Chapter 3 : Kakak beradik Kirigaya

144 19 5
                                    

Daniel POV
Aku masuk ke ruangan selanjutnya. Ruangan itu hampir sama dengan ruangan awalku. Lemari besar yang tergembok, sebuah meja kecil, sobekan kertas berserakan dan sebuah ranjang.

Di atas ranjang ada dua remaja yang tertidur.

Sekarang masalahnya adalah apakah ini rintangan jebakan atau bukan. Ruang ini terkesan kecil dari ruang rintangan pertama dan kedua.

Mungkin aku bisa mengorek keterangan di sekitar. Tapi di sini gelap sekali.

Aku menggunakan senter untuk memperjelas pandanganku.

Ada anak remaja laki-laki dan perempuan yang kira-kira berusia sekita enam belas dan lima belas tahun. Bukan berarti aku sudah bukan remaja, hanya saja mereka lebih muda dariku.

Di genggaman tangan remaja laki-laki ada sebuah kertas yang mirip dengan kertas pengantar di awal petualanganku.

Kuambil perlahan tanpa mengganggu tidur remaja itu dan kemudian membacanya.

Kuambil perlahan tanpa mengganggu tidur remaja itu dan kemudian membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh, oke. Setidaknya sekarang aku mengerti apa maksud dari kata 'kalian' di kertas pertama.

Kini aku mulai memeriksa kedua anak itu lagi. Apa maksudnya mereka akan membantuku, sudah pasti mereka hanya akan mempersulitku.

Kulihat tinggal satu remaja yang masih tertidur. Kemana yang satunya?

BuKK!!!

Tiba-tiba pundakku dipukul menggunakan potongan kayu yang berserakan di lantai.

"Argh... apa-apaan ini? Kenapa kau memukulku?" Erangku sambil mengusap pundak.

"Siapa kau? Kenapa kau di sini? Dimana ini? Apa yang kau inginkan? Jelaskan!" Serangnya.

Remaja perempuan itu memiliki rambut hitam cepak yang acak-acakan, mata hitam, dan kulit asia. Baju merah marunnya terlihat lusuh.

Aku melihat remaja yang masih tertidur itu sekilas. Rambutnya hitam, mata hitam, dan kulit asia mirip yang perempuan. Dia memakai baju abu-abu polos yangan—lumayan—bersih.

"Apa yang akan kau lakukan pada Onii-chan?! Jika terjadi sesuatu, apapun itu kepada Onii-chanku kau tidak akan kumaafkan!" Katanya sambil membentangkan kedua tangannya di antara aku dan remaja laki-laki yang tengah tertidur.

"Om..ni..-cyan?" Tanyaku bingung.

"Onii-chan!" katanya sambil melirik remaja satunya.

"Oh..."

"Hei kau belum menjawab pertanyaan-pertanyaanku!" Teriaknya.

"Apa itu perlu?" Jawabku malas.

"Berhentilah kalian berdua," ujar remaja laki-laki yang akhirnya terbangun. Ia mengucek-ucek matanya dan menunjuk remaja perempuan, "terutama untukmu Sugu, Daniel adalah orang yang baik."

Aku melotot. Bagaimana dia tahu namaku?

"Entahlah, aku hanya tahu," jawab remaja itu.

Apa dia bisa membaca pikiran?

"Tidak, tidak, aku tidak bisa membaca pikiranmu," katanya lagi.

"Hei!"

"Oh ya, dimana sopan santunku? Perkenalkan namaku Kirigaya Kazuto, kau bisa memanggilku Kazu dan ini adikku Kirigaya Suguha.." jelas Kazu.

"Jangan panggil aku Sugu!" Potong Suguha.

"Oh, kukira namamu tadi Om-ni-cyan. Aku Daniel Pearce, apa kalian berasal dari luar Eropa? Wajah kalian tampak asing."

"Wajahmu yang asing!" Sahut Suguha.

"Tenanglah Sugu, ya kau benar Daniel, kami berasal dari Asia, lebih tepatnya dari negara Jepang."

Sempat terjadi jeda dalam percakapan. Tak lama kemudian aku mencairkan suasana, "baiklah, kita harus segera pergi dari sini. Lebih cepat lebih baik."

"Kemana? Apa yang kau inginkan dari kami?!"

"Tunggu Sugu, jangan gegabah. Dan Daniel, tunggulah sebentar."

Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan. Sungguh aku tidak tahu apa yang ada di pikiran misteriusnya.

Kazu menyentuh pintu ke ruangan selanjutnya. Ya, hanya menyentuh.

Tangannya bercahaya beberapa detik lalu meredup. Iapun berbalik.

"Aku sudah mengakses data dari ruangan-ruangan lantai 10 ini, yang selanjutnya akan kita hadapi adalah.."

"Tunggu tunggu, kau tahu banyak hal. Apakah kau yang membuatku terjebak di sini?"

"Bagaimana mungkin aku merancang semua ini sementara aku juga ikut terjebak bersamamu?" Jawabnya dengan wajah sedatar tembok, "kalian berdua berhentilah memotong penjelasanku dan mulai mendengarkan."

Aku tidak suka sikapnya yang sok tenang dan dingin itu, menjengkelkan. Tapi apa boleh buat, dialah yang bisa menghentikan adiknya yang penuh tatapan ingin membunuhku itu.

Terlihat olehku mata Suguha yang berapi-api melihatku. Sepertinya dia membenciku. Maaf, maksudku SANGAT membenciku. Aku tidak peduli. Masa bodoh dengan itu semua.

"Yang akan KITA hadapi selanjutnya adalah ruangan anti gravitasi yang di penuhi ranjau-ranjau melayang," lanjutnya dengan penekanan pada kata 'kita'.

"Apa?! Kita akan pergi bersama dia?! Lelaki itu?! Onii-chan, aku tidak mau!" Berontak Suguha manja.

"Sugu, kita harus berkerja sama dengannya. Kita harus selalu bersama. Kau mengerti?"

Aku mulai berpikir apakah aku diperlukan di sini.

"Baiklah, ayo segera pergi dari sini."

Hai readers.. sengaja aku ambil nama tokohnya dari anime SAO soalnya ngefans banget sama anime dan novelnya.
Don't be a silent reader..
—YuukiNaura—

ESCAPE - It Just BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang