya ke tuhan TERSERAH gue.