"Guys, hari ini halloween party di rumah gue jam 8 malem ya!" teriak Sarah, salah satu anak perempuan di kelasku. Satu kelas pun mendadak gaduh mendengar ajakan Sarah tersebut dan saling bertanya satu sama lain. Aku menghadap ke belakang "Rey lo dateng gak?"
"Ya dateng lah, tahun lalu sarah juga ngadain halloween party dirumahnya. Lo harus banget dateng, Claire"
"Hmmm okedeh, jemput gue yaa?".
Tiba-tiba saja Mike menghampiriku dan memotong perbincangan kami "Claire, hari ini party di rumah Sarah gue jemput lo jam setengah 8 yaa". Aku tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk menyetujui.
Setelah Mike pergi menjauh aku bertanya kembali pada Rey "Rey, tapi ke halloween party pake baju apa yaa?"
"Halloween party jaman SMA itu, adalah tempat dimana para cewek-cewek berlomba-lomba untuk pake pakaian sexy. Salah satunya lo, Claire. Bahkan halloween party tahun lalu dirumah Sarah, lo dapet award best costume"
Bola mataku terputar ke atas seolah-olah sedang mengingat apa yang dikatakan Rey. Huhh, bagaimana aku bisa mengingat? Aku kan lupa ingatan.
"Mau gue temenin cari kostum?" Rey menawariku duluan tanpa harus aku memintanya terlebih dahulu.
"Mau donggg, tapi hari ini gue ada les private biola sampe jam 6" Kataku dengan nada sedih dan letih.
"Why not? Kan acaranya jam 8" Rey menjawab dengan ringannya
"Tapi kan, gue dijemput Mike jam setengah 8". Aku tidak mungkin membatalkan perjanjian kami tadi bukann? Aku mengingat perasaan Mike dan tentu saja aku juga tidak bisa menolak permintaan Mike yang menguntungkanku juga?
"Ohh" Rey langsung memasang wajah seperti tidak enak dan tidak senang atau apa lah aku juga tidak mengerti.
"Kalo misalnya lo anterin gue lagi jam setengah 8 ke rumah? gimana?"
Rey hanya mengangguk menyetujui tetapi seperti kataku tadi, dia memasang wajah agak sedikit terpaksa.
***
Aku dan Rey pun tiba di sebuah butik yang memang menjual kostum-kostum dan dekorasi khusus halloween. Baju-baju yang dijual sungguh lucu-lucu sekali. Ada bunny, devil, angel, minnie mouse, lil red riding hood, princess, wonder woman dan masih banyak lagi. Aku pun tertarik dengan kostum bunny yang digenakan patung ditengah-tengah butik tersebut. Aku mencobanya di fitting room dan Rey menunggu di sofa depan fitting room tersebut. Aku keluar dari tirai dengan strapless tutu dress hitam putih lengkap dengan bando bunny, sarung tangan putih, stocking dan high heels hitam.
"kok gak sebagus kalo dipake patung ya?" gumam Rey
"eh, enak aja" omelku akan ejekan Rey. Padahal aku tau, Rey tetap terpana akan kecantikanku. Mungkin karena saking terpananya, dia malah mengeluarkan kata-kata yang hanyalah sarkasme.
Kami pulang meninggalkan butik tersebut dan Rey mengantarku ke rumah. Padahal sebenarnya Rey juga pergi menuju rumah Sarah, tetapi lagi-lagi demi Mike.
Sekitar 15 menit menunggu dan Mike pun datang menjemputku. Tak membutuhkan waktu yang lama, kami tiba di rumah Sarah. Saat Mike bergabung dengan teman-temannya, aku hanya berdiri terdiam melihat megahnya rumah itu. Bagaimana tidak? Ruang tamu yang sungguh luas itu disulap menjadi seperti mini ballroom di hotel-hotel bintang 5 lengkap dengan dekorasi bertemakan halloween. Banyak balon-balon berwarna putih, oranye, hitam dengan gambar wajah seram, tembok dengan wallpaper sarang laba-laba, kelabu putih dengan tempelan kalajengking, dan pastinya banyak terpajang pumpkin dengan model bermacam-macam yang dipakaikan lampu didalamnya. Dekorasi yang memang horror ini, bukan berarti harus menyetel lagu horror juga, ya kan? Jadi ya tetap saja alunan electro music yang membuat orang-orang tenggelam dalam keasikannya.
Aku berjalan keluar menuju halaman rumah Sarah yang terdapat kolam renang di tengah-tengahnya. Jelas saja tidak ada yang berenang, mau mati kedinginan di tengah malam musim gugur ini?
"Hey" Bisik Rey tepat di kupingku yang membuat jantungku hampir copot.
Rey tertawa usil dan bertanya "lo ngapain Claire?"
"Nyari angin aja. hmmm bukan nyari angin sih, nyari temen. Tapi kayaknya satu-satunya yang gue kenal dan deket di sekolah ini cuman lo dan Mike"
"Betull! Lo emang gapunya temen sama sekali. Siapa sih yang mau temenan sama miss perfectionist kayak lo? Yang ada mereka minder semua kali"
"lo tuh antara muji apa ngehina sihh?" tanyaku kesal
"Tapi kan daripada punya temen banyak yang cuman dateng saat seneng doang, mending punya temen sedikit yang pasti dateng saat lo sedih sekalipun." Jelas Rey menghiburku
"Tapi lo lebih pilih mana? Sendirian saat lo sedih, atau sendirian saat lo harusnya happy-happy sama temen-temen lo, kayak misalnya sendirian saat lo lagi ulang tahun?"
Rey hanya terdiam tidak bisa menjawab pertanyaanku. Aku pun mengalihkan perhatianku dan memandang ke sekeliling halaman rumah Sarah. "Wow Chocolate Fountain!" Aku pun menghampiri Chocolate Fountain tersebut, tetapi disaat aku sedang membaluri strawberry dengan coklat yang mengalir dari tingkatan paling atas itu, tiba-tiba saja ada marshmalllow lain yang menyingkirkan strawberryku yang sedang kubaluri coklat. "tempat luas deh kayaknya" omelku sambil menoleh dan ternyata lagi-lagi itu adalah Rey
"Lo ngikutin gue? Sanalah join sama temen-temen lo". Aku mengusir Rey sambil melirikkan mata ke arah teman-teman Rey yang sedang berkumpul di pojok halaman meminum beer.
"Gak ah, gue pengen ngitung kali ini berapa lama lo bakal balurin strawberry lo itu" Rey menunjuk strawberry di tanganku yang memang sedang kubaluri coklat.
"Maksudnya?" Tanyaku tidak mengerti akan perkataan Rey
"Lo dulu kalo pesta pasti selalu ke Chocolate Fountain dan ngambil cuman satu strawberry, terus lu alirin coklat lama banget sambil mandangin itu strawberry dan setelah berlama-lama, strawberry itu gak lo makan."
"Ooh ya?" kataku dengan alis terangkat heran sambil memakan strawberry yang sudah penuh dengan coklat itu. "enak kok" tambahku dengan senyum tipis. "Gue haus, mau ambil air putih diujung sana tuh. Bye" Kataku sambil meninggalkan Rey.
Aku mengambil segelas air putih dan tak hanya itu, aku juga mengambil pudding, bolu, dan cupcake disebelahnya. Setelah semua jenis makanan di meja tersebut sudah selesai kucicipi, lagi-lagi mataku jelalatan mencari makanan lain. "Oiya, di dalam kan lebih banyak makanan."
Akupun berjalan menuju ke ballroom melewati tepi kolam yang terdapat di tengah-tengah halaman tersebut. Tiba-tiba saja ada orang yang seperti dengan sengaja mendorongku dan alhasil "byur". Aku terjatuh ke kolam renang yang sungguh dingin itu. Suara hempasan badanku tersebut membuatku tertegun, membeku, tak bergerak, tak berkata. Aku tenggelam tanpa memberikan usaha untuk berenang atau menyelamatkan diri ke atas. Lagi-lagi suara anak kecil yang memanggilku "Chloe" terngiang-ngiang di pikiranku. Seketika memoriku teringat jelas akan masa lampau yaitu ketika aku terjebur ke kolam dewasa saat aku masih kecil dan seseorang laki-laki menyelamatkanku. Kala itu, disaat aku setengah sadar, ada suara anak perempuan yang menangis sambil menyebut-nyebut nama "Chloe". Kemudian saat aku sudah mulai sadar dan aku mencari asal suara tersebut, ternyata dia adalah anak perempuan dengan wajah persis sepertiku. Ya, dia adalah Claire, saudara kembar identikku dan aku adalah Chloe, orang yang dia tangisi tersebut.