20. Kenapa?

2K 194 6
                                    

selamat membaca, cinta.

<3

Kemarin ...

Aku berjalan, menyusuri lorong sekolah yang selalu ramai dipenuhi oleh siswa-siswi lain yang berebut untuk segera keluar dari gedung yang bernama sekolah ini. Andy berjanji akan bertemu di lorong barat. Tapi dimana dia? Mungkin aku menunggu disini. Sebaiknya aku duduk saja di lantai lorong ini.

Kalau diingat, sebulan yang lalu, aku masih marah-marah ke Bu Siska kalau aku sama sekali tidak mau memakai seragam untuk sekolah dan sepulangnya aku bertemu Andy. Lebih tepatnya sorenya, saat aku mulai membaca buku karya Holly Smale yang aku baru sempat kubuka plastiknya dan dia sangat ribut bermain basket. Aku membencinya. Dulu, lebih tepatnya. Dulu aku membencinya. Sekarang, dia bisa menjadi satu-satunya orang yang membuatku gila sampai tersenyum sendiri atau menangis di tengah malam memikirnya sampai tertidur. Ya, aku berada di tahap itu.

Tahap-tahap hal yang orang lakukan saat jatuh cinta:
1. Pendekatan, dimana seorang individu terbiasa dengan kebiasaan yang dilakukan individu lain.
2. Interaksi, dimana frekuensi bertemu bertambah 50%.
3. Perubahan emosi, dimana perilaku individu lain dapat merubah perasaan kita dengan mudah, bisa positif maupun negatif.
4. Tenggat waktu, jika sudah melewati 4 bulan setelah melalui 3 tahap sebelumnya, maka anda jatuh cinta.

Maka, 3 bulan lagi penentuan dimana aku jatuh cinta dengan Andy Pambudiega atau tidak. Menurutku, itu hal yang penting.

Entah sejak kapan aku terus menuntut Andy untuk memprioritaskan aku. Aku cuma teman dekatnya. Untuk menjadi temannya saja itu harusnya sudah pencapaian yang luar biasa untuk outsider macam aku dan Cika. Kecuali Arel dan Kayla. Karna kekayaan keluarga Adinata itu mereka masih punya teman selain aku dan Cika.

Bentar. Betapa jahatnya aku menganggap kalau Cika itu outsider. Memang Cika pendiam, cuman dia itu bagian dari semacam kelompok murid Straight A gitu.

Aku tidak sekaya Arel dan Kayla, ataupun sepintar Cika. Lalu, kenapa mereka masih mau berteman denganku?

Dan Andy, kedekatannya denganku membawa banyak pertanyaan untuk banyak siswa di SMA XIX Cap. Aku pun juga banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan ke bocah ingusan dan alcoholic itu.

DEMI ZEUS KENAPA AKU JADI MELANKOLIS SEPERTI INI?

"Kau ini mikir apa? Serius sekali." Seseorang ikut duduk di sebelahku. Itu Andy dan lorong pun sudah mulai sepi.

Aku menoleh, lalu menggeleng, "Tidak. Kata siapa?"

"Kata tetanggaku barusan menelepon." ujarnya dengan santai.

"Sumpah?" Aku memasang muka datar yang sesungguhnya terpukau dengan kehebatan tetangga Andy.

Andy tergelak, "Tentu saja tidak, bodoh."

Aku pun menggeram kesal seperti anak kecil yang dibodohi. Entah kalau aku didekatnya aku jadi aneh. Bersikap seperi bukan aku yang seperti biasa.

"Oh, ya," Andy membetulkan posisi tubuhnya, mengarah ke badanku, "masih ingat dengan utang kencanku kepadamu?"

Jantungku hampir meledak berkeping-keping dengan mendengar kata berkedut saja. Apa ini kode untuk mengajak kencan kepadaku? Sialan, mataku mulai berkedut.

"Bentar," Andy memajukan wajahnya ke wajahku yang mundur sekian centimeter agar dia tidak melihat kedutan yang geroyotan yang sama sekali tidak kelihatan menarik, "matamu berkedut? Kau gugup?"

"Mitos pernah bilang kalau mata berkedut biasanya akan mendapat rezeki atau masalah, tetapi secara medis yang sudah dibuktikan kalau kedutan itu karena kontraksi pada otot mata yang sangat umum terjadi bagi kebanyakan orang." Aku menjelaskan dengan nafas tersengal.

Andy mendekatkan tangannya ke bagian bawah mata kananku yang berkedut dan memberikan pijatan yang menenangkan dengan jari tengahnya, "Mitos juga pernah bilang kalau mata kananmu berkedut, berarti ada yang merindukanmu ..." Andy tertawa dengan ringan yang membuat bibirnya membuat senyuman separuh, "... aku tidak sadar kalau rasa rinduku begitu mempengaruhimu."

Sialan kau, Andy.

"Nah, sudah tidak berkedut, kan?" Andy melepaskan tangannya dari pipiku. Rasanya super hangat. Ya, Tuhan, aku bisa gila.

"Oke, lanjut ke pembicaraan sebelumnya. Jadi, kujemput kau besok jam 3 sore bisa?"

"J-jam, ehm, hm," Aku berdeham, berusaha agar tidak berbicara dengan gagap, "Jam 3?" ulangku.

"Iya, bisa?"

Aku mematung. Aku harus pakai baju apa? Kita mau kemana? Kenapa dia harus menjemputku saat hari masih siang? Ini sungguhan? Apa dia berbohong? Apa dia pakai baju santai atau tuxedo? Ini kencan yang formal atau tidak?

Tetapi, tidak ada satupun pertanyaan yang aku tanyakan ke dia.

"Apa aku harus menciummu terlebih dahulu agar kau sadar dari alam bawah sadarmu dan menjawab pertanyaanku?" tanya Andy yang kemudian mendekatkan bibirnya ke arahku. Matanya tertutup seolah ia sudah tahu dimana dirinya akan mendarat.

Aku mendekatkan jari telunjuk ke bibirnya untuk menghentikannya untuk kira-kira seperempat jengkal untuk bertemu dengan bibirku. Aku tidak tahu tepatnya, tidak mungkin aku akan mengukurnya dengan mistar.

Matanya pun membuka secara gerakan pelan dengan bulu matanya yang super lentik yang memabukkan. Ada godaan yang ada di ujung matanya. Membuatku ingin pingsan di tempat. Halo, maaf saja, aku masih 16 tahun dan belum siap untuk menyia-nyikan ciuman pertamaku yang aku ingin simpan untuk lelaki yang tepat.

"Iya, bisa. Sampai bertemu besok sabtu!" Aku berdiri dan lari terbirit-birit.

Andy tertawa, "Aku bukan setan yang harus kau takuti, kecuali kau takut badut, maka aku bukan badut, Andisa!" teriaknya.

<3

"Ya, begitulah." ucapku, "Dia pasti cuma mempermainkan aku."

Cika menenangkan, "Hei, tunggu dulu. Ini cuma telat 1 jam."

"Cika, 1 jam itu bukan cuma." Kayla membenarkan, "Aku tahu, si brengsek itu selalu mengecewakan." lanjutnya.

"Kayla." Arel mengingatkan.

"Apa?" Kayla memutar bola matanya.

"Laki-laki tidak pernah lupa untuk mengecewakan perempuan, kau tahu." lanjutnya.

"Aku tidak." sergah Arel.

Buat apa aku dandan kalau kau tidak datang, Andy?

Buat apa aku tidak bisa tidur semalaman karena terlalu semangat untuk utang kencanmu, Andy?

Buat apa kau mengajakku kencan, kalai akhirnya tidak datang?

<3

gimana?

s a l a m – s q u a c k

Andi dan AndyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang