[LA5] Hari Yang Menyenangkan

408 40 1
                                    

Ah gak tau kenapa aku ketawa-ketawa sendiri nulis part ini kkk~ Semoga kalian suka ya!

Salam, calon istrinya Taehyung(?) /dibegalmassa/

-----------------------


"Kelihatannya kau sedang sedih." Jimin ikut duduk di salah satu anak tangga, tepat di sebelah Yura. Yeoja itu mengusap jejak air mata di wajahnya, takut-takut Jimin menyadari kalau ia habis menangis.

"Eoh... Jiminie, sejak kapan kau kemari?" Kini perasaan sedihnya bisa ia tutupi, walaupun tidak menyeluruh.

Jimin menghela napas berat. "Kau sedang ada masalah?" bukannya menjawab pertanyaan Yura, namja itu justru balik bertanya.

Matanya begitu jernih. Dia tidak bisa berbohong padaku, batin Jimin sambil meneliti wajah Yura.

"Ah, ani. Aku baik-baik saja." Yura mengulas sebuah senyuman. Akhirnya Jimin mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih banyak. Jika masalah privasi, ia juga merasa tidak berhak untuk ikut campur. Namun sepertinya ide gila yang sempat melintas di kepalanya akan bermanfaat kali ini.

"Yura-ya," panggil Jimin sembari tersenyum penuh arti. "Kajja, ikut denganku."

"Mwo? Eodiga?" Yura menautkan kedua alisnya.

"Membeli ice cream, atau makan di pinggir jalan, mungkin?"

Jimin terkekeh, lain halnya dengan Yura yang menatapnya tidak percaya. "Mwo? Kau sudah gila, ya? Dengan dirimu yang seperti ini..."

"Memangnya kenapa? Lagipula, sudah lama aku tidak melakukannya. Sepertinya menyenangkan," lanjut Jimin kemudian nyengir kuda. Melihat senyuman Jimin, membuat Yura juga tanpa sadar ikut tersenyum.

"Memangnya kau tidak ada jadwal?" tanya Yura, menyadari sesuatu.

Jimin tertawa. "Kalau aku ada acara, kau juga tidak mungkin berada di sini. Pabo," jawabnya tersenyum jahil.

"Eoh? G-geurae... benar juga."

"Jadi, bagaimana?" tawar Jimin kembali. Dalam hati ia berharap semoga Yura menerima ajakannya. "Nanti akan kutraktir. Aku tahu tempat yang menjual toppoki terlezat di Seoul."

Saat antusias Jimin semakin tinggi, senyumnya perlahan luntur begitu Yura menggeleng. "Ani, gomawoyo. Lagipula, kau juga tidak bisa ke luar dengan keadaan seperti ini. Aku tidak bisa bertanggung jawab bila terjadi sesuatu denganmu," tolak Yura halus.

Jimin yang mengerti maksud Yura lantas berdiri. "Tenang saja. Aku bisa menjadi tidak terlihat. Percayalah padaku, tidak akan ada fans yang berani mengganggu." Jimin terkikik geli.

Yura menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana bisa?"

"Aku Jimin. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau," balasnya penuh percaya diri. "Kalau begitu, kau harus siap-siap dulu."

"Bagaimana denganmu?" Yura masih merasa tidak yakin apakah ajakan tidak masuk akal Jimin ini akan berhasil. Mengajaknya pergi ke luar sama saja dengan masuk ke dalam kandang macan. Jaminan mereka untuk selamat dari mangsa sangat kecil.

Luv Affair [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang