Kumenipunya?HAHA!!

91 6 0
                                    

Mobil putihku melaju dibawah sinar bulan purnama.

Aku tidak peduli orang mau menganggapku seperti apa yang terpenting bagiku Kebahagiaan diriku sendiri , bukankah EGOIS?.

"Nah , itu tempatnya"ucap Rin seraya menunjukkan tempat yang kami tuju.

Karena kami masih dibawah umur untuk memasukinya , kami berdua menunggunya sampai ia keluar.

Menunggu itu membosankan , karna lamanya menunggu aku terlelap sampai hingga Rin membangunkanku.

"Riy!! Riy!! Itu denis udah pulang noh"ucap Rin seraya menggoyangkan tubuhku.

Mataku masih samar sehinga aku tidak dapat melihatnya dengan jelas , yang kutahu ia menaiki motor dengan setengah sadar.

Aku mengikutinya , karna jalanan begitu sepi aku memulai dengan menghadang motor denis dengan mobilku.

"Apa apaan nih?!"ucap denis dengan nada sengaknya

Aku menyeringainya , mendekatinya secara perlahan.

"Masih belum lupa kan masalah yang tadi siang?"tanyaku pelan.

"Banyak bac ...."ucap denis sebelum terpotong.

Aku menusuk perut denis dengan cutter Rin.

Seketika denis jatuh tergeletak , kami membawanya kedalam gudang sekolah kami.

Disinilah permainan sesungguhnya akan dimulai.

Walaupun gudang sekolah dikunci , aku mempunyai duplikatnya ..

Aku dan Rin menonton 2 Pria nyeri kesakitan dihadapan kami.

Perlahan aku mendekati faiz.

"Lo tau? Disini tempat gue Bermain dengan saudara gue"bisik ku.

"Aaaaaa , cepet mati lo bedebah!! Lo gapantes hidup!!"teriak faiz

"Berisik!!!"teriak ku lalu menendang kepala faiz.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam , aku pun segera menyelesaikannya.

"Denis!! Sebelumnya lo udah gue ampuni bukan? SEKARANG KESEMPATAN ITU GADA LAGI BODOH!!!"ucapku tepat pada wajah denis.

Cuihh!!! Denis meludahi wajahku

"Manis juga ludah lo"ucapku sehabis menjilatnya.

Kulihat faiz meronta-ronta , aku yang melihatnya sedikit jengkel.

"Rin , cobadeh ajak faiz main"pintaku.

Lalu Rin menghampiri faiz dan memukulnya beberapa kali.

"Lo liatin kemana BODOH!!!"ucapku ketika denis memandang faiz.

Tidak lama kumencolok mata kanan denis dengan jariku kulihat denis nyeri kesakitan.

Melihatnya kesakitan seperti itu gairahku semakin naik akupun memperdalam jariku hingga bola mata tersebut tembus oleh jariku bersama kuku tajam milikku

Kemudian kumerobek lubang hidung dengan cutterku.

Sungguh pemandangan yang membuatku semakin bersemangat.

Kulihat denis masih dapat bertahan , "kuat sekali!!"gumamku.

Tanpa jeda aku membuka lebar mulutnya lalu menariknya dengan arah yang berlawanan hingga kedua pipi denis robek dan mati.

"Hah?Sudah matikah? Yah , padahal belum puas"ucapku kecewa.

"Kita gapunya waktu , ayo bereskan sekarang"pinta Rin.

Aku dan Rin membuatnya kejadian ini seolah olah Faiz yang telah melakukan pembunuhan pada denis , itulah alasanku tidak membunuhnya .. Yaa walaupun aku sedikit jengkel karna tak membunuhnya.

Malam itu aku hanya terlelap beberapa jam saja.

Suara bising dari handphoneku sedikit membuatku kesal dan membukanya.

Widia.n : cepat kesekolah , faiz dalam keadaan darurat!!

Ariy.L : baiklah

Widia.n : *read*

Dibawah langit yang nampak hitam , diselimuti angin pagi , burung burung beterbangan aku menerobos jalanan yang begitu kelam untuk mereka yang menerima kabar duka.

Melalui kerumunan siswa yang heboh pada depan gudang sekolah aku melihatnya , yak melihat .. Melihat siswa yang dulu mengajakku berteman serta bergaul dengan yang lainnya sedang berteriak seperti orang gila di hadapan Sang Polisi.

"DIA YANG NGEJEBAK!! DIA!!"teriak faiz sambil mengacungkan jarinya padaku.

"Heh? Gue?"ucapku polos.

"IYAK!! LO BANG*AT!! GAUSAH PURA PURA GA TAU LO PSIKOPAT GILA!!!"teriaknya lagi , kini ia menarik kerah seragamku.

"Apa apaan sih , tolong amankan dia pak"ucapku sambil mendorong tubuh faiz hingga terjatuh.

"Oh , lo udah disini"ucap widia menghampiriku dengan senyum licik seperti biasa.

Tolong maklumin jarang update , karna Ujian sekolah sebentar lagi;v .. Minta doanya yah;v

Dont be a Silent readers ...

He is Psychopath?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang