Pagi hari tiba , entah kenapa setelah aku terbangun .. Aku tidak mengingat apapun yang terjadi sebelumnya , seperti terlahir kembali.
"Dek , sekolah ngga?"tanya kakak ku.
"Kak relina ya? Iya kak sebentar"jawabku lalu melakukan persiapan.
~O~
Sedangkan suasana disekolah heboh akan insiden yang baru terjadi itu.
"Bukan gue Wid!! Tapi si Gila itu"teriak faiz seperti orang gila dengan seragam yang bercak darah itu.
"Udah cukup!! Ikut saya"tegas petugas polisi tersebut.
"Satu langkah lebih cepat , gue rasa pembunuhnya gajauh dari kita"ucap widia pelan. Anggota yg lain pun menatap widia bingung.
"Gausah sok tenang lo!! Lo liat kan sekarang faiz yang jadi korbannya .. Untung aja dia gadibunuh! Bedebah!!"bentak meyrina yang tak terima dengan sikapnya widia itu.
"Sabar mey sabaar"putri mencoba menghentikannya.
"Kalo lo takut mati , lo bisa ninggalin nih klub!"ucap widia sebelum meninggalkan mereka.
~O~
Aku berjalan menelusuri lorong sekolah setelah berpisah dengan kakak ku yang beda kelas itu.
Entah kenapa aku tidak mengingat kejadian sebelumnya , hal ini memang sering terjadi padaku.
Aku seperti tertidur lalu tiba tiba berada ditempat yang tak seharusnya.
"Hey , bengong ajah"sapa Rin sambil merangkul ku.
"Eh? Siapa yah?"tanyaku sedikit canggung.
"Huft , bener dugaan gue .. Yang kemarin kemarin bukan diri lo ya"ucap Rin kecewa.
"Bukan diri gue?"tanyaku bingung.
"Yup , bisa dibilang lo punya 2 kepribadian haha"ucap Rin lalu meninggalkanku dan membuatku penasaran.
*bel istirahat berbunyi.
"Nanti malem ada waktu kosong?"tanya wanita yang duduk dibangku depanku.
"Anu , gu .. gue"ucapku gugup
"Ada kan? Okee jam 7 malem gue tunggu diCafetaria yak"ucap widia lalu pergi.
"Tung .."belum menyelesaikan katakataku ia sudah hilang dibalik pintu.
"Mau?"tawar Rin menyodorkan Roti tawarnya padaku. Aku pun menggelengkan kepalaku tanda aku tidak mau.
"Mereka siapa?"tanyaku
"Penasaran? Oke gue bakal cerita yang gue tau .. Yang tadi ngajak lo ketemuan itu namanya Widia lalu yang dibelakangnya meyrina .. Mereka akhir ini sibuk akan insiden pembunuhan yang terus berlanjut"jelasnyaa
"Begitu , lalu tentang diri gue yang lain?"lanjutku.
"Haha , kalo itu gue gabisa cerita"ucapnyaa
"Huhh lagi lagi bikin jengkel"ucapku dalam hati.
"Ngomong apa lo? Gue bisa denger tau"ucapnya menjitak palaku.
~O~
"Huhhh , pelajarannya bikin bosen .. Apa gue gapunya temen sebangku gitu?"dengusku berbicara sendiri.
"Lo punya kok"saut gadis yang bernama meyrina itu.
"Gue punya? Mana? Mana?"ucapku semangat.
"Mau liat? Nanti pulang sekolah ikut kita"tambah widia yang msih sibuk dengan bukunya.
Jam pelajaran berakhir , bel berbunyi nyaring.
"Yuk"ajak widia menuntunku menuju ruang bawah tanah milik sekolah ayah angkatku ini.
Aku sedikit terkejut dengan suara teriakan seseorang.
Meyrina tertawa kecil melihat raut wajahku yang ketakutan ini.
"Tuh temen sebangku lo"ucap widia menunjukkan lelaki yang tengah terkurung itu.
Aku pun melangkahkan kaki ku perlahan.
"He .. Hey , ken .. Kenapa kau disini?"ucapku pelan.
Lelaki itu perlahan menatapku lalu kembali menusuk nusuk gambar yang berada dihadapannya dengan jarinya.
"Loh , itu kan?"tanyaku menunjukkan gambar yang ternyata itu adalah diriku.
"Yap betul , lo yang udah bikin faiz gilaaaa kaya begini"ucapnya meyrina seraya mencengkram leherku.
"Ap .. Apa maksud lo? Gu .. Gue ga ngerti"ucapku yang susah untuk bernafas karena cengkramannya yg kuat itu.
"Purapura bego atau gimanah Riy? Ini semua udah rencana lo buat ngejebak faiz kan? Haha , gue tau Riy gue tau .. Sekarang gue tanya , semalem lo kemana?"tanya widia dengan nada kaasarnya.
"Gu .. Gue ngga tau"ucapku terbata bata.
"Sudah gue duga lo gamau ngaku , mau ngerasain sakit dulu ya?"ancam widia lalu mengambil sebuah pisau pada sakunya.
"Buk .. Bukannya dilarang? Mem.. Membawa benda tajam?"kecamku.
"Terserah gue HAHA"jawab widia puas.
Maaf baru update haha , sibuk belajar authornya;v
Dont be a silent readers guys ...
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psychopath?
HorrorMEMAAFKANNYA itu urusan tuhan , tapi mengirimnya ke tuhan TERSERAH gue.