Kuota lagi sekarat. Makanya update cepet(?)
Anyway, aku masih nunggu voting kalian lho ^^Apakah ini mimpi?
"Aku tidak tahu situasi ini akan bertahan sampai kapan. Tapi kuharap kau tidak benar-benar melupakanku. Hatiku sakit, tapi aku juga tidak bisa memaksamu. Selama kau bahagia, aku juga akan menerimanya. Sekalipun satu-satunya cara adalah menyerah untuk mendekatimu."
Suara itu... mengapa aku mendengar suaranya?
"Kuharap aku bisa melihat senyummu kembali."
Apakah itu kau, Yura?
Taehyung membuka matanya dalam keadaan shock. Ia menatap langit-langit kamar yang temaram, terus mengerjapkan matanya. Ntah berapa lama ia tertidur, padahal sebelumnya mencoba menutup mata saja sangat sulit untuk dilakukan.
Mungkin karena efek obat yang diberikan Jungkook tadi.
Ya, Jungkook sempat memberinya obat sebelum Taehyung terpaksa melayangkan sepasang sepatu kepada namja itu. Taehyung benar-benar tidak tahan melihat tatapan sedih Jungkook padanya. Alhasil hanya ada satu cara untuk mengusir Jungkook.
Sebenarnya ia sudah mengatakan, "Gwaenchana" berulang kali. Namun Jungkook masih bersikeras untuk masuk.
Taehyung menyibak selimutnya, ia merasa bingung. "Sepertinya tadi aku tidak memakai selimut?"
Taehyung juga merasa tangannya menjadi hangat. Seketika ia tersentak begitu melihat balutan handuk kecil berwarna peach di lengannya.
"Apakah Jungkook yang melakukannya? Tapi, bagaimana dia bisa tahu?"
Sepersekian menit berpikir, bukan jawaban yang ia dapat melainkan terdengar suara perutnya, pertanda lapar. Taehyung mengambil sebuah mangkuk yang ntah sejak kapan sudah berada di atas meja. Ia memandangi bubur yang sudah agak dingin itu beberapa saat.
Taehyung makan dalam diam. Otaknya sibuk mencerna setiap kejanggalan yang terjadi di hari ini. Mulai dari mimpi itu, selimut dan handuk itu, bahkan rasanya bubur yang sedang ia lahap saat ini mengingatkannya pada seseorang.
Jungkook tidak mungkin masuk ke sini lagi mengingat apa yang telah kulakukan padanya. Jadi, apakah Namjoon-hyung? Ani, tidak mungkin.
Taehyung ingat, Namjoon juga terlihat berbeda semalam. Ia sibuk termenung, wajahnya terus menerus ditekuk seperti sedang menyesali sesuatu. Anehnya, Namjoon biasanya tidak pernah menyetujui siapapun menginap di kamarnya, tapi semalam Taehyung sama sekali tidak menerima penolakan.
Taehyung menghela napas panjang. "Siapapun... tolong katakan padaku. Apa benar... yang tadi itu mimpi?"
-oOo-
Yura merapikan beberapa mangkuk yang telah ia cuci ke dalam rak. Sejak pagi ia sudah membantu Bibi Yeon di restaurant bubur miliknya. Hari ini Yura tidak berangkat bekerja.
"Kapan Hyemi pulang?" sahut Bibi Yeon tiba-tiba.
Yura mengedikkan bahu. "Molla. Sepertinya besok. Dia bilang, masih ada perlu dengan temannya di Daegu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luv Affair [BTS FANFICTION]
FanfictionTaehyung-ah, kau yang sekarang berbeda sekali dengan yang dulu. Kau semakin tampan. Dan aku tidak menyangka, sekarang kau telah menjadi artis terkenal. Aku kagum padamu. Aku benar-benar merindukanmu. Aku akan menyusulmu, tetapi waktuku tidak banyak...