Part 11

42 1 0
                                    

Pagi ini Airin bangun tidur semangat sekali dia langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi Airin turun dan bersenandung riang.
"Widih anak mama udah rapi ni. Seneng banget kayaknya" tanya amia
"Iya dong ma kan hari ini Airin wisuda gimana gak senang setelah sekian lama Airin berjuang untuk bisa mendapat gelar sarjana" jawab Airin sambil tersenyum penuh kebahagiaan
"Gimana mam bagus kan Airin pakai kebaya ini"tanya Airin lagi
"Bagus kamu makin cantik nak"Amia menatap anaknya dengan rasa bangga
"Mama udah siap" tanya Airin
"Udah cantik gini kok masih tanya" gurau Amia
Airin hanya tersenyum kecut dan memasang muka mengejek
"Hhhmm gitu ya sama mama. Gak sayang ya" Amia memasang muka tak suka
"Iiihhh mama gitu aja marah kan Airin cuma bercanda. Tar cantiknya hilang lho"Airin memeluk Amia
"Ya udah kita sarapan yu. Biar gak pingsan nanti pas wisuda" ajak Amia dan mengelus pundak Airin
"Siap mam"Airin langsung duduk dan ambil nasi goreng buatan Amia
Mereka sarapan berdua tanpa suara. Setelah selesai sarapan mereka siap-siap tuk berangkat tinggal menunggu Eca dan keluarga.
"Airin mama mau tanya" ucap Amia
"Mau tanya apa mam"Airin masih sibuk mempersiapkan apa yang mau dibawa tanpa memperhatikan Amia
Ada keraguan di hati Amia saat mau bertanya"Airin dengerin mama nak"
"Iya mam ini Airin juga dengerin" jawab Airin masih memasukan barang ke tas
"Mama kemarin dapat telfon kalau Ayah ada di jakarta" ucap Amia hati-hati
Bagai disambar petir Airin langsung kaku dan tas yang Airin pegang jatuh ke lantai barang-barangnya berserakan
"Ayah ingin datang ke wisuda Airin" ucap Amia lirih
Amia tau kalau respon anaknya akan seperti ini makanya dia selalu tak mau menyinggung masalah suaminya kalau tak penting sekali

Airin hanya diam dan mencerna kata-kata mamanya. Dan cairan bening sudah mengalir di pipi Airin. Bibir Airin bergetar
"Mam kenapa.... kenapa mam" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Airin
Amia sedih melihat putrinya menangis sepeti ini hatinya bagaikan tersayat-sayat
"Kenapa harus sekarang mam kenapa" dengan susah payah Airin berucap dengan Air mata
"Maaf in mama Airin" hanya itu yang keluar dari mulut Amia
"Mam Airin mohon mam.....jangan sekarang mam" Airin memohon
Amia hanya tertunduk
"Mam.....please.....tolong Mam Airin tak ingin bertemu sekarang" isak Airin semakin menjadi
Amia masih diam tak merespon putrinya
"Mam.....Airin mohon mam jangan..... mam" tubuh Airin bagaikan jel langsung meluruh jatuh ke lantai
Amia hanya mengelus kepala anaknya dan juga ikut menangis

Disaat yang bersamaan Eca datang dan masuk ke dalam betapa terkejutnya Eca dengan apa yang di lihat nya
"Assalamuala.......ikum" salam Eca hampir terputus karna melihat adiknya menangis di kaki mamanya
Ardo pun juga sangat terkejut melihat itu dan menurunkan Richi dari gendongannya. Eca langsung berlari menghampiri Airin dan jongkok dibelakangnya
"Kenapa kamu dek" tanya Eca bingung dengan semua
"Airin mohon mam sekali aja" Airin masih memohon kepada mamanya dengan suaranya yang hampir habis karna tangisnya
Eca bingung Airin memohon dengan mamanya sampai menangis. Eca langsung memeluk adiknya
"Sssssttt kenapa hhhmm cerita sama kakak kenapa" Eca semakin merengkuh Airin kepeluknya
Tangis Airin semakin pecah isakan semakin kencang terdengar
"Mama kak mama" Airin semakin Erat memeluk Eca
Eca menatap mamanya minta penjelasan namun sama hasilnya Air mata
"Ayah kak" jawab Airin lagi
Eca seolah tau apa yang menjadi permasalahan. Eca seakan ikut hancur mendengarkan satu kata itu. Seolah hatinya juga sakit Air mata Eca pun juga jatuh
Ardo yang melihat itu langsung menghampiri Eca dan Airin sedangkan Richi asyik bermain dengan mobil-mobilan yang dia bawa
Ardo memeluk kedua perempuan yang berharga dalam hidupnya
"Sssssttt udah kalian kan perempuan hebat. Jangan pernah takut sama keadaan hadapi semua dengan keberanian. Semua akan baik-baik aja percaya sama abang" Ardo berusaha menguatkan mereka
"Cup cup cup semua akan baik-baik aja selama ada abang. Abang selalu mendampingi kalian" ucap Ardo lagi
Ardo membisikkan sesuatu ke Eca dan Eca melepas pelukan Ardo dan Airin. Eca menghampiri Amia yang duduk di sofa
"Mam kita kan sama-sama saling tau kalau jadi tolong mam untuk kali ini saja biarkan Airin wisuda tanpa kehadiran beliau" ucap Eca
"Mama juga tau ca makanya mama tadi tanya dulu tapi Airin langsung histeris. Mama juga belum bilang sama ayah kalau wisuda jam berapa" Balas Amia
"Mama tolong ya bilang sama ayah tuk tidak merusak momen Airin to kalau ayah memaksa jangan sampai Airin tau apalagi ayah sampai mendekati Airin" pinta Eca
Di saat Eca berbicara pada Amia disisi lain Ardo berusaha menenangkan Airin di peluk dan di beri banyak nasehat yang menenangkan.
Setelah berbicara pada Amia berdiri dan menghampiri Airin yang sudah mulai tenang
"Udah ya dek semua akan baik-baik aja percaya sama kakak." Ucap Eca
"Kata nya mau wisuda kok masih menangis jelek Aaahh. Tu lihat matanya bengkak" Airin sudah berhenti menangis
"Udah ayo kakak rapikan lagi masa mau wisuda begini. Jelek tau" Eca langsung menarik Airin ke kamar tuk di make up lagi.
Ardo tersenyum melihat Airin dan Eca kakak adik yang kompak
"Richi sini nak. Salaman dulu sama oma" panggil Ardo
Richi hanya menoleh dan memainkan mobil-mobilan
"Brum....brum... brum" Richi membawa mainannya kearah Ardo
Richi salim sama Amia
"Ayah....ayah kenapa sih perempuan itu suka menangis" tanya Richi pada Ardo
"Emang siapa yang menangis"tanya balik Ardo
"Lha itu oma,bunda sama aunty tadi menangis terus juga temen ici juga suka" jawab Richi polos
Ardo dan Amia yang mendengar jawaban Richi hanya tersenyum
"Gak papa sayang tadi tadi aunty nakal oma omelin dech" jawab Amia
"Terus kenapa oma sama bunda juga menangis kalau aunty yang nakal" tanya Richi penasaran
"Iiihhh anak ayah pinter banget ya"Ardo saking gemes sama Richi mencubit pipi Richi yang tembem
"Gak papa sayang karna pada intinya perempuan itu gampang menangis bukan karna mereka cengeng tapi karna Allah mencipta perempuan lengkap dengan Air mata untuk mengungkapkan rasa sedih dan bahagia mereka" jawab Ardo
"Tapi yah" ucap Richi
"Nanti kalau Richi udah dewasa pasti tau" Ardo tersenyum melihat perkembangan anaknya yang cerdas dan ingin tahunya tinggi
Amia membereskan barang-barang Airin yang berserakan di lantai

Eca dan Airin sudah siap mereka keluar dari kamar. Airin sudah rapi walau tak bisa di dipungkiri bekas Airin menangis masih terlihat.
"Udah siap dong. Tara" kata Eca bangga
"Cantik. Ya udah ayo berangkat sekarang keburu telat" Ardo langsung berdiri dan jalan mendahului mereka
Airin menahan tangan Eca
"Udah semua akan baik-baik aja percaya sama kakak" Eca langsung menggandeng Richi yang masih setia menunggu ibundanya

Mereka berangkat bersama menuju tempat wisuda.

Di tempat Wisuda

Saat sudah sampai Airin masuk dan berhenti sebentar" inilah yang aku impikan selama ini sudah ada di depan mata" batin Airin

Semua duduk dibangku yang sudah disediakan
Jantung Airin berdebar kencang saat acara di mulai. Apalagi saat pengumuman 3 mahasiswa terbaik
"Semoga aku termasuk. Amin" Airin berdoa
Jantung Airin semakin berdebar saat satu nama akan disebut
"Dan mahasiswa yang terbaik yang pertama adalah Rano Anggara" ucap dosen yang berdiri di panggung
"Mungkin setelah ini nama ku" batin Airin
"Yang kedua dia adalah Azahra Putri" ucap dosen lagi
Hati Airin sudah tak menentu was-was sudah pasti
"Mam maaf ya kalau Airin tidak masuk 3 terbaik" ucap Airin sambil memegang tangan Amia
"Wah ini dia yang ditunggu-tunggu pasti sudah tak sabar kan siapa ya kira-kira. Hayo siapa? Jantung nya pasti sudah berdebar ya. Sabar-sabar dan yang terakhir adalah Airin Rinja Keyzla" tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan saat satu nama terakhir di sebut.
Airin seolah tak percaya bahwa dirinya termasuk 3 terbaik. Airin bengong saat namanya yang disebut
"Sayang selamat ya"Amia mencium Airin
"Dek selamat ya semua tak sia-sia pengorbanan mu selama ini" Eca juga mencium Airin
Airin masih diam tak percaya"ini bener nama aku yang disebut"
"Airin silahkan kedepan" pinta dosen tadi
"Iya nak nama kamu yang disebut ayo maju Ke depan" Airin berdiri dan melangkah Ke depan dan diikuti oleh orang tua masing-masing
"Andai Ayah......Aaahh sudah lah merusak moment" cicit Airin
"Tak sia-sia aku berusaha tuk menjaga dan mendidiknya akhirnya dia bisa menjadi seperti sekarang"ucap Ardo ke Eca
"Iya mas semua berkat kamu andai kamu tak ada mungkin Airin tak akan seperi sekarang" Eca menyadarkan kepalanya dibahu Ardo
Setelah foto dan segala macam acara telah dilewati Airin tapi Airin merasa ada yang kurang
"Andai ada kamu disini dan kamu akan tersenyum manis atas hasil ku mungkin aku akan jauh lebih bahagia. Semoga kamu baik-baik disana Al. I Miss You so much" batin Airin



Maaf ya lama gak update yang masih setia menunggu dan membaca thanks ya....
Sabar ya masih sibuk dengan dunia nyata
Thanks buat vote nya

😍😍😍😍


TBC..........

Andai Hati Dapat Di TentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang