Menyelidikinya?

145 9 0
                                    

"Malam yang menyenangkan"gumamku , jujur saja .. Aku tidak dapat menahan rasa tawa ku.

"Ariy pulang!!"kataku sambil membuka pintu rumahku.

"Kenapa baju lo berantakan ginih sih dee!!"ucap kak relina menghampiriku.

"Ada kejadian dikelas kak"jawabku berbohong.

"Mandi sanah terus masuk kamar , kakak lagi ada temen"ucap kak relina.

Aku pun mengangguk dan pergi meninggalkannya.

Berada dibawah sower yang mengalirkan air ke tubuhku dengan ingatan ingatan hal yang baru saja kulakukan.

"Ibu!! Aku sudah membunuh 2 anak kesayanganmu , kau akan menyusulnya"gumamku.

Malam itu aku bisa tidur dengan lelap , sampai hingga sang mentari terbangun aku sudah siap dengan pakaian sekolahku.

Kak relina memasuki kamarku ,  membuatku terkejut.

"Bukannya ayah ngajarin beri salam sebelum masuk ruangan?"dengusku

"Bawel lo de , lagian juga gada ayah kok .. Dan ini apa?"ucap kak relina sambil membaringkan tubuhnya ke kasurku dan mengambil Buku ku

"Gilaaa lo , bacaan nya serem ginih"katanya sambil melemparkan buku horror ku

"Biasa kali kak"ucapku.

"Oiya noh , temen lo udah nunggu dibawah"ucap kak relina lalu meninggalkan ku.

Dengan cepat aku mengambil cutterku dan menuruni tangga.

"Ayo berangkat"ajak ku.

Kami pun berangkat bersama.

"Rumah lo sepi ya riy"ucap meyrina padaku.

"Yaa gitu , dirumah cuma ada gue , kak relina sama Bibi gue"jawabku.

Ketika kita asik dengan suasana pagi ini , Bunyi handphone widia berdering.

"Eh bentar bentar"ucap widia dan mengangkat telponnya.

Setelah beberapa menit kami menunggu widia berbincang dengan telponnya akhir ia menutupnya.

"Kita harus cepet ke sekolah!!"kata widia panik

"Ada apaan wid?"tanya faiz penasaran.

"Dua siswa tewas disekolah , gue dapet kabar dari putri"ucap widia dan kami segera menuju sekolah.

Sebenarnya aku sudah mengetahui hal ini akan terjadi , mayat dicka & dicky yang kumasukan kedalam karung besar akan ditemukan.

"Gimanah?"tanya widia pada seseorang yang tengah memeriksa mayat itu.

Kaki kami lelah setelah berlari tapi tidak dengan widia.

"Parah wid , kita berdua gaberhasil ngidentifikasinya"ucap maryam salah satu dari klub kita.

"Kalo gituh , bawa mayat itu ke rumah sakit dan suruh mereka mengindetifikasinya lalu kumpul diruang klub sekarang"ucap widia memberi perintah.

Seperti yang kupikirkan , klub ini sangat di andalkan guru guru untuk mengatasi hal seperti ini.

Dan kami semua berkumpul dalam satu ruangan klub kami.

"Kalian udah tau kan? Kenapa kalian gue suruh kumpul?"tanya widia dengan nada pemimpin nya.

Yang lainnya mengangguk , tapi tidak denganku.

"Kembali pada 2 mayat itu , mayat tersebut memakai seragam baskervsekolah kita"ucap widia

"Terus?..."tanyaku seolah olah tidak mengerti apa yang di ucapkan widia

"Kita bisa menyimpulkan 2 mayat itu adalah ikut serta dalam klub basket"jelas meyrina.

"Jadi kita harus nyari tau pembunuh itu kan?"tanya faiz.

"Yaa .. Karna sebelum sebelumnya kita berhasil , guru pun sangat percaya pada klub kita"ucap widia.

"Mencari pembunuhnya? Sepertinya menarik , carilah sampai kau mengetahuinya kawan"gumamku

Tidak lama seorang guru mendatang kami dan memberikan selembar kertas pada widia.

"Bagaimana?"tanya faiz.

"Seperti yang kalian lihat , korban dari peristiwa kali ini adalah dicka & dicky"ucap widia seraya memberi kertas itu pada kami.

"Menyusahkan saja!!"dengusku.

"Maksut lo?"tanya putri.

"Tujuan kita nyari pembunuhnya bukan? Kenapa tidak introgasi salah satu keluarga korban saja?"bujuk ku.

Seperti masuk klub mata mata tidak buruk , karena aku dapat membujuk dan membuat mereka membantuku secara tidak langsung.

"Tumben pinter riy"ucap faiz lalu meninju bahu ku.

Kami pun pergi menemui ibu dicka dan dicky , sebenarnya ia juga ibu ku .. Bukankah ibu menyayangi anaknya? Bagaimana jika aku muncul dihadapannya? Mungkin terlihat menarik bukan?

Bersambung ...

He is Psychopath?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang