Part 5

45 2 0
                                    

Bulan Desember telah di mulai selamat tinggal bulan November semoga bulan ini jauh lebih baik lagi. Tanpa terasa sudah 10 bulan aku mengagumi seorang Alvaro aku hanya bisa melihatnya tapi tak bisa menjangkaunya. Aku tau semua kegiatannya bahkan dari acara tanding bolanya sampai jadwal kuliahnya. Setelah aku main ke rumah Varo aku mulai dekat dengan mama Varo tak jarang aku main ke rumah Varo saat Varo tak ada. Ternyata AR kakak Varo dan Varo memang tipikal orang yang pendiam lebih tepatnya irit bicara seperti Om Haryanto papa Varo. Tante Naora orangnya cerewet beda dengan mereka.

Bukan hanya sekali atau dua kali aku bertemu Varo tapi ya begitu tanggapan nya dingin,,dingin sekali. Sering aku menegurnya ya tanggapan nya cuma biasa kita kenal kita sama-sama saling kenal nama orang mana sering tatap muka tapi ya begitu dia dingin kalau aku bilang terlalu cuek. Aaahh aku bisa mati penasaran ni kalau tidak bisa mendapatkan nya seperti apa sih dia sebenarnya. Hari ini aku kerumah kak Eca kebetulan juga Varo juga ada nah ni abang sama kak Eca udah bersekongkol ni pasti
"Airin" panggil abang Ardo yang ada di ruang tamu
"Ya bang" jawab ku masih duduk di sofa tv
"Sini dech sebentar" perintah abang
"Iya bang bentar" jawab ku sambil berjalan menuju bang Ardo
Setelah aku sampai sampai abang langsung pamit"Airin abang tinggal sebentar ya. Kamu gak sendiri kok ada Varo yang nemenin" aku mengerutkan bibir ku" Abang dan kak Eca mau kemana?" Tanya ku penasaran
"Abang sama Eca mau menjenguk temen abang yang sakit sebentar." Jelas bang Ardo
"Varo titip Airin ya." Pinta bang Ardo pada Varo
Varo hanya mengacungkan jempol
Setelah itu abang sama kak Eca pergi tinggallah kami berdua di rumah aku duduk di sofa dan Varo malah meninggalkan aku ke ruang tv tanpa tanya apa pun
"Iiihhh kesel orang suruh nemenin malah aku di tinggal. Sial" umpat ku dalam hati
Aku mulai bosan duduk sendiri aku memutuskan untuk pergi ke kamar aja sebelum ke kamar aku lewat ruang tv dan ternyata Varo malah tidur" enak banget ya malah tidur di sini gak tanggung jawab banget sih jadi orang" gerutu ku
Tapi kalau di lihat dari dekat dia jauh lebih manis. Tidur nya begitu damai dan nyenyak. Tanpa ku sadari kaki ku melangkah mendekati dan duduk disamping dia. Hati ku semakin berdetak kencang seakan ingin copot. Aku hanya memandangi tidur nya yang damai tapi entah mengapa tangan ku terulur sendiri untuk menyentuh pipinya. Bahagianya aku bisa menyentuh pipi lembutnya. Sekali dua kali ku usap pipinya tapi tiba-tiba tangannya memegang tangan ku"mampus aku ketahuan" ucap ku dalam hati
Tapi dia tidak bangun hanya merubah posisi saja tapi tangan ku masih di gengam olehnya.
Seneng banget rasanya tangan ku di genggaman olehnya. Dipegang saat tidur saja sudah buat hati ku senang apalagi kalau pas dia sadar pasti lebih bahagia. Aku takut nanti dia bangun dan syok melihat aku di dekatnya aku memutuskan tuk pergi. Ku tarik pelan-pelan tangan ku agar dia tak terbangun lalu ku langkah kan kaki ku ke kamar.

Setelah sampai di kamar ku rebahkan tubuh ku"Aaahh bahagianya hari ini bisa melihatnya tertidur memegang lembut pipinya dan tangan ku di pegangnya." Aku langsung memeluk guling dan tersenyum

Satu jam sudah aku di kamar dan kak Eca sudah berdiri di depan pintu rupanya "Airin" panggil kak Eca
"Iya kak. Udah pulang tho? Jawab ku
Kak Eca langsung masuk dan duduk di samping aku" hayo ngapain aja selama kakak pergi?"
"Iiihhh apaan orang aku malah di tinggal tidur kan ngeselin." Gerutu ku
"Tidur apa tidur" goda kak Eca
"Serius kak dia tidur kan gak banget"jawab ku kesel
"Aaahh masa sih" kak Eca masih belum percaya
"Ya udah lah terserah kakak aja" ku paling kan muka ku
"Ya udah sih gak usah ngambek gitu aja ngambek. Turun yuk abang udah dibawah no ngobrol sama Varo"ajak kak Eca
"Gak Aaahh males" jawab ku ketus
"Yakin lho ya janji gak nyesel padahal abang bawa cake coklat lho dan tau gak saat di mulut coklatnya langsung lumer. Aaahh abisin sendiri aja lah" kak Eca langsung pergi meninggalkan aku sendiri
Dasarnya aku suka dengan hal-hal yang berbau coklat langsung dech ngacir ke bawah.
"Katanya tadi gak mau"ledek kak Eca yang melihat aku udah duduk dan melahap cake
"Yeee siapa bilang gak mau orang aku gak jawab kok" bela ku
"Tante Aaakk"Richi suapin aku cake
Aku hanya menurut saja membuka mulut hap cake udah di dalam mulut. Richi menyuapi aku lagi tapi kali ini sengaja gak di masuk in ke mulut lebih tepatnya ke hidung"Hahahahaha tante kaya anak kecil gak bisa makan padahal udah di supin"tawa Richi puas mengerjai aku
"Richi"uacap ku kesal
Richi hanya menjulurkan lidahnya mengejak aku
"Awas ya kamu tante balas ni" aku mengejar Richi dan menangkapnya. Setelah dapat aku kelitikin dia"ampun tante ampun" Richi memohon karna geli
"Gak biarin siapa suruh ngerjain tante"aku masih kelitikin Richi
"Udah tante udah. Ampun tante ampun" ucap Richi
Varo hanya tersenyum melihat aku dan Richi bercanda berdua.
Kak Eca dan Bang Ardo sudah biasa melihat kami seperti ini.
"Udah Airin nanti Richi nagis lho" pinta kak Eca
Richi mang orangnya pinter langsung dech pura-pura menangis"huang...hiiks tante jahat hihihi"
Aku lepas in dah tu Richi setelah lepas Richi berdiri dan berlari"tante mau-mau aja aku bohongi wek wek" Richi menjulurkan lidah nya
Aku yang menyadari itu langsung ku kejar dia"Ayah....ayah...ayah tolong aku di kejar monster"Richi berlari menuju sang ayah
Aku berusaha mengejar Richi tapi aku tersandung meja dan aku jatuh pas menubruk Varo yang sedang duduk. Varo langsung menangkap aku yang hampir jatuh dan mata kami saling bertatapan cukup lama. Seolah mata kami yang berbicara. Jantung ku berdetak lebih kencang"Tuhan biarkan seperti ini sebentar saja"ucap ku dalam hati

Bang Ardo kak Eca bengong lihat aku sama Varo sedekat itu sedangkan Richi ditutup matanya oleh kak Eca karan Richi masih polos belum tau apa-apa"Bunda kok mata Richi ditutup sih. Gelap bunda lepas in" pinta Richi pada bundanya sambil memegang tangannya

Cut..........

Yeeee di cut
Maaf ya takut baper ni
Tapi jangan kemana-kemana ya tunggu kelanjutan Airin dan Varo akan seperti apa
Ini belum di mulai konfliknya
Thanks yg udah baca

TBC..........

Andai Hati Dapat Di TentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang