Baru saja jam 5 pagi, aku langsung terbangun padahal tak ada suara berisiknya weker atau sejenisnya, mataku seperti otomatis terbangun begitu saja.
Aku keluar dari kamar kemudian turun melewati tangga yang berbentuk melingkar tersebut. Tepat di samping bawah tangga, terlihat bibi noor yang sedang sibuk menyiapkan sarapan. Bibi noor memasang raut kebingungan ketika aku menghampirinya "lohh, masih jam 5 pagi kok sudah bangun non?"
"memangnya kenapa bii?" kataku dengan ekspresi tak kalah kebingungan.
"non biasanya bangun jam 7 kalo ke kesekolah dan itu susaahh banget banguninnya, gak jarang bibi nyerah dan nelpon mike. Kalo libur bahkan non gakeluar kamar, paling keluar kamar udah cantik mau pergi, pokoknya jam 7 pagi sarapannya bakal bibi anter ke kamar" kata bibi sambil mengupas kulit bawang putih.
"baguslah kalo begitu bi, mungkin sejak sekarang, saat ini, detik ini, aku bisa jadi Claire yang bangun jam 5 pagi! sini bi, biar aku aja yang cincang bawang putihnya. Ini buat ditumis kan bi? jadi aku harus cincang halus yaa." kataku sambil merebut pisau di tangan bibi noor.
Potongan demi potongan halus bawang putih tercipta dengan mudahnya berkat keahlian tanganku ini. Tidak hanya itu, aku juga membantu bibi menambahkan garam , gula, atau saos tiram apabila masih terasa kurang.
"taraaaaaa, Spicy Chilli Garlic Octopus untuk Claire,mom dan dad sudah siap" kataku dengan penuh kebanggaan. Bukannya berterimakasih kepadaku, bibi noor malah memasang ekspresi wajah penuh dengan 1000 tanya yang tak bisa tersampaikan.
"oiya sarapan buat bibi dimana?" belum sempat bibi noor menjawab, perbincangan kami terusik akan suara geretan suara kursi meja makan.
"selamat pagi mom" sapaku dengan wajah berseri-seri. Tetapi tak seperti yang kuharapkan, mom hanya menjawab "pagi" tanpa melirik ke diriku sama sekali dan mengambil sendok garpu dihadapannya lalu memulai makan.
"pagi dad" sapaku kepada dad dengan semangat yang sama dan ternyata balasannya sama persis dengan mom yang hanya menjawab "pagi" tanpa melirik ke diriku sama sekali.
Dad mengambil koran yang ada di hadapannya dan membalikkan halaman per halamannya. Mom beranjak dari kursinya, mengambil tas dan memakai heels yang sudah disediakan bibi noor di sofa ruang tamu, lalu berkata kepadaku "Claire, pesan dari dokter Calvin, kamu seminggu ini terapi ke rumah sakit dan surat ijin ke sekolah selama minggu ini udah mom urus".
"okey, makasih mom. Hati-hati dijalan" kataku sambil melambaikan tangan kepada mom dan dad yang ingin berangkat kerja. Dan lagi lagi, mom dan dad hanya berjalan begitu saja tanpa membalas lambaian tanganku sama sekali.
Aku bertanya dalam hati "apa memang begini keadaan keluargaku sejak dulu? Tanpa ada sapaan, teguran hangat dari kedua orang tua?"
***
Tiba-tiba saja terdengar suara dari arah pintu masuk "selamat pagi Claire!".
Aku langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dan ternyata itu adalah suara si dokter tampan yang kemarin mengecek- ku di Rumah Sakit dan yang fotonya bersama aku dan mike terpajang di kamarku.
"bagaimana keadaan kamu?" tambahnya.
Aku hanya memberi tatapan kosong bertanya-tanya sebenarnya apa hubungan aku dengan si dokter ini.
"Claire, sekarang kamu siap-siap, kita ke Rumah Sakit" katanya untuk menyudahi tatapan kosongku yang mengganggu-nya tersebut.
Aku masuk ke mobil dokter Calvin, mobil pun melaju diiringi dengan lagu Rachel Platten yang berjudul Stand By You. "sebenarnya, apa hubungan aku Mike dan kau, dokter Calvin?" tanyaku memulai pembicaraan.
"aku kakak kandung Mike" jawabnya dengan tatapan tetap terfokus ke jalanan yang sedang dilaluinya.
"oh, pantas saja ada foto kami bertiga di kamarku" kataku membalas jawaban dokter Calvin.
Seketika itu suara dering telfon dari handphone dokter Calvin terdengar kencang mengalahkan lagu Stand By You yang sedang diputar di mobil tersebut.
"halo Mike ada apa? hmmmm okey okey gue bakal kasih tau Claire. ya, bye" "Claire, Claire, Claireeee"
" iya?" jawabku setelah 3 kali ia memanggilku karena kukira dia masih berbicara di telfon.
"Mike mengajakmu untuk dinner di restaurant favorite kalian, Lexington Brass di midtown Manhattan. Nanti malem jam 7 kamu siap-siap yang cantik dan bakal dijemput Mike"
***
Malam ini, jam 7 lewat beberapa menit mobil Mike datang menjemputku dan tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di Lexington Brass yang katanya adalah restaurant favorite kami.
Tampak dari luar gedung yang terbuat dari kaca dan terlihat jelas keramaian orang-orang di dalamnya yang sedang menyantap makan malam dan bercanda gurau dengan teman-teman semeja mereka.
Kami masuk dan menuju meja yang sudah dipesan Mike yaitu terdapat dua buah kursi saling berhadapan. Aku melihat menu dan memesan Grilled Octopus dan Savannah Sipper sebagai minumnya.
"lo kan alergi octopus Claire.." kata Mike mengingatkanku.
"tapi tadi pagi gue masak Spicy Chilli" belum selesai aku bicara, Mike langsung memotong "masak? lo gapernah pegang pisau dapur bahkan nyalain kompor aja lo gabisa."
" hah iya? terus tadi pagi gue juga makan octopus yg gue masak dan ternyata gue baik-baik aja" jawabku membela diri.
Mike diam sejenak dan mencoba berpikir positif dari apa yg sudah kulakukan tersebut "oh baguslah kalo begitu, mungkin lo lupa ingatan dan perut lo juga lupa akan alergi octopus lo!" katanya dan disambung dengan tertawa kami berdua.
Hmmm, ketika ku ingat-ingat lagi, pantas saja tadi pagi bibi noor kebingungan melihatku memasak dan makan octopus dengan enaknya karena ternyata yang pertama aku adalah Claire yg tidak bisa memasak dan yang kedua aku adalah Claire yang alergi octopus!