***Chloe Point of View***
Aku memenuhi permintaan Claire. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk memakai identitas Clairice Madison. Aku pergi ke sekolah layaknya anak sekolah biasa, memakai topeng yang entah sampai kapan aku pasang.Tidak salah jika aku mempunyai kepribadian berbeda dengan claire yang sesungguhnya, karna aku punya alasan yaitu lupa ingatan. Ternyata amnesia ini agak sedikit berguna.
***
Aku menolak untuk melanjutkan kursus biola ku dan keluar dari orkestra sekolah. Awalnya sir ... menolak permintaanku tersebut, dengan alasan tidak ada soloist biola yang berpotensi selain diriku. Lagi-lagi aku punya alasan. Aku lupa ingatan.
Soal pelajaran, aku sangatlah berbeda 180 derajat dengan Claire. Claire yang rela mati-matian belajar demi mendapatkan peringkat di sekolah, dan aku? Aku bukan typical yang suka belajar. Menurutku, bangku sekolah adalah kasur ternyaman untuk tidur dan pelajaran sains adalah malam yang sangat indah. Jikalau claire adalah peringkat satu di sekolah ini, aku mungkin seratus peringkat dibawah dia. Tak apa, karna aku punya alasan.
Art yang Claire tekuni di high school adalah music, sedangkan aku buta akan musik. Aku tidak mengerti apa-apa, tak sedikit pun. Jadi atas persetujuan guru, aku pindah ke drawing. Apakah aku bisa menggambar? Paling tidak aku bisa menggambar dua buah gunung yang terdapat matahari di tengah-tengahnya. Disertai gambar jalan berkelak kelok yang samping kanannya adalah rumput dan samping kirinya adalah gubuk tempat tinggal petani. Dan tak lupa, angka tiga yang perutnya menghadap kebawah. Ya! Burung-burung yang berterbangan di langit biru.
Kalo soal sport, tak perlu ditanya. Sungguh, aku tidak bisa. Claire pun seperti itu, tapi dia mahir berenang dan aku sangat benci hal itu.
Lalu, apa yang ku bisa? Semua talenta sudah diambil oleh Claire. Dan aku hanya punya satu kelebihan. Aku mudah bergaul dengan orang lain. Di brooklyn, hampir satu sekolah mengenalku. Tapi tetap saja, hanya beberapa orang yang merupakan teman baikku. High school memang identik dengan teman baik dan musuh. Tapi bagiku, mempunyai musuh di masa high school hanyalah membuang-buang waktu 2 tahunku. Aku tak punya musuh, dan tak akan pernah.