ayesha 4

164 7 0
                                    

Di dalam ruangan terdapat 4 meja yang di huni oleh anita, aku, hana, dan mba yashinta yang merupakan adik ibu yolanda.
Pekerjaanku hanya membuat document dari costumer yang akan diperiksa oleh pihak bea cukai saat cargo di bongkar, sudah ada aplikasinya sendiri di computer, aku hanya mengetik jenis, jumlah dan harga barang ke dalam kolom nya masing-masing, kemudian di cetak rangkap 3 dan nanti akan di ambil oleh orang lapangan. untuk awalnya aku masih banyak bertanya pada hana, yang ada diseberang mejaku.

Di depan ruangan kami ada ruangan ibu yolanda dan suaminya yang hanya di batasi oleh pintu kaca sehingga apapun yang terjadi di ruangan ini pasti terdengar hingga ruangannya, tepat di sebelahku ada pintu yang menghubungkan ke ruang meeting, pintu besarnya ada di luar.

Untuk pegawai kantor sendiri tidak banyak kuperkirakan tidak lebih dari 20 orang, diluar supir dan juga pembantu supir. Juga terdapat dua mahasiswa magang dari perhubungan.

bekerja disini sangat terasa kekeluargaannya karena hampir semua orang di sini saling kenal dekat sepertinya, aku yang masih baru sudah bisa dekat dengan yang lain.

setiap siang tidak jarang beberapa costumer datang dan membawa buah tangan, kadang setiap sore ibu yolanda ataupun yashinta membawa cemilan-cemilan setiap pulang dari menemui costumer atau sekedar mengecheck keadaan kapal.

Dari yang kudengar perusahaan ini memiliki satu kapal barang sendiri, untuk pengantaran batam-singapura, tetapi ada cargo khusus yang juga melayani pengiriman antar sumatra ataupun jawa.

" cha nanti mau ikutan makan siang gak, ke langganan kita nih, ayam taliwang yang di pelita, udah pernah coba belum" tanya kak yesi
, panggilan akrab untuk mba yashinta

" udah pernah makan situ sih kak beberapa kali, tapi jangan sekaranglah, nanti ya habis gajian kak, aku yang traktir deh" jawabku. Teman-teman kantor memang sudah mulai memanggilku echa saja, karena agak aneh di panggil yes yes.

"Janji lho cha, gajian tu minggu depan" ucap kak yesi

"Iya kak, hari ini aku pesan nasi lewat telfon aja" ucapku.

"Yaudah ye kita duluan" ucap kak yesi

"Okeh kak" jawabku sambil terus melanjutkan pekerjaanku.

"Cha gak keluar makan" ucap doddy sambil duduk didepan mejaku yang biasa kursi kerja kak shinta.

" gak dod, pesan di bawah aja. Lagi banyak document ini" jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari computer.

" yah cha, kerjaan kita sama kali kaya yang sibuk banget gitu, atau nanti aku antar pulang ya, kita mampir makan dulu" ucap dodi.

"Boleh , ayam bakar yang kemaren lagi ya" jawabku.

"Boleh, apa aja yang buat echa senang, aku keluar dulu ya" ucap dodi.

"Ciee cie yang gencar acara pdktnya,yang lama dikemanain dod" ucap kak yolanda yang baru keluar dari ruangannya.

"Mana ada kak yola nih, ngada-ngada aja. Entar si echa percaya lagi kak" ucap dodi. Duluan ya kak udah kelaperan nih, tambah dodi.

"Iya sana cepetan, baliknya jangan kelamaan" ucap kak yolanda ke dodi. Kamu ga makan keluar cha bareng shinta" tanya kak olla

" gak kak, pesan di bawah aja, kakak mau keluar ya"tanyaku.

"Iya nih, ada janji sama costumer. Kamu banyak kerjaan gak temenin kakak yuk" ajak kak olla

"yah ga bisa kak, ada document mau di ambil jam 2 nanti sama bang raka, kakak sama mika aja sekalian dia juga berangkat ke satunusa kak" jawabku.

"Owh iya, yaudah kakak duluan yey, bye" ucap kak olla sambil berlalu. Kak olla dan yang lain di sini lebih sering menggunakan bahasa inggris singapura, jadi dengan campuran melayu atau china. Karena sering berhubungan dengan costumer dari singapur. Dirut el&co yang merupakan ayah kak olla merupakan orang asli sumatra sedangkan ibunya singapura.

"Ahh selesai juga kerjaan" ucapku sambil merenggangkan otot ototku dari kursi kerjaku. Rasanya lebih pegal seharian duduk di banding kerjaku dulu sebagai kasir. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat. Kak shinta sudah dari tadi pulang. Tinggal aku, hana, dan anita.

" yuk pulang cha, si nita masih nungguin kepastian dari costumer, lagian paling dia di jemput arlo. Aku males jalan kedepan sendirian." ucap hanna

"yah han aku juga udah ada janji pulang sama si dody, mana dia punyanya motor lagi, mana bisa bertiga kita. Jawabku

"Yah echaa, tau gitu aku pulang dari jam 5 tadi" ucap hanna

" kalo gak aku bareng kamu sampe depan jalanlah, biar si dody samperin di depan aja. Jam segini rame banget kan anak-anak di mitra situ, mana cowok semua" ucapku.

" echa baik deh, yuk cepetan cha. kita duluan ya nit, jangan serius banget kamu nungguin emailnya. Telfon aja lagi kali" tambah hanna.

"Apaan orang aku lagi browsing juga, udah cepetan pulang sana, sapa tau dapat kecengan di depan, jam pulang ini" ucap anita

Dibawah aku lihat dody sedang ngobrol rame-rame, sampe ga liat aku sama hanna keluar
aku kirim pesan ke doddy untuk jemput didepan.

" aku nyebrang ya cha, kamu gapapakan" tanya hanna, karena ditempat aku menunggu sekarang banyak laki-laki nongkrong sambil ngerokok dan suka goda-godain kita kalau lewat, di depan jalan ini ada kantor penjualan alat-alat safety untuk perusahaan migas atau perkapalan otomatis karyawannya banyak cowok.

"Gapapalah, bentar lagi dody datang, ni barusan bales sms aku dia" ucapku. Hanna pun berjalan ke sebrang jalan, aku masih menunggu dody sambil memainkan hpku tidak memperdulikan sapaan ga jelas dari cowok-cowok di dekatku.
Tak lama doddy datang dengan motornya.

"kok aku ga liat kamu keluar cha, yaudah yuk" ucap dody.
Akupun segera naik ke motor doddy, ada seseorang yang mendekat dan menyapa doddy. Aku tidak menghiraukan omongan mereka tentangku dan pura-pura sibuk dengan hpku. Dodi pun mengakhiri obrolannya dan kami pergi dari sana.
Kami makan tidak jauh dari kantor di tempat dodi pernah mengajakku makan sebelumnya, rasanya lumayan enak walaupun tempatnya sederhana.

"Tadi aku nemenin hanna jalan kedepan, dia udah nungguin aku, ga enak sama hanna" ucapku.

"Owh, kirain kamu ga enak sama temen-temen yang lain, jadi minta di jemput di depan" ucap dodi sambil senyum.

"Kenapa harus ga enak, biasa aja kali jalan sama temen ini" jawabku.

Dodi hanya senyum-senyum, "kalau lebih dari temen boleh gak cha" tanya dody.

Aku hanya diam menanggapi candaan dody, aku tau dia udah nunjukkin sikap pengen lebih dari teman, tapi aku ga bisa.
Tak lama pesanan kami datang dan kami mulai makan. Dody sepertinya mengerti aku belum ingin membahas hubungan ini, dia mulai berbicara tentang hal lain.


Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang