Suara petikan gitar sudah mulai terdengar disini. Mata diva seolah tak bisa lepas dari sosok di depan sana.I always knew you were the best
The coolest girl i know
So prettier than u all the rest
The star of my show
So many times i wished
You'd be the one for me
But never knew you'd get like this
Girl what you do to me
Diva merasakan pipinya memanas. Lagi-lagi kejutan kecil yang brian berikan berhasil membuat diva tersenyum.
You're who i'm thinkin of
Girl you aint my runner up
And no matter what you're always number one
Brian menatap diva dalam.
My prize posession
One and only
Adore ya girl i want ya
The one i cant live without
That's you, that's you
Brian mulai berdiri. Ia meletakkan gitarnya, tapi ia tetap menyanyi walau tanpa iringan musik.
You're my special little lady
The one that makes me crazy
Off all the girls I've ever known
It's you, it's you
Brian berdiri di depan diva. Menarik diva berdiri, dan memberikan setangkai bunga mawar merah.
Diva melotot kaget. Para pengunjung disini sudah riuh.
My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorit girl, it's you...
"Sorry div" ucap brian akhirnya. Seluruh tepuk tangan membanjiri keadaan rumah makan kecil tersebut. Diva sempat menitikkan air mata karna terharu. Ia segera memeluk brian.
"Thank u" bisik diva. Brian hanya mengangguk dan menuntun diva untuk duduk. Diva masih diam karna dia benar-benar speechles.
"Gih dimakan" ucap brian. Diva tersenyum lalu mengangguk. Diva memakan makanan yang sudah ia pesan tadi.
"Gak makan?" tanya diva pada brian, karna sedaritadi brian hanya mengamatinya.
"Gak, liat lo makan aja udah kenyang."
"Harus makan. titik! " perintah diva. Akhirnya brian hanya menurut karna jika kanjeng mami sudah bersabda, brian bisa apa?
20 menit kemudian, mobil brian sudah melaju meninggalkan rumah makan tersebut. Tidak ada keheningan lagi karna diva sudah mau tersenyum dan tertawa.
"Kak bara suka apa?" tanya brian. Diva menoleh.
"Wow manggil kak"
"Sama calon kakak ipar kan harus sopan gitu"
"Apaandih"
Brian terkekeh. "Yaudah, dia suka apa?"
"Semuanya sih dia suka. Kan babi"
Brian hanya mengangguk-angguk. Brian menghentikan mobilnya di depan sebuah toko serabi solo.
"Uwi serabi. Gue mau juga dong" ucap diva.
"Rasa apa?"
"Gue mau yang keju. Kalo bara terserah sih"
Brian mengangguk. "Tunggu bentar"
Diva mengamati brian yang memesan serabi. sesekali dia tersenyum kepada diva. 10 menit menunggu akhirnya brian kembali dengan 2 buah plastik ditangannya.
"Udah?" tanya diva. Brian mengangguk. Mobik brian mulai melaju menuju ke rumah diva.
"Thank for tonight." ucap diva.
"Anything. Gue balik dulu ya. Salam buat ibu lo dan bara. Daah. Oh ya, besok gue jemput" diva hanya mengangguk dan mengucapkan hati-hati.
Diva segera masuk kedalam rumah saat mobil brian tidak kelihatan. Ia membuka rumah dan dilihatnya bara masih menonton tv.
"Udah jam 10 kali bar, masih nonton mele" ucap diva. Bara terkejut saat diva melempar serabi kearah bara.
"Uwih serabi. Asik dong. Wah calon adik ipar yang pengertian"
"Alay dih"
"Gapapa dong"
"Lo juga pulang jam segini"
"Yang penting selamat" ucap diva nyengir.
"Iyain aja deh"
"Gue tidur dulu ya bar. Capek"
Bara hanya mengangguk karna ia tidak bisa bicara. Mulutnya penuh dengan serabi.
Diva segera membanting tubuhnya dikasur queensizenya. Ia barusaja selesai mengganti dress yang ia kenakan dengan baby doll yang tadi sore ia kenakan sebelum brian datang menjemputnya.
Diva mengecek iPhonenya sebelum ia tidur. Yah, kebiasaan sih.
Ada beberapa nontifikasi. Tapi yang menarik perhatian diva adalah grup chatt dengan carla dan karin.
Carla : bebii divaa
Divandra : ada apa hehh?
Carla : alexa tadi nanyai lo tuh
Divandra : kenapa? Kangen kali sama gue
Karina : beda peak. Tatapannya itu lho
Carla : heeh div. Beneran deh, habis lo pergi sama brian dia aneh gitu
Diva mengernyit.
Divandra : aneh gimana sih? Jelasin dong
Carla : lo aja rin
Karina : lo mah gitu la
Karina : jadi gini, habis lo pergi kan si lexa tanya tuh. Lo sama brian taken? Ya kita jawab iya lah. Masa nggak? Kan gak lucu kelezz. Lanjutin la
Carla : kampret
Divandra : kampret (2)
Carla : terus matanya kayak mau nangis gitu. Udah berkaca-kaca. Etdah bahasa gue :3 masa iya lexa suka brian? Kan baru ketemu. Terus waktu lo udah keluar, dia ngambil hpnya. Habis baca sms kayaknya, dia senyum. Senyum hambar, kecut, sinis gitu. Anjir lexa udah beda tau. Takut guenya.
Karina : carla alay
Divandra : carla alay (2)
Carla : gue udah cerita banyak woy. Jaad :"
Divandra : perasaan lo bedua aja kali. Lexa kan gak kayak gitu
Karina : iya kali, cuma perasaan gue
Carla : palingan
Divandra : yodah gue capek. Habis nganu, wqwq dahh
Carla : nganu apaan?
Karina : nganu apaan? (2)
Divandra : samting deh
Karina : utang penjelasan
Divandra : okok. Night bebi ku
Carla : nightoo nyet
Karina : nightoo njing
Diva meletakkan iPhonenya saat merasakan matanya memberat, dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
stitches [completed]
Genç Kurgu"Kalau kamu tau sesakit apa rasanya mencintai dalam diam, mencintai tanpa harapan, mencintai seseorang tanpa diinginkan. Kalau kamu tau rasanya sesakit apa, kenapa kamu membiarkan aku merasakan itu semua, Brian? Sebenarnya tidak masalah, meskipun k...