Sejak kejadian itu aku jadi malas-malasan kalau kak yesi atau mika mengajakku keluar, aku lebih sering menghabiskan waktu dirumah belajar bersama ali.
"Echa besok nyalon yuk" ajak hana
" tumben ngajak nyalon, ga jalan sama doddy, sekalian doddy suruh nungguin nyalon" ucapku
"Echa gitu deh nit, cemburu ya aku jadian sama doddy, ucap hana asal.
"Hahaha, iya kayanya han" ucap nita
"Enak aja, gaklah, ngapain juga, aku tu males tiap aku ajakin jalan pasti alasannya udah janjian sama doddy" jawabku cuek
"ah echa, kaya ga pernah rasain anget-angetnya baru jadian aja" ucap nita.
Hana hanya senyum-senyum.
"Sorry deh cha, mau ya besok pulang kerja, udah lama ga nyalon cha" ucap hana.
"Boleh deh, jangan ga jadi lho" ucapku. Yaudah aku pulang duluan ya, kamu palingan masih nunggu doddy kan, tambahku.
"Echa tau aja, hati-hati ya cha" ucap hana dan nita.
Aku berjalan kedepan secepat mungkin, ini jam pulang kantor bakalan susah cari angkot.
"Buru-buru amat " ucap seorang laki-laki.
"Eh, iya, nanti susah cari angkotnya, jam pulang ini" ucapku.
"Aku antar aja yuk" tanya revan
"Gak usah deh, dekat ini" ucapku sambil tetap berjalan.
"Selalu nolak deh, aku sms, telpon juga ga di balas" tanyanya.
"Sorry ya kak, lain kali saya bales deh, tu angkutan saya udah ada duluan ya" ucapku sambil naik ke dalam angkutan.Setelah selesai mandi, aku berencana ikut nonton tv dengan ali dan ibu.
"echa, ada edo di luar cari kamu" ucap ibu
"Edo, ngapain buk" tanyaku
"Mana ibu tau, cepetan tuh " ucap ibu lagi.
Aku keluar dan kulihat edo sedang duduk dilantai, aku pun ikut duduk disebelahnya.
"lama ya gak kesini" tanyaku.
"Iya, kayanya kamus sibuk terus dengan temen bule kamu" ucap edo.
"Gak lah, siapa bilang" jawabku.
"Apa aku ga ada harapan sama sekali cha, " tanya edo.
"Maksud kamu" ucapku.
"Iya, harapan untuk bisa jadi lebih dari teman kamu, " tanyanya lagi. Ada yang salah sama aku? aku suka sama kamu tulus sejak kita sekolah dulu, tambah edo
"Maafin aku do, aku ga bisa" ucapku tegas, kamu ga salah apa-apa, aku sendiri bingung dengan perasaanku, kenapa aku ga bisa balas perasaan kamu, padahal cuma kamu yang selama ini baik ke aku, dan bisa nerima keadaan aku. Ucapku.
"Mulai minggu depan aku sama ibuku mau pindah cha, ibuku mau menikah lagi, jadi aku dan ibu bakalan ikut suami ibu yang baru" ucap edo.
"Pindah kemana, sekitar batam juga" tanyaku.
"Gak cha, ke singapura, ayah baruku kerja disana, dia pemilik kantor tempat ibu kerja, mungkin nanti kita jarang bisa ketemu" ucap edo.
"Singapur mah dekat do, satu jam dari sini, kalau kamu pulang ke sini kamu mampir ke sini ya" ucapku.
"Kamu ga mau pertimbangkan perasaanku lagi cha, aku udah berusaha dekat dengan cewek lain buat ngelupain kamu, tapi ga bisa, kenapa gak kita coba jalani dulu cha?, kamu pernah bilang ke aku kamu mau belajar mencintai laki-laki manapun yang bisa nerima keadaan kamu dan keluarga kamu, tapi kenapa ga berlaku buat aku" ucap edo.
"Maaf do, aku minta maaf banget, kita ga bisa jalani, kamu mungkin bisa nerima aku dan keluargaku, tapi ibu kamu ga pernah suka sama aku sejak kita sekolah dulu" ucapku.
"Kenapa ibuku yang jadi alasannya cha, aku bakalan buat ibuku bisa nerima kamu, yang penting aku sayang sama kamu cha" ucap edo lagi.
"Maafin aku do, udah malam sebaiknya kamu pulang" ucapku.
Edo langsung pergi tanpa pamit padaku, dia pasti marah, kenapa tidak aku jalani saja dulu dengannya, dia yang jelas-jelas mengenalku, tau keadaan keluargaku, tapi aku tidak bisa aku takut terperangkap cinta dengan edo, sangat mudah mencintai lelaki seperti edo. Aku langsung masuk ke kamar, aku menutup wajahku dengan bantal untuk meredam tangisku. Bagaimana bisa aku begitu kejam dengan edo yang selama ini banyak menolongku." cha kita naik taxi aja ya perginya sekalian si anita ikut juga" ucap hana
"yaudah gapapa, udah di telponn" tanyaku.
"Udah, si nita tadi telpon, yuk buruan ke bawah nita nanti nyusul aja" ucap hana.
Lantai satu sudah sepi karena hampir jam 2, hari sabtu sebagian sudah selesai bekerja jam 11 karena tidak ada pengiriman. Taxi yang kami pesan sudah datang, tapi nita belum juga turun.
"nit, cepatan taxi udah datang," teriakku ke lantai 2,
aku berjalan masuk kedalam taxi, tak lama nita menyusul.
"Ke nagoya hill pak" ucap hana pada supir taxi.
kami sampai di nagoya dan masuk ke saloon yang dituju. Hana dan nita berniat mewarnai rambut, aku hanya ingin creambath dan merapikan sedikit rambutku.
"mana sempat kita pijit kalau pada mewarnai" ucapku.
"Kalau sempat ya kita sekalian pijit cha, kalau gak ya minggu depan ya" ucap hana.
"Iya cha, nanggung udah disini juga, lagian masih siang gini, sempat lah, saloonnya juga kosong" ucap nita.
Masing-masing kami di tangani pegawai saloon berbeda. Aku selsai duluan, sudah hampir satu jam aku menunggu nita dan hanna belum selesai, sudah hampir jam 3.
"Nit, han, bosen ih nungguin kalian, aku muter-muter bentaran ya, kalau selesai sms, atau mau sekalian aku belikan makan" ucapku.
"Beli rujak cha di pojokan sana ya" ucap hana
"Siip, keluar bentar ya" aku menuju kasir membayar biaya treatment rambutku.
"Cha gak usah gabung ke punya aku aja ntar, " ucap hana.
" serius han" tanyaku
"Serius, udah mba nanti gabung ke saya aja" ucap hana
"Hana baik deh, yaudah aku keluar ya, keburu kalian selesai" ucapku.
aku berencana membeli pesanan nita lebih dulu di food court dan meminta pegawainya mengantarkan ke saloon. Setelahnya aku berencana ke supermarket.
" ehm, ketemu lagi kita" ucap seseorang yang duduk di pinggir cafe.
"Ya ampun, ketemu disini lagi, sempit banget ya batam" ucapku.
" iya nih, sendiri aja" tanya revan.
"Sama temen, tapi masih pada di saloon, tadi minta tolong beliin rujak disitu" ucapku.
"Yaudah, gabung kita sini aja, sambil nunggu temannya" ucap revan.
"Gak ganggu nih" tanyaku. Mau nolaknya ga enak banget.
"Enggaklah, kita lagi ngopi-ngopi aja" ucapnya
Aku duduk di kursi kosong di depan revan,
"Kenalin teman saya yesa" ucap revan memperkenalkan teman disebelahnya.
ayesha, ucapku, alex ucap teman revan.
"Mau pesan sesuatu" tanya revan sambil memanggil waitress.
"Aku greentea latte aja deh mas" ucapku pada pelayan cafe.
"Makannya gak sekalian" tanya revan
"Gak, makasih udah makan tadi" ucapku.
"Yesa kerjanya di kantor cargo belakang ya" tanya revan
"Iya, baru sih kerjanya, 3 bulanan lebih lah" ucapku.
"Masnya kerja di mitra" tanyaku.
"Owh gak, saya di chevron , sering aja mampir disana dulu pulang kerja ketemu temen" ucapnya.
"Oh, mas alex juga sama kerjanya, tanyaku pada pria bernama alex.
"Gak, saya ga dibatam, sekali kali saja pulang batam, tapi bidang kerjanya kurang lebih samalah" ucap alex.
obrolan kami sedikit canggung sebenarnya, terkadang saling diam, kuperhatikan sepertinya revan dan temannya jauh lebih tua dariku. Mungkin awal 30an.
"van gue duluan ya, ada urusan bentar, ntar malam gue hubungi, ngabari tempatnya sama yang lain" ucap alex. Ayesha saya permisi dulu ya ada janji, ucap alex padaku.
"Ok ,nanti kabarin aja ya" ucap revan
"Iya mas" jawabku, alex pun meninggalkan kami berdua.
"Kalau gitu saya permisi juga ya, ada perlu" ucapku.
"Kok gitu yesa, minumnya belum juga habis" ucap revan. Mau kemana saya temenin ya, atau kamu deh yang temenin saya cari ganti kemeja yang kemaren" ucapnya
"Yah masnya diinget ingetin terus deh, yaudeh yuk saya temenin, mumpung lagi disini" ucapku.
"Yaudah, ga dihabisin dulu minumnya" tanyanya
Aku menghabiskan minumanku dan memesan sebotol air mineral, revan membayar pesanan kami.
"Emang kemaren belinya dimana mas" tanyaku.
"Lupa sih beli dimana, tapi biasa di levi's store " ucapnya, mampus aku, harus beliin dia kemeja mahal.
"Owh, yaudah yuk" ucapku tenang, padahal hati udah kebat kebit aja, membayangkan harganya.
"Yesa aja deh yang pilih, yang cocok buat saya" ucapnya saat kami di store yang dimaksud.
"Yah kok gitu mas, saya gak ingat kemeja mas yang waktu itu, lagian kan gelap gitu jadi ga jelas" ucapku.
" iya ga harus yang kaya gitu persis, kamu pilihin aja pasti saya pake" ucapnya.
Aku memilih kira-kira yang cocok dengan cowok seperti mas revan. Pilihanku jatuh pada kemeja polos warna hitam sedikit abu-abu.
"Ini aja gimana mas" tanyaku.
"Bagus, boleh " ucap mas revan sambil melihat lihat kembali.
"Ini barang baru mba" ucap pelayan toko.
Mampus aku lupa liat harganya, masa iya kemeja doang sampe 1 jt kan ga mungkin ya. Tapi kalau iya gimana, yaudahlah, ga kepikiran tadi cari harga termurah.
"Bungkus deh mba" ucapku.
"Ga ada yang lain mba" tanya pelayan toko
"Ini dulu aja mba , debit ya mba ucapku.
"udah ga usah yesa, mba gabung dengan yang ini aja" ucap mas revan sambil menyerahkan beberapa kaos lagi.
"Kok gitu mas gapapa yang itu saya aja yang bayar, kalau semua ya gak sanggup" ucapku terus terang.
"Gaklah, masa iya saya minta kamu yang bayarin baju saya, saya kemaren-kemaren becanda doang supaya kamu mau ngomong sama saya" ucapnya.
Aku hanya tertawa mendengarnya,
"Gak nyangka susah banget cuma buat ngajak kamu keluar" ucapnya.
"Iyalah mas, takut juga, sama cowok yang kenal-kenal di club" ucapku.
"Owh jadi karena itu " ucapnya.
Aku hanya tertawa,
sekarang kan udah kenal boleh dong aku antar pulang, biar lebih kenal gitu" ucap mas revan.
"Yah aku masih nunggu temenku mas, lain kali deh boleh" ucapku.
"Lain kalinya kamu mau mah lama " ucapnya.
"Mau yang cepat-cepat aja" ucapku.
Ia hanya tertawa mendengar ucapanku,
"Yaudah yuk bareng aja, saya anterin kamu sampe ke temen kamu, sekalian tadi saya parkirnya disana" ucapnya.
"Yakin parkir disana" tanyaku.
"yakinlah, bukan modusin kamu, geer banget" ucapnya.
"Ya, siapa tau," jawabku acuh
revan mengacak acak rambutku reflek dan berjalan di sampingku. Kami berpisah di depan karena aku langsung masuk menemui hana dan nita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomanceLelaki datang silih berganti dalam kehidupan ayesha, ayesha latisha perempuan berparas cantik berusia 21 tahun. Ayesha trauma dengan kehidupan ibunya yang ditinggalkan ayahnya hingga membuat kehidupan ayesha dan adiknya ali serba kekurangan dari se...