22. First date

8.9K 412 6
                                    

No reason for me to loving you. - diva.

****

Brian masih merangkul diva saat berada di koridor. Diva yang merasa risih akhirnya melepaskan pelukan brian secara paksa.

"Kok di lepas sih hon?" tanya brian polos.

"Hon hon pala lu. Jangan peluk-peluk, risi woy" ucap diva sinis. Brian justru terkekeh.

"Ngapain ketawa he? Oh sekarang udah ganteng jadi sombong gitu hah?" bentak diva.

"Yagaklah hon. Kan yang ngerubah aku, kamu hon"

"Anjir" diva segera meninggalkan brian dan berjalan cepat menuju parkiran.

Brian ngakak. Anjir diva cuma di gituin aja blusshing. Batin brian. Brian segera berlari mengejar diva. Gadisnya itu masih sangat polos rupanya.

Dimobil, diva hanya diam dan cemberut membuat brian tersenyum kecil. Brian menghentikan mobil di depan rumah diva. Brian segera belari keluar dan memutar, lalu membukakan pintu untuk diva.

"Jangan cemberut dong, senyum kek. Muka lo asem banget, gaenak di pandang" brian berucap pelan di bagian kata asem.

Diva melirik brian sinis. "Lo kan gak ngrasain, mana tau kalo muka gue asem."

"Oh, ini kode?"

Diva mengernyit. "Kode apaan?"

"Mau gue rasain muka lo?"

Wajah diva memerah. "Anjir apaan sih lo. Udah sana pulang."

"Gue diusir ini?" brian melebih-lebihkan ekspresinya.

"Amjret ih, muka lo jelek banget."

"Ganteng tau muka gue"

"Jelek"

"Kalo jelek kok lo suka sama gue?"

"I love you without a reason"

"Aduh cewekku manis banget, gemes deh"

"Jangan pake aku-kamu, jijik gue"

"Kan unyu banget div"

"Halah udah ah sana pulang"

"Gue gak disuruh masuk dulu?"

"Gak, gue mau lo pulang. Bawel banget sih"

"Yah diva kok gitu"

"Eh brian, gue mau nanya"

"Yakali nanya aja. Biasanya juga langsung nyemprot, tumben ijin dulu"

"Nganu-eh" diva menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan membuat brian menaikkan satu alisnya. "Dulu, waktu kita ketemu di gramed. Inget kan?"

Terlihat jelas dahi brian berkerut-kerut, lalu dia mengangguk. "Kenapa?" tanya brian.

"Itu, kok temen lo yang nyekap gue manggil lo bos. Kenapa?"

Brian terkekeh, "oh itu, gue punya geng sih. Gue bosnya, suka ikut tawuran gitu. Tapi karna akhir-akhir ini deket sama lo, gue jadi lupa ngunjungin mereka."

"Oh, anjir gue kira lo preman"

"Cakep gini preman?"

"Najis"

Brian ngakak. "Yaudah gue pulang dulu ya. Ntar gue kabarin kalo udah sampe rumah."

Diva mengangguk lalu tersenyum. "Hati-hati" ucapnya saat brian memasuki mobilnya. Setelah mobil brian meninggalkan rumah diva, diva segera masuk ke dalam rumah dengan senyum bahagia.

stitches [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang