Apa yang kamu tau tentang cinta. Indah, bahagia dan terlalu manis. Mungkin itu adalah bagian terbaik dari cinta. Tapi aku hanya ingin cinta yang satu. Yaitu cinta yang menguatkanku bukan yang selalu memberikan sisi manis sehingga membuatku lemah jika ku terluka
***
Sivia menatap Gabriel yang hanya menatapnya tak berkutik. Sedari tadi Gabriel hanya diam sambil memandangnya
"Yel. Ada apa sih bukannya ngomong malah liatin gue gitu kenapa?"
"Vi. Menurut lo ada gak sih cinta yang salah" Via mengernyitkan dahinya. Ia tau kemana arah pembicaraan pemuda itu.
"Ify?" Gabriel tersentak. Seakan bisa membaca pikirannya, namun satu yang membuatnya khawatir apa yang membuat Sivia mengetahui perasaanya setahu dirinya tak pernah ia mengatakan apapun
"Gak usah bingung. Gue kenal lo 12 tahun lebih dari Ify mengenal lo. Jadi hal sekecil apapun tanpa lo bilang gue sudah tau"
"Tapi.."
"Apa? Kenapa lo berpikir kalo lo salah mencintai Ify Yel. Apa karena dia sahabat lo. Cinta gak pernah salah. Kalau lo berpikir mencintai Ify adalah kesalahan berarti lo munafik"
Gabriel menatap Sivia sendu. Air mukanya berubah menjadi sangat murung Berulang kali pemuda itu nampak menghela nafas. "Gue cuma gak mau menodai persahabatan kita karena keegoisan gue"
"Memperjuangkan seseorang yang dicintai apa keegoisan. Kalo lo berani jatuh cinta lo harus berani terluka Yel"
"Tapi.."
"Sudah lah Yel. Mencintai siapapun bukan sebuah kesalahan, lo gak salah cinta sama ify. Yang salah adalah saat lo mencoba menjadi sesuatu yang bukan diri lo untuk lupain rasa lo itu karena itu berarti lo sudah melukai hati lo sendiri karena perasaan lo"
Bipp
"Loh loh Vi. Via via kok mati. Via"
***
Ify menatap tenangnya aliran sungai seine yang mengalir membawa beberapa boat berlayar melintas di atasnya. Sebuah garputala ada di genggamannya tak hentinya ia terus memainkan benda tersebut dengan menciptakan nada-nada indah dari benda sederhana itu.
"Ternyata Tuhan benar-benar mewujudkan doa gue. Kita ketemu lagi.Haii"
"Haisshh lo?"
Rio berjalan mendekati Ify dan duduk di tepi sungai seine sambil menatap lurus hamparan air yang menggenang tenang di hadapan mereka.
"Lo kenapa sih selalu judes ketemu gue. Ini pertemuan kedua kita loh" Ify memicingkan matanya dan melipat tangannya di dada.
"Lo pikir gue mau ketemu lo lagi hah? Aishh dari sekian banyak bule di sini kenapa lo lagi lo lagi lo lagi sih"
"Berarti kita jodoh" Ceplos Rio yang semakin membuat kekesalan Ify semakin meningkat
"Heh gue tuh gak pengen ya punya suami item, dekil, kurus dan pesek kayak lo. Iyuhh banget. Kayak spesies orang ganteng ilang aja dari bumi ini. Aishh"
Rio menatap Ify. Sejenak Rio terpaku melihat Ify yang menatap sungai seine dengan bibir mengerucut dan pipi mengembung dan semakin cantik oleh angin yang menerpa wajah gadis itu memainkan rambut lurusnya.
"Gue Rio" Ify melirik Rio di sampingnya dan kemudian beralih ke tangan pemuda itu yang terulur di sampingnya. "Lo?"
Ify menghembuskan nafasnya
"Ify" Ucap Ify ketus tanpa membalas uluran tangan Rio
Hening sejenak sampai Ify tak sengaja melirik tingkah pemuda di sampingnya. Ify mengernyitkan dahi saat pemuda itu berkutik dengan secarik origami dan pulpen kemudian pemuda itu menekuknya sedemikian rupa sehingga terbentuklah perahu kertas
"Mau coba?" Ify melirik dua benda yang terangsur di hadapannya.
"Orang Paris selalu percaya cinta sampai pemerintah Paris menjadikan pagar jembatan sungai seine ini di penuhi oleh gembok-gembok yang semuanya isi permohonan cinta dan di bawah jembatam penuh dengan kunci-kunci yang terbuang sia-sia dan gue mau menyampaikan cinta dengan cara yang berbeda yaitu perahu kertas"
Ify terkekeh mendengar ucapan Rio. Ungkapan cinta dengan perahu kertas. Konyol.
"Ini cara gue dan Shilla untuk curhat juga sama Tuhan"
"Shilla?"
"Sahabat gue" Ify mengangguk. Kembali ia melirik origami dan pulpen di tangan Rio. Lalu mengendikkan bahunya dan mengambil dua benda itu. Rio melihat Ify yang mengambil kertasnya dan menulis sesuatu jadi tersenyum. Entah apa yang di rasakan Rio melihat Ify dengan berbagai ekspresi membuatnya menjadi begitu terasa nyaman.
"Punya gue sudah jadi" Ujar Ify. Rio mengangguk ia pun mengarahkan kapalnya ke tepi sungai dan diikuti oleh Ify.
"Kita layarin bareng. satu.. dua.. tiga" Kedua kapal itu mengalir beriringan oleh hembusan angin yang berhembus pelan menghilangkan keduanya dari pandangan pemiliknya
"Tuhan entah bagaimana engkau mempertemukanku dengan gadis ini. Bagiku dia begitu indah. Kalau memang dia berarti untukku nanti ijinkan aku memilihnya di sini'
'Mama Ify kangen mama. Ify kangen papa juga. Mama tau gak Ify bingung loh kok perasaan Ify merasa Ify akan mendapat kebahagiaan Ify disini. Mama sama papa tau apa yang Ify akan dapatkan. Ify gak berharap akan dapat cinta di sini. Tapi kalau memang itu kehendak Tuhan Ify akan sangat bersyukur'
***
Sivia memandang sebuah foto di tangannya. Di dalam foto itu terpampang tiga sosojk gadis kecil yang mengapit seorang bocah laki-laki di tengah.
"Aduh pia ndak papa tan. Matana talo naek sepeda itu ati-ati jatoh tan jadina"
"Pia ndak papa kok pi. Ya ampun idung ipi beldalah. Cini bial Pia obatin"
"No. Ipi ndak papa. Cini bial Ipi gendong pia. Pasti Pia ndak bica jalan tan"
"ndak usah pia belat"
"Ih udah deh ndak usah bawel nanti iyel malah sama ipi talo ipi dak nolongin pia
"sudah pi sudah sampek sini aja"
"Yaudah"
"Ya ampun Via kamu kenapa sayang"
"Pia jatoh dari sepeda ante tadi ipi yang gendong."
"Ya ampun Fy hidung kamu.."
Brukk
"Ify"
"Ipi"
Via menghapus air matanya yang mengalir. Seulas senyum terukir di wajahnya. Tangannya mengelus sosok Ify kecil di fdoto itu.
"Gue sayang lo Fy" Ucapnya. Via mengedarkan pandangannya. Matanya terpaku pada sebuah gunting di meja sampingnya, entah apa yang dipikirkannya gunting itu memotong satu sisi di foto itu, tepat foto ify kecil
"Maaf Fy kalo gue gak di ijinkan untuk egois memiliki Iyel. Ijinkan gue memilikinya sendiri sekali aja. Maaf Fy maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Paris
RomanceTuhan menciptakan takdir. Dan takdir itu hadir pada saat yang tak terkira. Bahkan saat matamu baru menemukan dia pada pandanganmu yang pertama