Masih hari Sabtu
(Masih hari ketigapuluhempat)Emma's POV
"Nih, pake helmnya." kata Luke sambil ngasih helm warna ijo yang mungkin dia bawa dari rumah ke gue.
Hari ini dia memang ngajak gue jalan. Katanya, sih, mau ngajak makan. Gue nggak tau kenapa dia ngebet banget pengen jalan sama gue. Jujur aja, gue lagi mager hari ini. Pengennya, sih, di rumah aja. Tapi lumayan juga, sih, malem minggu gini gue bisa keluar rumah dan jalan sama cowok.
Gue ngambil helmnya, terus gue pake di kepala gue. "Udah kayak helm go-jek aja warnanya ijo."
"Bacot lo. Udah cepet naik." kata Luke yang daritadi udah standby di motor matic warna merahnya nungguin gue di depan rumah. Dia juga pake helm warna merah. Untung bajunya nggak warna merah juga. Kalau iya, dia udah kayak Power Ranger merah yang siap ngelawan musuhnya bersama Power Ranger lainnya. Apaan, sih, gue.
"Iye, iye," kata gue sambil naik ke motornya. "Kita mau makan dimana?"
"Nggak tau. Enaknya makan dimana?" kata Luke sambil nyalain motornya.
Nah, kan, ini anak. Di Line tadi dia bilang liat aja nanti mau kemana. Sekarang malah nanya balik ke gue. Lama-lama gue grepe juga ini anak.
"Anjir. Gue kira lo udah tau kita mau makan dimana,"
"Gue bingung abisnya." kata Luke yang udah ngelajuin motor matic-nya. "Nggak pegangan, nih?"
"Mau banget dipegang?"
"Mau, dong, kakak. Biar so sweet." kata Luke.
Najis.
Gue cuman diem aja. Gue juga nggak pegangan ke Luke. Gue malah taro kedua tangan gue di paha gue.
"Nggak jadi pegangan?" tanya Luke lagi. "Kalo lo ngejengkang, gue nggak tanggung jawab, ya."
"Iya, iya, nih," kata gue sambil pegangan ke pundak Luke.
"Udah kayak emak gue aja lu pegangan ke pundak gue." protes Luke.
Terserah lu, Luke. Udah bagus gue pegangan ke lo.
"Bodo amat. Yang penting pegangan." kata gue.
Setengah jam kemudian, gue dan Luke bersama motor matic-nya udah nyampe di pusat kota. Gue masih nggak tau Luke mau bawa gue kemana. Gue yang masih pegangan ke pundak Luke, akhirnya buka suara. "Luke? Kita mau kemana, sih?"
"Um," kata Luke yang keliatannya lagi mikir. "Ke Mall aja, deh, ya?"
"Lah, katanya kita mau makan?" tanya gue.
"Di Mall, kan, juga ada tempat makan, pea," jawab Luke.
Oh, iya. Kok, gue nggak kepikiran?
***
Sekarang kita udah di dalem Mall yang dimaksud Luke. Karena gue udah males nanya lagi kita mau makan dimana, jadi gue ngikut aja di belakang Luke. Iya, gue jalan di belakang Luke. Ada mungkin jaraknya semeter. Dia jalan cepet banget anjir.
Gue ngeliat Luke nengok ke belakang atau dengan kata lain nengok ke gue. "Lo jalan lama amat, sih."
"Lo yang kecepatan, pea," kata gue. "Santai aja kali."
"Gue udah laper abisnya, hehe." kata Luke yang akhirnya ngelambatin kecepatan jalannya. Dia sekarang jalan di sebelah gue. "Ya udah, kita ke food court aja kuy." ajak Luke.
"Kuy, lah." kata gue ngangguk.
Saat kita udah nyampe di food court, kita nyari-nyari meja yang kosong. Tapi keliatannya semua meja udah dipantatin. Maksudnya ditempatin.
"Udah penuh, ya?" tanya gue. "Apa kita makan di tempat lain aja? Di KFC?"
"Ah, bosen gue makan di KFC. Gue pengen makan mie hotplate ayam jamur." kata Luke sambil ngeliat kios YamMie Hotplate. "Gue ngidam pengen makan itu dari kemarin."
"Ngidam? Lo hamil?" tanya gue, terus ngangkat kepala gue biar bisa liat mukanya. Iya, dia tinggi banget kayak tiang listrik.
"Iya, gue hamil," kata Luke sambil masih ngeliat dan nyari meja kosong.
"Anjir. Udah berapa bulan?"
"Sepuluh bulan," kata Luke, terus ngeliat gue. "Apaan, sih. Gadanta banget lo."
Gue pun cuman ketawa.
Setelah candaan singkat tentang Luke hamil, gue dan dia ngeliat lagi ke arah food court buat nyari meja kosong. Nggak lama, Luke nyolek tangan gue. "Eh, itu ada yang kosong."
Setelah Luke ngomong gitu, dia megang dan narik tangan gue. Iya, dia pegang tangan gue. Bukan lengan gue kayak biasanya.
Kok, gue deg-degan, ya?
Asal lo tau, Luke pegang tangan gue erat banget kayak emak pegang tangan anaknya biar nggak ilang. Gue juga nggak tau kenapa gue malah ngerasa asik aja dipegang tangannya sama dia. Padahal jantung gue udah jedag-jedug kayak musik disko.
"Akhirnya..." kata Luke sambil duduk di kursi meja kosong yang udah diincer tadi dan ngelepas pegangan tangannya. Gue pun ikut duduk di depannya dengan jantung gue yang masih agak jedag-jedug.
"Lo mau makan apa? Gue traktir, deh." kata Luke.
"Beneran, nih, ditraktir?" tanya gue nggak percaya.
"Iya," jawab Luke. "Nggak percaya banget, sih."
"Asik." kata gue girang.
"Jadi lo mau makan apa?" tanya Luke lagi.
"Samain sama lo aja, deh. Gue udah lama nggak makan mie hotplate."
"Ya udah. Gue pesen dulu." kata Luke berdiri, terus jalan ke kios YamMie Hotplate.
Nggak lama, gue ngeliat seorang cowok yang kayaknya gue kenal. Cowok itu juga ngeliat ke arah gue dan senyum ke gue. Dia juga bawa nampan, dan sekarang dia lagi jalan ke sini.
"Emma, kan? Temen sebangkunya Luke?" tanya cowok itu pas udah nyampe di meja gue.
***
Narasi nih. Asik.
Lirik mulmed gih. Ada colleen aka emma sama lukeman :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Sebangku // lrh
Hayran Kurgu[Book 1] "Kursinya kosong nggak?" Emma mendongak dan melihat seorang anak laki-laki bertubuh tinggi sudah berdiri di sampingnya. Emma pun merubah posisi duduknya menjadi duduk tegak. "Eh, iya, kosong," Highest rank #21 in Fanfiction (24-4-2016) © 20...