Pramugari adalah pekerjaan idaman setiap perempuan. Tidak semua, memang. Tetapi mostly. Siapa yang tidak mau jalan-jalan keliling dunia tanpa mengluarkan uang sepeserpun dan malah dibayar? Hidup glamor dengan gaji yang lumayan besar? Lingkungan pekerjaan yang dikelilingi pilot-pilot tampan? Yaah.. Semua itu memang menggiurkan. Namun, tidak semua orang tahu dibalik semua itu ada pula dukanya. Jauh dari keluarga, hilangnya waktu untuk bersosialisasi dengan teman, harus mau bangun subuh-subuh incase dapat tugas terbang... Semua itu dirasakan oleh seorang Thania Soediro.
Menjadi seorang pramugari itu sendiri adalah cita-cita Thania semenjak kecil. Ia ingat waktu dulu pertama kali naik pesawat Thania begitu antiusias melihat perempuan-perempuan cantik bak bidadari berjalan mondar-mandir di cabin pesawat. Meski ia tidak tahu siapa mereka pada waktu itu.
Bisikan kecil mendarat ke telinga ibunya, "Ma, mereka siapa?"
"Pramugari sayang.." Jawab ibunya lemah lembut.
Mata Thania masih tertuju pada seorang perempuan belipstik merah. Gigi putihnya berderet rapi di sela sela bibir.
Ia melihat perempuan itu tersenyum ramah dan hangat ke semua orang."Ma, kalau udah besar Thania mau kaya gitu. Cantik dan baik." Ucap Thania yang pada waktu itu masih berumur empat tahun.
"Iya sayang.." Jawab ibunya.
Semakin dewasa, keinginan Thania semakin bulat. Seusai lulus dari salah satu universitas ternama di Indonesia dan menyabet gelar sebagai sarjana ekonomi, Thania memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi pramugari. Sialnya, keputusan itu ditentang keras oleh sang ayah. Thania ingat bagaimana murka ayahnya saat mendengar keinginannya itu.
"Sarjana Ekonomi kok malah jadi pramugari? Susah payah kamu sekolah Than! Jangan sia-siakan gelar kamu!"
Maklum ayah Thania ini adalah seorang professor, bekerja sebagai dosen di sebuah universitas ternama, serta seorang ahli gizi. Jelas saja, beliau menjunjung tinggi pendidikan dan ingin putri semata wayangnya mengikuti jejak beliau.
"Ayah apa salahnya sih Thania jadi pramugari? Kan semua pekerjaan sama aja?"
"Bukan begitu Thania. Ayah hanya ingin kamu bekerja yang normal-normal sajalah. Jadi auditor atau akuntan, kan bisa.. Setelah itu kamu lanjutkan master kamu."
"Tapi yah, Thania cuma mau ngerasain kerja yang sudah Thania cita-citakan sejak kecil.." Thania mencoba meyakinkan ayahnya.
Kini perempuan berkulit putih itu menghela nafas. "Yah, Thania janji setelah itu Thania akan lanjutin s2 dan kerja yang 'normal-normal' aja sesuai kemauan ayah.." Raut wajahnya memelas. "Tapi sekarang, izinin Thania ngerasain jadi pramugari.."
Laki-laki paruh baya itu tidak mengeluarkan sepata kata pun, hanya tatapan tajam penuh arti kepada putrinya lalu menarik kembali wajahnya. Tubuh besarnya berjalan begitu saja menjauhi Thania. Thania tahu saat itu ayahnya sudah menyerah. Menyerah untuk berdebat dengannya. Tidak ada lagi yang harus Thania tanyakan saat itu. Dirinya semakin yakin pada kemauannya.
Thania menarik nafas panjang sambil meresap pelan coklat panasnya. Sudah beberapa hari ini ia tidak menjalankan tugas terbang. Ia memutuskan untuk menghabiskan waktu day off nya dengan berkunjung ke rumah orangtuanya. Maklum, selama ini Thania memilih untuk tinggal sendiri di sebuah kosan di daerah Jakarta Barat yang letaknya tidak begitu jauh dari Bandara. Alasannya ya apalagi selain mencegah dirinya untuk tidak terlambat selama menjalani tugas. Apalagi keterlambatan sangat tidak diijinkan dalam pekerjaannya.
Rasanya malas sekali bila mengingat dirinya esok harus menjalankan tugas, terbang ke Perth selama tiga hari. Perasaan malas itu selalu menempel bila Thania sudah bertemu dengan yang namanya 'day off' Ahh... Terbang deh gue besok. Gumamnya. Ia merogoh smartphonenya, membuka portal dari crewlink. Berharap ada perubahan dari schedule yang sudah ditetapkan sebulan lalu itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/65108532-288-k564657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cabin Crew Love Story
De TodoCerita tentang kisah cinta seorang pramugari bernama Thania. Andra Chandrawinata, laki-laki yang berasal dari luar lingkungan Thania, anak hukum, mempunyai masa lalu yang merubah pikirannya.. Dan Marcel Prasetya, co-pilot muda, crush at the first...