Gadis indigo bersamaku? Keren bukan?.
Rin terus menatap arah belakangku.
"Ada apaansih?"tanyaku penasaran.
"Noh rame rame ada apaansih?"tanya balik Rin.
Aku pun mengarahkan pandanganku kearah yang sama dengan Rin.
"Kak Relina?"ucapku lalu menghampiri kerumunan tersebut.
"Ada apaan?"tanyaku pada salah satu orang dikerumunan itu.
"perdebatan mungkin"ucapnya.
Kulihat kak relina mengoceh didepan laki laki yang tidak lain adalah denis.
Mataku terbuka lebar saat denis melayangkan tangannya berniat menampar kak relina , dengan cepat aku menahannya.
"Masih belom kapok juga lo , dan sekarang lo berani mau nampar kakak gue?"ucapku dengan mata yang seperti biasa.
Denis tak mau mengalah , ia memukul wajahku membuatku terjatuh akibat pukulannya.
"Denis , Lo bener bener yaa!!"geram vina.
"Lo gapapa de?"tanya kak relina padaku.
Tanpa memperdulikan rasa sakitku , aku menyeringai denis.
"Gue gatakut sama ade lo!! Walaupun ade lo psikopat!"ancam denis lalu pergi.
"Sebelum lo pergi , gue mau lo rasain sakit yang ini dulu"gumamku lalu mengambil balok yang tak jauh dari ku.
Kak relina hendak mencegahku tapi tak berhasil , aku memukul tepat dikakinya hingga terjatuh dan menginjak wajahnya berkali kali.
"Ariy!!! Udah riy udaah!!"teriak kak relina hendak menghentikanku.
Siswa lainnya hanya melihatnya , sampai hingga Guru kami datang.
"Ada apa ini? Bubar!! Bubar!!"pinta guru ku.
Sebelumku dibawa untuk diproses , aku meludahi wajahnya terlebih dahulu.
Aku , denis , kak relina dibawa ke ruang BP untuk di proses.
Guruku terus mengoceh dan mengoceh hingga membuatku bosan , ingin segera keluar dari tempat ini.
"Kalo kalian ngelakuin ini lagi , bapak akan mengeluarkan kalian"ucapnya mengancam kami.
Braaak!! Kak relina memukul meja.
"Bapak boleh ngeluarin denis , tapi bapak ga berhak ngeluarin saya sama Ariy .. Bapak pikir bapak siapa? Yang punya sekolah ini? Saya bisa aja ngebuat bapak keluar dari sekolah ini"labrak kak relina.
Aku sedikit terkejut melihat sikap kak relina yang seperti ini.
"Saya tau kamu anak dari pemilik sekolah ini , tapi kamu jangan se enaknya"ucap guruku tak mau mengalah.
Aku pun mendekati guruku.
"Bapak diem atau bapak mati"bisik ku.
Setelah ku ancam guruku terduduk lemas dan aku meninggalkannya.
"Masalah lo belum kelaar ya ganteng"ucapku pada denis yang wajahnya terdapat perban akibat injakan kaki ku lalu aku pergi meninggalkannya.
"Ade gue jagoan juga yaa ternyata"ucap kak relina sambil mengacak acak rambutku.
"Apaansih kak , untung ajah ayah yang punya sekolah ini .. Jadi gajadi dikeluarin"ucapku lega.
"Soal itumah tenang ajah .. Yaudah gue duluan yaa"kata kak relina lalu berlari pelan.
"Woy , jam pelajaran udah dimulai juga"sapa Rin.
"Males gue"jawabku asal.
"Lo ga nyadar kalo lo daritadi di awasin?"ucap Rin pelan.
"Hah.yang bener lo"kataku sedikit terkejut sambil melihat sekelilingku.
"Dia cowok dari klub mata mata"kata Rin pelan.
"Faiz?"pikirku.
"Seperti yang gue bilang pas istirahat , gausah gegabah .. Ikutin alur mereka aja dulu"ucap Rin santai.
Sepertinya aku mulai percaya dengannya.
--------
Drrrrttt!!! Bunyi pintu ruang klub terdengar.
Dengan nafas yang tak teratur faiz menyerahkan kameranya.
"Gue udah ngelakuin apa yang lo suruh , coba perhatiin rekamannya"ucap faiz.
"Bagus"kata widia lalu menyambar kamera tersebut lalu menyambungkan ke layar TV.
Mereka menyaksikan apa yang direkam oleh faiz.
"Gilaaa kan dia"samber faiz ketika di penghujung rekaman tersebut.
"Kalo dia gila , dia pasti gasekolah disini bodoh!!"ucap meyrina.
"Dan lo ga inget apa yang dia lakuin sama denis sebelumnya?"tanya faiz.
"Bener wid , dia nyerang denis pake cutter"jelas meyrina.
"Dia punya jiwa psikopat , jadi secara otomatis denis bakal jadi salah satu korbannya .. Dan selama lo ngebuntutin dia , lo harus ati ati atau elo ikut jadi korban nya"jelas widia.
Faiz menelan ludah seraya merasa harus waspada.
Bersambung ...
Dont be a silent readers ...
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psychopath?
HororMEMAAFKANNYA itu urusan tuhan , tapi mengirimnya ke tuhan TERSERAH gue.