Puzzle and Accident

185 4 0
                                    

Seorang wanita berjalan menelusuri padatnya bandara kota Paris ini. Matanya memutar menelisik setiap sudut tempat itu. Pandangannya terhenti pada seorang gadis yang berdiri memunggunginya . Senyum wanita itu mengembang. Dengan berjalan anggun wanita itu menghampiri gadis yang terlihat gusar tersebut.

"Heyy honey. Sudah nunggu lama"

Gadis itu berbalik matanya melotot dengan senyum dan bibir yang terbuka lebar. Sontak wanita itu terkaget saat tiba-tiba gadis itu menabrakkan tubuh ke arahnya

"Bundaaa" Ucap gadis itu manja. Wanita itu tertegun. Betapa berbinarnya gadis itu. Wanita itu mengelus pipi kemerahan gadis tersayangnya itu dan mencium kening gadis kecilnya lembut.

"Kamu kangen gak sama bunda"

Gadis itu tersenyum sambil mengangguk dengan tangan yang masih melingkar di tubuh wanita paruh baya itu.

"Terus kenapa kamu gak pernah kunjungi bunda di Indonesia sih sayang hemm"

Gadis itu mengelus hidungnya yang dicubit oleh bundanya itu dengan bibir mengerucut.

"Aku kuliah bunda sayang. Lagian kan kita sering komunikasi. Chat bareng, skype apapun itu. Lagipula kalo Shilla ke Indonesia, Shilla yakin kalo bunda pasti bakal lupa punya anak. Secara kan rumah bunda di kampung-kampung kumuh bukan perumahan elit. Lagian di sini ada rio bunda"

Wanita itu tersenyum. Tangannya mengelus lembut rambut anak gadisnya itu. Dengan gemas lagi-lagi wanita itu mencubit hidung Shilla

"Huh bisakah anda tidak selalu mencubit hidung saya Nyonya Nania. Hemm" Wanita yang bernama Nania itu tertawa melihat ekspresi menggemaskan putrinya yang kini menginjak dewasa tersebut

"Ya abis kamu sih. Kan kamu harusnya ngerti bunda bertahun-tahun mengabdi untuk masyarakat yang terpencil di sana sayang. Hemhh ya sudahlah bunda gak papa kamu di sini selama kamu bisa menjamin kamu kembali ke Indonesia dengan membawa kesuksesan dan bisa menggantikan bunda. Bisa?"

Shilla mengangguk. Tangannya kembali melingkar di pinggang ramping bundanya. Setelah itu dengan cepat kilat mencium bunda tersayangnya itu. Nania tersenyum dan membalas Shilla dengan ciumannya yang lembut di puncak kepalanya.

"Ayo bun ke apartemen Rio"

"Apartemen Rio. Loh kenapa gak di hotel?"

"Gak bun. Gimana sih bunda kan ada anaknya masak mau pisah sama anaknya. Lagian Rio gak keberatan. Dia malah seneng kalo bunda di sana. Ayolah bun. Sekalian bantu Shilla buat ngurus Rio yang manja itu. Ya bun ya. Oke oke.."

Nania tersenyum melihat wajah memohon Shilla yang menangkupkan tangan di hadapannya sambil berkedip dan mengembungkan kedua pipinya. Nania mengusap rambut Shilla kemudian wanita itu menganggukan kepalanya

"Nah gitu dong bun. Ayo bun kita langsung ke apartemen Rio. Come on"

Shilla menarik tangan Nania dan jalan di hadapannya sementara Nania di belakangnya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

***

Ify berjalan menyusuri jembatan sungai seine. Menatap satu persatu love lock di sisi jembatan. Ify tersenyum menatapi berbagai tulisan pernyataan cinta dengan beragam bahasa tersebut. Ify meyakini tulisan-tulisan itu di buat dengan ketulusan karena cinta.

"Love you till never end. Love when fall in you. I trust you is my destiny to God for me. Kalimat keyakinan orang-orang yang jatuh cinta. Kalimat cinta yang meyakini takdir di hadapan mereka. Gue akui keyakinan mereka bagus tapi cara membuktikannya apa mereka bisa hanya dengan sebuah gembok yang di kunci di besi jembatan trus kuncinya di buang. It's so imposible. Also they are know what this is love and why love is present. So.."

Love And ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang