***Rey point of view***
Aku melihat Claire yang berjalan menuju meja seberang, katanya mengambil air putih. Nyatanya? Dia melahap semua jenis makanan yang terhias rapih di meja tersebut. Aku menyandarkan bahu dan menatap Claire. Claire yang dulu kerjaannya hanya belajar dan bermain biola atau sekali-kali ia berenang. Dia memang pemain biola hebat yang sudah menjuarai berbagai kejuaraan nasional maupun internasional. Dia juga adalah perenang tercepat kedua dari satu angkatan karena perenang tercepat pertama adalah aku. Tapi itu dulu, sebelum aku dinyatakan cedera bahu. Walaupun sampai sekarang Claire pun masih belum bisa mengalahkan rekor tercepatku dulu, tapi tetap saja, aku sudah tidak bisa dibilang "perenang tercepat" lagi. Aku pernah bertanya kepada Claire, mengapa ia tidak memakai bakatnya tersebut untuk diperlombakan, dan ia hanya berkata bahwa ia berenang hanya untuk hobi saja dan bukan untuk diperlombakan.
Claire yang dahulu, yang sangat cuek, jutek dan paling tidak suka dengan hal kekanak-kanakan adalah seorang yang tidak pernah pantang menyerah dalam apapun yang ia perbuat. Ia adalah seorang "perfectionist" yang tidak pernah menginjikan orang lain menjadi lebih dari dirinya dan akan berjuang mati-matian sampai lupa akan orang-orang disekitarnya. Jadi tidaklah aneh bahwa Claire memanglah anak perempuan cantik, pintar, jago memainkan biola dan jago berenang, bisa dibilang "perfect". Dan hal itulah yang membuat hubunganku dan Claire putus. Aku, Claire, dan Mike memang bersahabat dari kecil dan seiring berjalannya waktu aku dan Claire menyukai satu sama lain. Tapi kenyataan ternyata tak seindah yang kami bayangkan, karena status kami yang sudah lebih dari teman itu membuat kami membutuhkan pehatian lebih satu sama lain. Dia yang sudah sibuk dengan dunianya, dan sudah tidak ada waktu untuk orang lain terutama diriku. Ketika aku mengajak untuk berkencan, selalu saja ia menolak.
Awalnya aku masih bisa memaklumi, tetapi lama-lama aku tidak tahan dan berkata sesungguhnya kepada Claire. Mendengar penjelasanku, ia malah berkata bahwa aku terlalu kekanak-kanakan. Aku marah karena dia terlalu menyiksa dirinya, kurang tidur, tetapi ia malah balik memarahiku karena adanya diriku dihidupnya, membuatnya merasa terganggu dan tidak bebas. Ia berkata bahwa aku seperti anak kecil yang selalu mengemis perhatian padahal aku marah karena dirinya yang sudah gila akan dunianya. Semenjak itu hubungan kami putus.
Kami yang dulu bersahabat, kini sudah tidak pernah menyapa, jangankan menyapa, melirik saja enggan. Tetapi kini masa itu kembali lagi, masa dimana aku jatuh cinta lagi kepada Claire, tetapi Claire yang berbeda, Claire yang ceria dan peduli akan orang lain tentunya. Aku harap Claire tetap lupa akan bagaimana sifatnya yang dahulu dan aku harap Claire tetap lupa akan apa sebenarnya hubungan kita dahulu.
Claire mulai meninggalkan meja yang penuh dengan makanan itu, mungkin untuk mencari tempat yang jauh lebih banyak makanan?
Mataku tidak berpindah mengikuti pergerakan Claire. Aaron, yang sedang mabuk berjalan sempoyongan, tiba-tiba menabrak Claire. Alhasil, "byur". Claire jatuh ke kolam dengan gerakan sempurna. Semua mata langsung mengarah ke sumber suara. Kami mendekat ke pinggir kolam berharap Claire akan berenang menyelamatkan dirinya. Tapi ternyata Claire hanyut tak memberikan usaha untuk berenang ke atas.
Sontak tanpa dipikir panjang aku menyeburkan diri dan menyelamatkan Claire.
Aku mengangkat tubuhnya yang tak sadarkan diri ke tepi kolam. Aku menepuk-nepuk bahunya sambil memanggil nama Claire tapi tak ada respon apapun. Aku merendahkan kepalaku, mendekatkan pipiku ke hidungnya untuk merasakan nafasnya dan ternyata ada hembusan nafas walaupun sedikit. Aku langsung memberinya nafas buatan dan menaruh kedua tanganku ke tengah dadanya untuk melakukan kompresi. Setelah melakukan hal itu sekitar belasan kali, akhirnya Claire batuk dan mengeluarkan air dari mulutnya. Kecemasanku yang berkelabat sedari tadi, dalam sedetik hilang.Dari kerumunan orang-orang yang mengelilingi Claire, kemudian muncul sosok Mike yang langsung bertanya "Claire, lo gapapa?"
Claire berusaha menganggukkan kepala dan tersenyum kecil, walaupun aku tahu ada keterpaksaan dibalik senyumnya itu.
"Claire kok lo bisa tenggelam? padahal kan....."
"Claire, ayok gue anterin lo pulang" potongku atas pertanyaan Mike yang sangat tidak tepat di keadaan seperti ini.
Mike malah menatapku tajam, kesal akan pernyataanku, tapi ia berusaha menutupinya dari Claire. Mike membuka kemeja yang dipakainya dan menyelimutinya ke tubuh Claire. Ia memapah tubuh claire berjalan meninggalkan kerumunan.
Mengapa semua orang menatapku kebingungan? Otakku berputar berusaha memecahkan suasana yang sedari tadi terasa ganjil. Oh yaampun? Aku sampai lupa..... kalau aku seharusnya tidak bisa berenang..... karena cedera bahu.