Ify merebahkan kepalanya di paha Rio. Matanya terbuka menatapi wajah pemuda itu yang terpejam di hadapannya. Senyumnya mengembang kala ia menyadari wajah Rio yang begitu tampan hingga terlihat damai dalam lelapnya. Ify melingkarkan tangannya pada leher Rio dan langsung bangkit dan seketika mencium hidung pemuda itu dan kembali merebahkan tubuhnya pada posisi semula.
Rio membuka matanya. Menatap Ify yang kini matanya terpejam. Tangannya terulur menyentuh hidung Ify dan mencubitnya hingga sontak membuat mata Ify yang sama sekali belum terpejam akhirnya terbuka dan di sertai erangan membuat Rio tertawa kecil.
"Lo ngapain sih?" Ucap Ify sambil menggeliat dengan mata yang ia pejamkan dan suara yang ia paraukan. Sementara Rio hanya diam sambil menatapi Ify yang masih dengan kepura-puraan di hadapannya.
"Lo mau ambil kesempatan ya?"
"Ha?" Ify langsung bangkit dan menegakkan tubuhnya menatap Rio yang menatapnya dengan seringai jahil pemuda itu. Ify memalingkan wajahnya dan menutupi wajah putihnya yang kini memerah.
"Sabar atuh sayang. Nanti kalo lo udah jadi istri gue lo bakal puas melayani gue" Mata Ify sontak melebar mendengar serentetan kalimat yang baru saja Rio ucapkan.
"Melayani lo? Istri? Emang gue mau nikah sama lo alien antah berantah. Dih sebelum lo nikahin gue lo bakal gue gantung di menara Eiffel"
Ify bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati tempat tidurnya. Namun karena ia tak memperhatikan langkahnya justru Ify malah terpeleset dan hampir terantuk kaki tempat tidurnya apabila tidak ada sepasang tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Hati-hati"
Ify terpaku. Masih dengan posisi Rio yang memeluk Ify dari belakang, Ify memejamkan matanya. Menyenderkan kepalanya di pundak Rio sementara Rio meletakkan dagunya dipuncak kepala Ify.
"Rio, ajarkan gue untuk bisa mencintai lo dan segalanya dalam diri lo"
Rio tak menjawab. Pemuda itu hanya membalikkan tubuh Ify menghadapnya. Menatap gadis di hadapannya yang masih menunggu kalimat dari bibirnya. Tangan Rio terulur. Menyentuh wajah Ify dan mengusapnya lembut. Ify memejamkan matanya menikmati sentuhan yang Rio berikan padanya.
"Gue mencintai lo dengan sederhana Ify ketika lo ada di samping gue itu sudah cukup bagi gue. Maka belajarlah lo mencintai gue dengan sederhana juga. Apapun cara lo yang terpenting itu bisa membuat lo bahagia. Karena lo perlu tahu. Kebahagiaan gue adalah ketika gue mencintai lo"
Senyum Ify mengembang. Dengan cepat ia langsung menjatuhkan dirinya dalam pelukan Rio. Mendekap erat pemuda yang mencintainya tersebut.
"Gue gak tau apa memang bertemu lo di Paris memang merupakan takdir gue. Tapi apapun itu gue akan menjalaninya karena gue yakin Yo kebahagiaan gue yang sebenarnya memang di mulai saat ini. Karena gue percaya ketika kita mencoba menjalani apapun takdir dari Tuhan maka setiap luka yang selama ini gue alami akan tergantikan. Dan entah kenapa gue yakin sumber dari semua itu adalah lo"
Rio tersenyum di balik pundak Ify. Dengan lembut Rio semakin mendorong kepala Ify ke dalam pelukannya. Pemuda itu mencium puncak kepala Ify yang melelapkan dirinya di dekapan Rio.
"Gue juga percaya Ify lo adalah takdir gue"
***
"Aku masih gak nyangka kamu sampek percaya sama Rio"
Gabriel menyunggingkan senyumnya. Pemuda itu melirik Shilla yang duduk di sampingnya. "Karena gue sudah capek"
"Capek?"
Gabriel menganggukkan kepalanya. Gabriel menatap lurus pandangan ke depan. Menatap lalu lalang orang-orang di hadapannya. Gabriel menghembuskan nafasnya dan merenggangkan tubuhnya. Sebuah senyum ia ukir di wajahnya sambil menatap Shilla yang masih menunggu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Paris
RomantikTuhan menciptakan takdir. Dan takdir itu hadir pada saat yang tak terkira. Bahkan saat matamu baru menemukan dia pada pandanganmu yang pertama