Part 3

50 4 0
                                    

Semenjak aku melihat Alvaro aku sering main ke rumah kak Eca hanya untuk sekedar melihat Alvaro olahraga saja.
Seperti saat ini yang aku lakukan aku enggan pergi ke Resto karna aku sedang asyik melihat Alvaro yang sedang bersiap-siap mau berangkat tanding sepak bola. Iya Alvaro memang hobi bahkan cinta bola itu yang aku tau dari bang Ardo

Fals back on

Saat aku duduk di teras rumah bang Ardo tiba-tiba abang mengajak aku untuk pergi ke rumah Alvaro entah angin apa yang buat abang mengajak aku kesana" Rin ikut abang yuk" kata abang mengajak ku
"Kemana bang" tanya ku
"Udah ikut aja" sambil menarik tangan ku tuk bangkit dari tempat duduk
Aku hanya mengikuti abang dari belakang"Bang kok jalan kaki sih mang gak jauh"
"Udah diam aja gak usah bawel" aku hanya diam dan menurut sama bang Ardo

Hati ku berdebar sangat kencang saat aku mulai menginjakkan kaki ku di halaman rumah Alvaro perasaan ku sudah tak karuan"mau ngapain sih abang ngajakin aku kesini" ucap ku dalam hati

Kenapa nih kok aku jadi gelisah gini sih. Saat sudah hampir sampai di pintu aku langsung berhenti" Bang" cicit ku pelan
Abang yang seolah tau aku gelisah takut dan gak percaya berusaha tuk menenangkan" Udah ayo gak papa gak usah takut" aku hanya mengangguk berusaha menenangkan diriku sendiri

Saat sudah masuk rumah bang Ardo mencari sang pemilik rumah " Hay AR mama mana? Pada ke mana yang lain kok sepi?" Tanya bang Ardo pada AR

"Kalau mama ada di dapur bang.Kalau papa belum pulang"

"Kalau Varo kemana"abang bertanya lagi pada Ar

AR hanya menanggapi dengan santainya " Biasa bang latihan bola di lapangan belum pulang"

"Bawa anak siapa bang kok gak di kenalin sih, jangan-jangan calon istri baru ya?" Timpal Ar lagi

"Sembarangan kamu mau di gantung apa sama Eca"bang Ardo hanya terkekeh pelan

"Kenalin ini adiknya Eca" sambung bang Ardo

Aku hanya tersenyum dan mengulurkan tangan " Airin"

AR menjabat tangan ku" AR"
"Airin abang tinggal sebentar ya duduk aja dulu" abang langsung meninggalkan aku berdua dengan AR.
Selama itu juga AR hanya diam saja tanpa tanya apa pun. Aku jadi canggung sendiri" Busyet dah anteng bener ni orang ya" ucap ku dalam hati

Kita sama-sama saling diam kira-kira sampai 20 menit lebih bang Ardo baru muncul dan aku beranjak berdiri tapi saat berdiri ada suara masuk dan mengucap salam"Assalamualaikum" ketika aku baru Stgah menjawab salam dan menoleh ke arah sumber suara"Wala. . . . ."aku kaget bukan main siapa pemilik suara itu dan suara ku seakan habis dan tertahan di tenggorokan aku tak bisa melanjutkan menjawab salam nya

"Hay bang udah lama" sapa Alvaro pada bang Ardo

"Udah ni mau pulang" ucap bang Ardo

"Varo naik dulu ya bang" lalu pergi meninggalkan kita

Abang menyenggol ku yang diam terpaku dan menyadarkan aku" Ayo pulang"

Aku yang baru sadar langsung ku jawab" eeehh iya bang"

Sesampainya di rumah aku langsung duduk di ruang tv bang Ardo pun juga karna aku penasaran aku langsung tanya sama bang Ardo "Bang boleh tanya gak?"
"Tanya apa" sahut bang Ardo tanpa melihat ku
"Bang emang Varo suka bola ya?" Tanya ku Serius
"Iya dia suka bermain sepak bola semua yang berhubungan sepak bola dia suka. Dia jago lho kalau main sepak bola pemain utama dia dalam tim nya." Bang Ardo menjelaskan dengan antusiasnya
"Serius bang terus apa lagi bang?" Tanya ku penasaran
"Banyak dia itu sebenarnya enak tapi kalau sudah kenal dekat kalau belum ya gitu dech orang nya dingin. Selain dingin orang nya cuek apa lagi menyangkut masalah wanita bisa 1000 lipat cuek nya. Dan masih banyak lagi nanti kalau kamu kenal juga tau gimana sifatnya" Aku hanya mendengarkan bang Ardo dengan serius

Flas back off

Tiba-tiba kak Eca sudah di samping ku" Serius banget sih yang ngelihatin sampai-sampai tak berkedip cie cie cie" goda kak Eca

"Iiihhh kakak apaan sih" pipi ku pasti merona

"Itu nyatanya mukanya udah kaya kepiting rebus" godanya lagi

"Iiihhh gak kak" ku sembunyikan wajah ku di balik bantal

"Cie cie cie" kak Eca mengambil bantal yang aku buat tutup muka
Tiba-tiba ada suara yang memanggil ku" Tante...." Richi langsung berhamburan memeluk ku
"Habis dari mana ni jagoan tante?" Ku gendong Richi yang semakin berat dan tambah besar "Habis main tante. Aku tadi abis main sama Ayah dan aku beli sepatu dong tante" cerita Richi yang antusias
"Ooooh ya mana sepatunya bagus gak" Richi langsung turun dan memperlihatkan sepatu barunya

"Bagus kan tante" jawab Richi bangga

"Biasa aja aahh jelek malah kalau menurut tante" ku pegang sepatu Richi

"Iiihhh tante gak tau trend ni." Richi cemberut

"Iya-iya bagus kan tante cuma bercanda" aku menjulurkan lidah ku pada Richi

Aku sama Richi asyik bercanda dan bermain hingga malam pun tiba. Saat makan malam telah selesai aku hanya menonton tv saja dari tadi hanya gonta-ganti chanel saja. Bang Ardo menghampiri ku sedangkan kak Eca menemani Richi tidur karna hari sudah malam"Rin Abang boleh tanya tidak?"
"Boleh bang" aku masih asyik menganti chanel entah apa yang aku cari
"Apa kamu mencintai Varo Rin?" Aku yang mendengar pertanyaan abang langsung ku menatap abang
"Kalau kamu mencintai nya abang akan bantu kamu tuk dekat dengan Varo rin. Abang lihat ada ketulusan di hati lo." Aku tak menjawab pertanyaan abang aku masih diam mencerna kata-kata abang

"Mana ponsel mu biar abang kasih nomor ponsel Varo" Aku hanya menyodorkan ponsel ku ke abang tak percaya. Abang begitu mendukung ku untuk dekat dengan Alvaro apa aku tidak bermimpi padahal dulu abang yang sering marah-marah kalau aku sedang pacaran seperti 2 tahun yang lalu abang paling pertama melarang aku pacaran sama Awan. Dan sejak saat itu aku tidak pacaran lagi dengan laki-laki lain dan baru kali ini aku mulai jatuh cinta sama laki-laki lagi yang di dukung sama abang. Aku seneng banget, aku langsung memeluk abang dan mencium nya" makasih abang sayang" Bang Ardo hanya mengacak-acak rambutku dan tersenyum

"Tapi ingat Airin kamu tidak boleh macam-macam ya abang terus mengawasi kamu ya" Aku memberi hormat"siap boss"

Aku langsung memutuskan tuk tidur dan pergi meninggalkan abang di ruang tv



Aha ini lah karya saya yang amburadul gak jelas maaf ya kalau jelek....
Kesempurnaan hanya milik Ilahi dan kesalahan dan keburukan milik saya

Terimakasih yang sudah mau membaca

TBC........

Andai Hati Dapat Di TentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang