11. Andy yang Ber-plot-twist

2.7K 316 16
                                    

AHHHHHHHHHH
gila 6k readers, reader terbanyak yang pernah saya dapetin:')

btw selamat membaca, cinta.

<3

Aku berjalan di lorong sekolah, seperti biasa. Sendiri. Bukan hal yang aneh. Aku datang lebih awal untuk menemui Andy. Kejadian tadi malam benar-benar membuat mengubah segalanya.

Ya, Tuhan. Itu Andy dan Derrick tertawa terhadap satu sama lain dilengkapi dengan tatapan para gadis yang ingin meniduri duo itu.

"Hei, Mont!" Tepukan mendarat di bahuku.

"Santai, Rel." ucap Kayla. "Oh, ya. Besok aku, Arel, dan Cika bakal main ke rumahku dan Arel. Kau mau ikut?"

"Kau harus ikut!" teriak Arel.

Aku kebingungan mengikuti arah datangnya Andy. Hatiku berdebar. Bibirku mempersiapkan senyuman ke arahnya. Cika menangkap tatapanku ke Andy, "Andisa, kau mau?" tanya Cika.

Aku menggantungkan pertanyaan Cika. Aku lebih terfokus untuk tersenyum ke arah Andy saat nanti dia melihatku. Kusiapkan senyum termanis yang bisa aku berikan sewaktu andy melihat ke arahku. Alih-alih, dengan muka tanpa emosi, dia malah mengalihkan pandangannya dariku dengan cepat. Tanpa senyum.

Seolah dia tidak mengenalku.

Seolah kejadian tadi malam hanyalah mimpi belaka.

Seolah dia tidak ingin ada orang yang mengerti tentang aku dan dia.

Seolah dunia berhenti berwarna dalam hitungan seperdetik.

"Uh, aku tidak tahu." Aku mengalihkan pandanganku ke loker.

"Ayolah," bujuk Arel, "kita semua pengin lebih mengenalmu."

"Ya. Toh, kamu jarang terlihat dengan siapa-siapa, kan?" Kayla menambahkan.

Ugh, hariku kacau.

<3

Disini, di rumah Keluarga Adinata, aku masih memikirkan tentang Andy tadi. Jadi, dia benar-benar tidak ingin terlihat dengan. Ya, ampun.

Terus, apa maksudnya dengan penjelasannya tentang Aster yang terlihat sangat terbuka? Apa cuma sandiwara? Apa aku cuma dimainkan?

Dis, kau hanya anak pindahan. Kenapa kau harus memikirkan dia?

"Hei." Cika menyadarkanku dari lamunan bodoh itu.

Aku cepat-cepat menghapus lamunan idiotik, "A-apa, Cik?"

Cika tersenyum ramah, "Kau tentor Sejarahnya Andy, ya?"

"Kenapa?" jawabku datar.

"Tidak ada apa-apa."

"Oke."

Kemana Kayla dan Arel? Mereka yang biasanya mencairkan suasana. Tidak seperti aku. Aku pasif bukan aktif. Aku tidak mau dibiarkan mematung dengan Cika yang sama-sama diam, setidaknya itu menurutku.

Tetapi, ada perasaan aneh yang berada dalam perutku karena sedari tadi Cika tersenyum manis ke arahku. Tiba-tiba saja, hatiku terketuk untuk bercerita kepada perempuan itu. Aku tidak pernah mencurahkan isi hatiku ke orang lain. Alih-alih, biasanya aku membaca novel dari tablet.

"Cika, apakah boleh kalau aku bercerita tentang–"

Omonganku terpotong dengan teriakan Cika yang sangat tidak terduga, "Demi Dewa Zeus! Terima kasih, Beelzebub. Akhirnya! Cepat, ayo cerita. Aku tahu akhirnya kau akan bercerita."

Cika membuat ruang belajar Arel dan Kayla yang dingin menjadi hangat dan nyaman.

Aku tersenyum dan kurasakan pipiku memanas saat memulai kalimat pertama, "Andy membuatku nyaman dengannya. "

Aku menarik nafas yang agak sesak, "Tetapi, berbeda jika di sekolah, dirinya membuatku merasa seperti asing, seperti dulu waktu di Mont. Tidak sendirian tapi terasa sendiri."

"Seperti tadi?"

"Seperti tadi?" tanyaku balik.

"Iya, seperti tadi. Kau tersenyum kepadanya tapi dia malah mengalihkan pandangannya darimu."

"Bagaimana kau tahu?" ucapku tak percaya, Cika memberiku tatapan kau-tidak-akan-pernah-tahu-bagaimana.

"Baiklah." Aku menopang dagu di meja budar yang terdapat banyak buku berserakan.

Lagi-lagi, Cika membalas jawaban datarku dengan senyuman, "Tresna asale saka kulina."

Aku membelalakan mataku, Cika mengetahui sejarah tentang Bab Budaya Sebelum Afterworld: Kerajaan Jawa. Itukan sejarah dari buku Afterworld, maksudku sejarah sebelum Pembagian Alam. Aku tahu itu kalau dari Kerajaan Jawa soalnya aku pernah membacanya. Hanya saja belum terlalu detil.

"Kau belajar History Afterworld?" tanyaku pelan.

Cika terkikih, "Iya. Tapi bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Salah satu catch phrase dari Kerajaan Jawa yang paling aku sukai, yaitu Tresna asale saka kulina artinya cinta datang dari kebiasaan."

Andy.

Kata pertama yang muncul di otakku adalah Andy. Mengapa bukan Andra? Aku suka Andra. Bukan Andy.

"M-maksudmu?"

"Kau suka Andy."

<3

anjay jangan baper deh. saya bersyukur deh, andisa punya temen. doi introvert kelas berat.

stay tune for the next part!

au revoir.

s a l a m – s q u a c k

Andi dan AndyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang