Chapter 11 : Inikah akhir?

91 9 0
                                    

Sugu POV
Apakah ini akhir?

Semuanya terasa sangat cepat.

Aku serasa ditarik semakin ke bawah.

Gelap.

Semua ini tak menentu.

Kuulurkan tanganku ke atas, menggapai udara.

Ada cahaya yang amat terang.

Semuanya semakin jelas sekarang.

Kuharap onii-chan tidak melupakanku.

Aku menutup mataku.

Bersiap menerima apapun yang ada di lubang tak berdasar ini.

Kemudian pergi menemui okaasan di surga.

"Sugu! Sugu! Bangunlah Sugu! Sugu... ini onii-chan, bangunlah!"

Siapa yang berteriak itu? Onii-chan? Itukah kau?

"Sugu... kumohon bukalah matamu! Ini aku, onii-chan mu! Kazu! Kirigaya Kazuto!" Tangis onii-chan putus asa.

"Onii....chan," panggilku pelan.

"Sugu?! Sugu..." kata onii-chan bahagia. Ia tampak lega dan langsung memelukku erat.

Aku blushing. Kalian boleh memanggilku brocon, aku memang begitu. Aku sangat mencintai kakakku sendiri, ia telah lebih dari sekadar kakak bagiku, walau aku tahu kami tidak mungkin lebih dari itu.

Aku senang.

Daniel tampak sedang memandangi kami dari sudut ruangan. Ruangan ini sangat kecil, lebih kecil dari gudang. Penuh jerami dan apak.

"Sugu... jangan tinggalkan aku lagi," kata onii-chan terisak sambil memelukku.

"Tidak akan onii-chan, aku akan tetap berada di dekatmu. Selamanya," hiburku.

"Aku tidak ingin mengganggu kalian tapi," sela Daniel, "bagaimana caranya kita keluar dari lubang ini?!?!"

Aku terdiam. Betul juga, walaupun kami masih hidup kami tidak akan bisa bertahan lama kalau begini.

Tapi aku segera teringat sesuatu, sesuatu yang sempat terlintas di benakku.

Aku melepaskan diri dari onii-chan dan mulai berdiri mencari-cari jalan yang merupakan jalan keluar.

"Untuk apa kau menelusuri tembok itu Sugu? Mencari saklar?" Ejek Daniel. Mungkin dia pernah memiliki masalah dengan saklar, tapi aku tidak peduli.

Aku berusaha mendengarkan desiran angin di luar tembok... Dapat!!!

Aku belum pernah mencobanya tapi aku tahu aku bisa. Aku memfokuskan pikiranku dan mengepalkan tinjuku.

Ah... aku merasakannya. Ini mulai menguasaiku,

dan semuanya kembali gelap.

***

"Kau baik-baik saja Sugu? Apa kau terluka?" Tanya Daniel dan —tentunya— onii-chan khawatir.

Kepalaku masih pusing. "Ap..pa aku ber..hasil?" Kataku memastikan.

Daniel berjalan ke sisi sebuah tembok yang hancur dan memeriksanya. "Yap, sangat."

"Yatta! Ayo kita segera pergi dari sini," ajakku bersemangat dan berusaha untuk bangkit.

"Tapi..."

Hah?

"Di luar sini bukanlah dunia luar," kata onii-chan, "ini tetap di dalam tapi kita berada di lantai yang paling dasar."

"Kalau begitu aku akan menghancurkan tembok yang lainnya," kataku.

"Jangan sugu, kau sudah kelelahan, mengaktifkan DNA mu sudah menguras banyak tenaga," cegah onii-chan.

"Hei! Kalian! Lihatlah apa yang ada di sini!" Panggil Daniel.

"Apa yang... labirin?!" Ujarku terkejut.

Di hadapan kami adalah sebuah labirin yang besarnya sepuluh kali lipat rintangan yang sudah kami hadapi.

"Kita harus melewatinya? Ahaha apa kita tidak bisa menunggu kekuatanku pulih dan menghancurkan tembok yang lainnya?" Gurauku.

Tak ada yang tertawa. Aku tahu, aku salah bercanda di saat yang tidak tepat.

"Sebenarnya itu bukan ide yang buruk,"

Eh?

Daniel melanjutkan, "akan tetapi kalau kau tidak segera pulih maka kita akan disantap olehnya!!!"

Daniel menunjuk ke arah luar. Ada seekor singa jantan berwarna biru yang menghadang di jalan dan menyeringai.

Oh tidak. Tidak lagi.

Hai... lama ngga ketemu readers, jangan bosen ama cerita ini ya. Jangan kayak Authornya #eh
—YuukiNaura—

ESCAPE - It Just BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang