Part 7

39 2 0
                                    

Setelah kejadian itu aku semakin suka dengan Alvaro. Tatapan matanya begitu teduh bagi ku. Membawa kedamaian bagi jiwa ku. Saat dia dengan sigap menangkap ku yang terjatuh dan mata itu candu bagi ku. Ku ingin mengulangnya lagi lagi dan lagi. Tuhan izin kan aku sekali saja tuk mencintainya.

Airin yang sekarang berbeda dengan Airin yang dulu. Airin yang sekarang sudah terkalahkan oleh cinta tak ada gengsi atau apa lah itu. Kata orang urat malunya udah putus. Ya sekarang akan ku kejar cinta ku yang telah lama ku pendam. Seperti akhir-akhir ini ku beri Alvaro perhatian kecil dari memberi dia sarapan,,jus,,air mineral menunggu saat dia latihan dll.

Dengan susah payah aku mendekati Varo. Bukan hanya sekali atau dua kali aku di abaikan. Tapi aku masih tetap bertahan dan berjuang. Demi cinta tapi aku tak sekuat baja aku hanya gadis yang rapuh yang berusaha mengejar cinta. Varo ya Varo dengan sikap dingin dan cueknya tak peduli dengan apa yang telah aku lakukan

Flashback on

Saat ini aku sedang bersama Varo di rumah kak Eca. Entah angin apa yang membuat ku berani tuk memulai duluan

Aku duduk bersama kak Eca bang Ardo dan Varo tapi kak Eca dan Bang Ardo pergi meninggalkan kita berdua. Awalnya hanya sama-sama diam tapi dengan susah payah ku memecahkan keheningan di antara kita
"Varo" ucap ku pelan dan mengumpulkan sebuah keberanian menatap Varo tapi Varo tak menjawab apa lagi menoleh ku dia masih tetap diam
"Varo" ucap ku sedikit keras
"Hhhmm" jawab Varo tanpa menoleh ku
Aku bingung mau jawab apa dengan sekuat tenaga aku berusaha bicara lagi" Varo terimakasih ya kamu udah melongo aku pas jatuh"
"Hhhmm" jawabnya datar lagi dengan menoleh ku sekilas
Tak ada kata lain ya yang keluar dari mulut mu itu Varo selain Hhhhmm
"Gimana dengan skripsi mu udah selesai" tanya ku dengan gugup dan takut
"Udah" Varo masih asyik dengan ponselnya
"Kapan sidang" aku masih berusaha bertanya dengan modal sabar menghadapinya
"Bulan depan" aku hanya mengelus dada
"Sukses ya" ucap ku tanpa melihatnya lagi karna mata ku mulai berkaca-kaca
"Hhhhmmm"

Setelah itu kita saling diam lama tanpa ada yang memulai percakapan lagi. Akhirnya ku putuskan untuk memegang ponsel ku tuk menulis sesuatu dan ku publikasikan di medsos.

Tuhan mengapa kau hadirkan rasa ini
Cinta yang membuat ku tak mengerti
Aku ada tapi tak pernah dianggap
Aku nampak di matanya namun tak terlihat olehnya
Ku coba menyentuh hatinya yang dingin
Berada di ruang yang hampa
Tanpa ada satu titik cahaya
Akan kah ku mati dengan rasa yang sama
Rasa cinta yang tulus untuknya
Dan dikubur dengan butiran-butiran debu cinta yang tak terbalas

Tak selang lama Alvaro meninggalkan aku sendiri tanpa permisi" Tuhan kenapa begitu sakit mencintainya. Kenapa kau hadirkan laki-laki yang sangat dingin untuk ku cintai. Andaikan hati dapat di tentukan aku tak ingin merasakan jatuh cinta kepadanya. Aku berusaha dengan sekuat tenaga memperjuangkan ia namun tak pernah ada balasan. Apa aku salah telah memcintanya. Kenapa begitu berat aku tuk mengapainya." Ucap ku begitu saja saat Varo semakin jauh tak terlihat oleh ku dan air mata ku langsung pecah seketika yang sudah ku tahan dari tadi.

Kata hanya tinggal kata aku tetap berusaha mendapatkannya
Walau begitu banyak luka yang ku terima. Mungkin aku adalah perempuan bodoh yang mengejar cinta. Ya setelah beberapa kali pemberian ku di buang di tong sampah di berikan kepada temannya dan tak mengambil pemberian ku sudah makanan ku setiap hari
"Varo. Ni buat kamu" aku menyodorkan air mineral untuk nya namun apa yg aku terima. Varo mengambil nya dan membuang ke tong sampah
"Ya udah jangan lupa ya makan udah ada roti di loker mu" aku tersenyum dan pergi meninggalkan Varo
Air mata ya lagi-lagi air mata yang keluar. Setelah beberapa kali aku melihat dia membuang makanan yang aku berikan aku tak memberikan langsung padanya. Aku menitipkan pada kak Eca
"Pagi kak" sapa ku pada kak Eca yang baru saja menyiapkan sarapan buat Richi
"Pagi Airin. Tumben pagi-pagi udah kesini" Aku hanya tersenyum
" Kak nitip ini ya buat Varo"Aku menyodorkan kotak makan dan jus
"Kenapa gak kamu aja langsung Airin kan biasanya kamu juga langsung kasih sendiri" tanya kak Airin bingung
"Gak kak. Kakak aja ya nanti dia gak mau makan kalau dari aku kalau dari kakak kan dia menghargai." Ucap ku sedih
Kak Eca mengelus pundak ku" yang sabar ya semua butuh proses" kak Eca ikut sedih melihat aku murung
"Jadi kakak mau kan bantu Airin kasih itu buat Varo" aku tersenyum dan menaikan alis ku
"Iya nanti kakak kasih dech buat adik tersayang apa sih yang gak?" Kak Eca pun ikut tersenyum
" yang penting hanya satu aku harus sabar dan jangan menyerah nanti akan tiba saatnya. Okey" kak Eca mengacungkan jempol
"Okey kak" aku tersenyum dan mengacungkan jempol juga
"Makasih kak. Airin pergi dulu ya kak" aku memeluk kak Eca dan pergi

Dan aku selalu menitipkan makan buat Alvaro kepada kak Eca tapi tidak setiap hari biar tidak ada kecurigaan dan tak ketahuan.

Flash back off

Setelah lama aku tak memberikan makan atau minum kepada Varo secara langsung aku berusaha dengan sekuat tenaga meberikan makan siang ini. Aku sengaja ketempat dia berlatih bola namun apa nyatanya yang aku terima dia malah memberikan pada teman nya.

"Widih ku lihat beberapa hari ini lo bawa bekal terus gak biasa-biasanya lho seorang Alvaro bawa bekal " goda teman Varo
"Sorry Alvaro masih sepeti yang dulu men. Ini hanya dari seorang penggemar ni buat lo aja gue udah kenyang" Varo menyodorkan bekal yang aku berikan
"Enak lho bro serius lo gak mau" temanya sambil melahap kue yang aku kasih ke Varo
"Gak abisin aja gue udah Enek lihatnya" jawab Alvaro sambil melirik ku

Entah mengapa aku mendengar kata-kata Varo seakan bagaikan pisau yg menyayat hati ku
Aku berusaha dengan susah payah membuatnya tapi kenapa tak pernah dihargai.

Aku langsung berlari meninggalkan Varo hati ku sakit airmata ku tak dapat ku bendung. Aku tak peduli dengan tatapan orang-orang yang berada di tempat latihan aku hanya ingin pulang dan masuk kamar.

Setelah sampai rumah aku langsung masuk
"Airin" panggil mama
"Airin... Airin" panggil mama lagi tapi tak ku hiraukan mama aku langsung masuk kamar aku hanya ingin menangis sebentar tuk mengobati hati ku yang luka
"Airin kamu gak papa nak?" Mama terus megetuk pintu ku namun aku tetap diam
"Airin... buka pintunya nak. Kamu kenapa?" Tanya mama mulai mengkhawatirkan aku
"Airin gak papa ma. Airin hanya ngantuk ingin tidur aja." Ku jawab mama dengan suara serak ku akibat aku menangis
"Kamu menagis nak" tanya mama tak percaya
"Gak ma Airin cuma agak sakit tenggorokan aja" aku pura-pura batuk
"Ya udah kalau gitu istirahat ya" pinta mama
"Iya ma" aku masih menangis
"Maaf ma Airin hanya ingin sendiri jangan khawatirkan Airin. Airin akan baik-baik saja ma. Anak mu ini hanya sedikit terluka saja" ucap ku yang semakin terisak dan hampir tak terdengar


Kejamnya Alvaro pada Airin pengen diapain tu orang ya
Hehehe
Makasih ya yang udah mau baca

TBC........

Andai Hati Dapat Di TentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang