Bab- 9

11.9K 697 5
                                    

Siska? (2) ~ chapter 9

Lagi galau berat, maafkan gw 😢
Sorry kalo ga nyambung :'v

***
Setelah cukup lama aku menunggu Farrel yang berbincang dengan 'Siska' akhirnya dia kembali duduk di hadapanku dengan wajah pucat, seperti shock atau lebih tepatnya seperti mendengar kabar buruk.

Memang sih selama dia bertelepon ekspresinya benar-benar kaget, tapi apa Siska membawa berita buruk untuknya? Sampai-sampai dia terlihat shock dan aneh?

"Lo kenapa?" tanyaku heran, dia membuang nafasnya dengan kasar lalu menatapku dengan tatapan yang tidak kumengerti. Seharusnya aku yang pertama mengalihkan pandangan saat ditatapnya seperti ini, tapi kali ini Farrel duluan yang mengalihkan pandangannya. Oke 1000% aku bingung,

"Lo kenapa sih?" tanyaku sekali lagi. Dia tidak menjawab, dia masih taukan kalau aku ada disini. Oke aku sedang didalam mood yang tidak baik apalagi dikacangin seperti ini. Kacang mahal mas,

Aku berdiri dari hadapannya, mau sampai kapan ia seperti itu tanpa memberi tahu apa yang terjadi? Dia membiarkanku bermain-main dengan pikiranku sendiri, dikira aku bisa membaca pikirannya. "Lo mau kemana?" aku menoleh kearahya, dia juga ikut berdiri ternyata.

Aku berkacak pinggang. "Ngambil air garem, buat ngusir setan." Dia menghela nafasnya lagi, lalu dengan cepat tangannya menarikku kedalam pelukannya. Aku dapat merasakan bibirnya mengenai puncak kepalaku. Itu sangat lembut.

Yah, aku baper.

"Gue gak jawab bukan berarti gue gak mau jawab gue belom siap kasih tau," ucapnya mengeratkan pelukan. "Gue gak siap." dahiku langsung berkerut mendengar gumamannya. Gak siap apa? Emang ada yang nyuruh dia siap-siap?

UDAH GAB. BERCANDA MULU.

Aku tidak tau perasaanku saat ini terhadapnya, perasaanku seperti masih terombang-ambing, kayak tai lagi ngambang. Aku tidak tau masalah apa yang akan aku hadapi jika perasaanku mulai mengarah kearahnya, ini konyol.

pake y.

Dia melepas pelukannya dan menatapku dengan begitu entahlah. "Apa?" Tanyaku mulai takut ditatapnya seperti itu.

"Ya apa?" Tanya-nya balik sambil menaikan sebelah alisnya. Lah?

Kan, anehnya kumat.

"Ya apa?" Tanyaku balik, dia semakin menaikan alisnya. "Yaa, apa Gabrielle?" Alisku langsung menaut, kok dia jadi labil sih.

"Ha? Apa-" mulutku langsung menutup ketika Farrel dengan cepat mengecup keningku dengan lembut lagi. "Udah? Mau ngomong apalagi?"

Mau cuci muka hue.

"Kok lo labil banget?" Spontan aku menutup mulutku, dia tersenyum dengan matanya yang melihat kearahku. Tangannya menyelipkan beberapa helai rambutku yang belum panjang kebelakang telingaku lalu menghela nafasnya. "Yah, gue emang labil. Kenapa? Gak suka?"

Mulutku menganga lebar, kukira ia memiliki alasan yang lebih pajang dari itu dan berbelit-belit.

Jarinya dengan pelan mengelus pelipisku, mataku terus melihat kearah bibirnya yang seperti tertahan ingin mengucapkan sesuatu. "Ngapain liatin bibir gue? Mau dicium, he?" Mataku mengerjap beberapa kali mendengar perkataannya. Apa? Minta dicium? dia gila?!

Mulut cowok ini perlu kupukul.

"OGAH." Sergahku sambil memandangnya dengan jiji.

Dia tertawa kecil. "Gue sih mau-mau aja," aku langsung mencubit pinggangnya. Ya Tuhan, tadi dia sedih kayak apa coba, sekarang dia mencoba apa menggodaku dengan namanya bibir. Stfu

Wildest Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang